Apakah Druze Termasuk Islam? Simak Penjelasan Lengkapnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Druze adalah salah satu sekte keagamaan kecil yang menempati beberapa wilayah di Timur Tengah, seperti Israel, Suriah, dan Lebanon. Karena komunitasnya yang kecil, membuat banyak orang belum mengetahui ajaran apa yang diterapkan.
Druze di wilayah Israel dikenal sebagai komunitas yang aktif dalam kehidupan publik, menurut Pew Research Center. Mereka berjumlah sekitar 2% dari populasi negara tersebut dan sebagian besar tinggal di wilayah utara Galilea, Carmel, dan Dataran Tinggi Golan—wilayah Suriah yang diduduki Zionis Israel.
Dikutip dari Britannica, Druze adalah sekte keagamaan kecil yang dicirikan oleh sistem doktrin yang eklektik dan oleh kohesi dan loyalitas di antara para anggotanya.
Jumlah penganut Druze lebih dari 1.000.000 jiwa pada awal abad ke-21. Karena merupakan komunitas agama yang berada di Timur Tengah, cukup banyak ajaran mereka yang berkaitan dengan Islam.
Meski begitu, apakah mereka bisa dikatakan sebagai salah satu kelompok agama Islam sama halnya Sunni dan Syiah? Perlu dicatat jika Islam telah dengan tegas membatasi mana yang memang Islam dan mana yang bukan dalam ajarannya.
Dilansir dari Harvard Divinity School, Druze mengikuti cabang Syiah Ismailiyah. Para pengikutnya menekankan monoteisme Abrahamik tetapi menganggap agama tersebut terpisah dari Islam.
Nama Druze berasal dari seorang misionaris Ismailiyah dari Persia yang tinggal di Kairo Fatimiyah bernama Muhammad al-Darazi, dan disebarkan oleh Hamza ibn Ali.
Banyak hal yang membuat Druze kurang lebih terlihat sama seperti Islam, seperti percaya pada lima utusan ilahi, nabi-nabi Abraham termasuk Yesus dan Muhammad, dan “nabi-nabi kecil” termasuk Ali Ibn Abi Talib.
Tidak hanya itu, mereka juga menjunjung sejumlah filsuf dan orang berpengaruh lainnya termasuk Socrates, Plato, Aristoteles, dan Alexander Agung.
Komunitas ini secara historis tertutup bagi orang luar. Mereka juga sangat jarang menikah dengan penganut agama lain.
Druze di wilayah Israel dikenal sebagai komunitas yang aktif dalam kehidupan publik, menurut Pew Research Center. Mereka berjumlah sekitar 2% dari populasi negara tersebut dan sebagian besar tinggal di wilayah utara Galilea, Carmel, dan Dataran Tinggi Golan—wilayah Suriah yang diduduki Zionis Israel.
Dikutip dari Britannica, Druze adalah sekte keagamaan kecil yang dicirikan oleh sistem doktrin yang eklektik dan oleh kohesi dan loyalitas di antara para anggotanya.
Jumlah penganut Druze lebih dari 1.000.000 jiwa pada awal abad ke-21. Karena merupakan komunitas agama yang berada di Timur Tengah, cukup banyak ajaran mereka yang berkaitan dengan Islam.
Meski begitu, apakah mereka bisa dikatakan sebagai salah satu kelompok agama Islam sama halnya Sunni dan Syiah? Perlu dicatat jika Islam telah dengan tegas membatasi mana yang memang Islam dan mana yang bukan dalam ajarannya.
Apakah Druze Termasuk Islam?
Dilansir dari Harvard Divinity School, Druze mengikuti cabang Syiah Ismailiyah. Para pengikutnya menekankan monoteisme Abrahamik tetapi menganggap agama tersebut terpisah dari Islam.
Nama Druze berasal dari seorang misionaris Ismailiyah dari Persia yang tinggal di Kairo Fatimiyah bernama Muhammad al-Darazi, dan disebarkan oleh Hamza ibn Ali.
Banyak hal yang membuat Druze kurang lebih terlihat sama seperti Islam, seperti percaya pada lima utusan ilahi, nabi-nabi Abraham termasuk Yesus dan Muhammad, dan “nabi-nabi kecil” termasuk Ali Ibn Abi Talib.
Tidak hanya itu, mereka juga menjunjung sejumlah filsuf dan orang berpengaruh lainnya termasuk Socrates, Plato, Aristoteles, dan Alexander Agung.
Komunitas ini secara historis tertutup bagi orang luar. Mereka juga sangat jarang menikah dengan penganut agama lain.