Pasukan Haftar Libya Klaim Kuasai Kota Pesisir Sirte
A
A
A
BENGHAZI - Pasukan yang setia pada komandan Khalifa Haftar mengklaim menguasai kota pesisir Sirte setelah operasi cepat didukung serangan udara.
Menguasai Sirte akan menjadi keuntungan penting bagi Haftar yang sejak April melancarkan serangan militer di ibu kota Libya, Tripoli, yang masih dikontrol Pemerintahan Persetujuan Nasional (GNA).
Sirte terletak di tengah pantai Mediterania Libya dan dikontrol pasukan GNA setelah militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terusir dari kota itu dengan bantuan serangan udara Amerika Serikat (AS) pada akhir 2016.
Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Haftar menyatakan telah menguasai wilayah sekitar Sirte, termasuk pangkalan udara al-Qardabiya sebelum bergerak masuk ke pusat kota itu.
"Panglima tertinggi memutuskan dengan perencanaan yang baik, serangan pendahuluan dan dalam waktu kurang dari tiga jam kami berada di jantung Sirte," papar juru bicara LNA Ahmed al-Mismari.
"Ini operasi cepat dan tiba-tiba," kata dia yang menambahkan, operasi ini didahului beberapa jam serangan udara.
Sumber militer LNA menjelaskan, pasukan dari kota Misrata telah mundur. Misrata memimpin kampanye melawan ISIS dan sumber utama kekuatan militer GNA.
"Kami dapat melihat konvoi LNA di dalam kota Sirte. Mereka mengontrol sebagian besar kota sekarang. Kami juga mendengar bunyi tembakan," ungkap warga di pusat kota Sirte pada Reuters.
Langkah LNA itu dilakukan saat Turki bersiap mengirim penasehat dan pakar militer ke Libya untuk membantu GNA. Kini semakin banyak pihak asing terlibat dalam konflik Libya.
Menguasai Sirte akan menjadi keuntungan penting bagi Haftar yang sejak April melancarkan serangan militer di ibu kota Libya, Tripoli, yang masih dikontrol Pemerintahan Persetujuan Nasional (GNA).
Sirte terletak di tengah pantai Mediterania Libya dan dikontrol pasukan GNA setelah militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terusir dari kota itu dengan bantuan serangan udara Amerika Serikat (AS) pada akhir 2016.
Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Haftar menyatakan telah menguasai wilayah sekitar Sirte, termasuk pangkalan udara al-Qardabiya sebelum bergerak masuk ke pusat kota itu.
"Panglima tertinggi memutuskan dengan perencanaan yang baik, serangan pendahuluan dan dalam waktu kurang dari tiga jam kami berada di jantung Sirte," papar juru bicara LNA Ahmed al-Mismari.
"Ini operasi cepat dan tiba-tiba," kata dia yang menambahkan, operasi ini didahului beberapa jam serangan udara.
Sumber militer LNA menjelaskan, pasukan dari kota Misrata telah mundur. Misrata memimpin kampanye melawan ISIS dan sumber utama kekuatan militer GNA.
"Kami dapat melihat konvoi LNA di dalam kota Sirte. Mereka mengontrol sebagian besar kota sekarang. Kami juga mendengar bunyi tembakan," ungkap warga di pusat kota Sirte pada Reuters.
Langkah LNA itu dilakukan saat Turki bersiap mengirim penasehat dan pakar militer ke Libya untuk membantu GNA. Kini semakin banyak pihak asing terlibat dalam konflik Libya.
(sfn)