Arkeolog Israel Kaget Temukan Dinar Emas Era Khalifah Harun al-Rasyid
A
A
A
TEL AVIV - Para arkeolog Israel menemukan dinar-dinar emas era Khalifah Harun al-Rasyid. Temuan itu mengejutkan mereka karena koin-koin itu tersentuh kulit manusia untuk pertama kalinya setelah 1.200 tahun.
Harun al-Rasyid adalah pemimpin Islam pada era Kekhalifahan atau Dinasti Abbasiyah pada abad ke-9 Masehi. Khalifah ini dikenal dalam berbagai cerita sufi Islam bersama tokoh yang dikenal sebagai Abu Nawas.
Dinar emas itu ditemukan selama penggalian para arkeolog di Yavne, di Israel tengah, pekan lalu.
Para arkeolog yang menggali area manufaktur kuno yang aktif selama ratusan tahun terkejut menemukan gundukan tanah liat kecil yang berisi koin-koin emas dari abad ke-9 Masehi. Para peneliti saat ini berpikir bahwa harta karun itu kemungkinan milik tukang tembikar.
"Tiba-tiba saya mendengar teriakan," kata Liat Nadav-Ziv, yang mengarahkan penggalian bersama Dr Eli Haddad dari Otoritas Purbakala Israel (IAA).
"Saya keluar dan melihat Mark Mullokandov, seorang arkeolog veteran IAA, berlari menuju kamp, semua bersemangat. Kami mengikutinya dan terkejut melihat harta karun itu," katanya, seperti dikutip dari Israel Hayom, kemarin.
Robert Cole, seorang pakar numismatik IAA, mencermati detail koin-koin emas itu. Dari pemeriksaan awal menunjukkan bahwa koin-koin tersebut berasal dari awal Kekhalifahan Abbasiyah pada abad ke-9. Koin-koin itu termasuk satu dinar emas era Khalifah Harun al-Rasyid.
"Makam (gundukan tanah) itu berisi koin yang jarang kita lihat di Israel. Itu dinar emas dari dinasti Aghlabid—yang memerintah Afrika Utara atas nama khalifah Abbasiyah di Baghdad. Ini tidak diragukan lagi hadiah Hanukkah bagi kita," kata Cole.
Penemuan lain di penggalian, yang terletak di sebelah tenggara Tel Yavne, termasuk "bidang tungku" yang beroperasi sekitar akhir era Bizantium dan era awal Islam, dari abad ke-7 Masehi hingga abad ke-9 Masehi.
Tungku ini digunakan untuk membuat kendi, panci masak, dan mangkuk, yang semuanya untuk dijual secara komersial. Koin emas ditemukan di dalam kendi kecil yang terletak di mulut salah satu tungku. Para arkeolog berpikir mereka mungkin telah membayar untuk salah satu tembikar, yang menggunakan kendi sebagai mesin kasir pribadinya.
Di sisi lain situs Tel Yavne, penggalian telah mengungkap sisa-sisa fasilitas industri besar yang berasal dari Era Persia (abad ke-5 hingga abad ke-4 Sebelum Masehi) yang tampaknya digunakan untuk membuat anggur.
Haddad menjelaskan bahwa pemeriksaan awal terhadap temuan itu mengungkapkan jejak biji anggur. "Ukuran kompartemen dan jumlah kompartemen menunjukkan bahwa anggur diproduksi dalam jumlah komersial, jauh lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan lokal penduduk Yavne kuno," katanya.
Otoritas Purbakala Israel sedang melakukan penggalian di Yavne sebagai bagian dari persiapan untuk meletakkan dasar bagi lingkungan perumahan baru.
Harun al-Rasyid adalah pemimpin Islam pada era Kekhalifahan atau Dinasti Abbasiyah pada abad ke-9 Masehi. Khalifah ini dikenal dalam berbagai cerita sufi Islam bersama tokoh yang dikenal sebagai Abu Nawas.
Dinar emas itu ditemukan selama penggalian para arkeolog di Yavne, di Israel tengah, pekan lalu.
Para arkeolog yang menggali area manufaktur kuno yang aktif selama ratusan tahun terkejut menemukan gundukan tanah liat kecil yang berisi koin-koin emas dari abad ke-9 Masehi. Para peneliti saat ini berpikir bahwa harta karun itu kemungkinan milik tukang tembikar.
"Tiba-tiba saya mendengar teriakan," kata Liat Nadav-Ziv, yang mengarahkan penggalian bersama Dr Eli Haddad dari Otoritas Purbakala Israel (IAA).
"Saya keluar dan melihat Mark Mullokandov, seorang arkeolog veteran IAA, berlari menuju kamp, semua bersemangat. Kami mengikutinya dan terkejut melihat harta karun itu," katanya, seperti dikutip dari Israel Hayom, kemarin.
Robert Cole, seorang pakar numismatik IAA, mencermati detail koin-koin emas itu. Dari pemeriksaan awal menunjukkan bahwa koin-koin tersebut berasal dari awal Kekhalifahan Abbasiyah pada abad ke-9. Koin-koin itu termasuk satu dinar emas era Khalifah Harun al-Rasyid.
"Makam (gundukan tanah) itu berisi koin yang jarang kita lihat di Israel. Itu dinar emas dari dinasti Aghlabid—yang memerintah Afrika Utara atas nama khalifah Abbasiyah di Baghdad. Ini tidak diragukan lagi hadiah Hanukkah bagi kita," kata Cole.
Penemuan lain di penggalian, yang terletak di sebelah tenggara Tel Yavne, termasuk "bidang tungku" yang beroperasi sekitar akhir era Bizantium dan era awal Islam, dari abad ke-7 Masehi hingga abad ke-9 Masehi.
Tungku ini digunakan untuk membuat kendi, panci masak, dan mangkuk, yang semuanya untuk dijual secara komersial. Koin emas ditemukan di dalam kendi kecil yang terletak di mulut salah satu tungku. Para arkeolog berpikir mereka mungkin telah membayar untuk salah satu tembikar, yang menggunakan kendi sebagai mesin kasir pribadinya.
Di sisi lain situs Tel Yavne, penggalian telah mengungkap sisa-sisa fasilitas industri besar yang berasal dari Era Persia (abad ke-5 hingga abad ke-4 Sebelum Masehi) yang tampaknya digunakan untuk membuat anggur.
Haddad menjelaskan bahwa pemeriksaan awal terhadap temuan itu mengungkapkan jejak biji anggur. "Ukuran kompartemen dan jumlah kompartemen menunjukkan bahwa anggur diproduksi dalam jumlah komersial, jauh lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan lokal penduduk Yavne kuno," katanya.
Otoritas Purbakala Israel sedang melakukan penggalian di Yavne sebagai bagian dari persiapan untuk meletakkan dasar bagi lingkungan perumahan baru.
(mas)