28 Tewas Dalam Serangan di Akademi Militer Libya
A
A
A
TRIPOLI - Setidaknya 28 orang tewas dalam serangan terhadap Akademi Militer di ibukota Libya, Tripoli, Sabtu (4/1) malam. Tripoli, yang berada di bawah kendali Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui secara internasional, menghadapi serangan yang dilancarkan kubu komandan militer Tentara Nasional Libya (LNA) Khalifa Haftar
Pasukan yang bersekutu dengan GNA menggambarkan serangan Sabtu malam di kamp militer di Al-Hadhba itu sebagai "pemboman udara" yang diluncurkan oleh saingan mereka di timur. Namun, seorang juru bicara LNA membantah terlibat dalam serangan tersebut.
“Jumlah korban tewas dan terluka masih meningkat,” kata Menteri Kesehatan GNA, Hamid bin Omar kepada Reuters melalui sambungan telepon.
Sementara Juru bicara layanan ambulans Tripoli, Osama Ali mengatakan, beberapa bagian tubuh tidak dapat segera dihitung oleh para ahli forensik. Sebelumnya, layanan ambulans meminta gencatan senjata sementara untuk memungkinkan anggotanya mengambil mayat lima warga sipil yang tewas di daerah As Sidra Road, selatan Tripoli tengah dan mengevakuasi keluarga yang tinggal di sana.
Namun, Tim darurat mengundurkan diri setelah diserang ketika tengah mencoba mengakses daerah itu pada hari Sabtu, tambahnya.
Dalam beberapa pekan terakhir telah terjadi peningkatan serangan udara dan penembakan di sekitar Tripoli. Sejumlah pihak khawatir pertempuran dapat meningkat lebih lanjut setelah parlemen Turki memilih untuk memungkinkan penempatan pasukan untuk mendukung GNA.
Pasukan yang bersekutu dengan GNA menggambarkan serangan Sabtu malam di kamp militer di Al-Hadhba itu sebagai "pemboman udara" yang diluncurkan oleh saingan mereka di timur. Namun, seorang juru bicara LNA membantah terlibat dalam serangan tersebut.
“Jumlah korban tewas dan terluka masih meningkat,” kata Menteri Kesehatan GNA, Hamid bin Omar kepada Reuters melalui sambungan telepon.
Sementara Juru bicara layanan ambulans Tripoli, Osama Ali mengatakan, beberapa bagian tubuh tidak dapat segera dihitung oleh para ahli forensik. Sebelumnya, layanan ambulans meminta gencatan senjata sementara untuk memungkinkan anggotanya mengambil mayat lima warga sipil yang tewas di daerah As Sidra Road, selatan Tripoli tengah dan mengevakuasi keluarga yang tinggal di sana.
Namun, Tim darurat mengundurkan diri setelah diserang ketika tengah mencoba mengakses daerah itu pada hari Sabtu, tambahnya.
Dalam beberapa pekan terakhir telah terjadi peningkatan serangan udara dan penembakan di sekitar Tripoli. Sejumlah pihak khawatir pertempuran dapat meningkat lebih lanjut setelah parlemen Turki memilih untuk memungkinkan penempatan pasukan untuk mendukung GNA.
(esn)