Siswi 13 Tahun Ini Meninggal usai Melahirkan Bayi Ayahnya
A
A
A
BRASILIA - Seorang siswi berusia 13 tahun di Brazil mengalami pelecehan seksual oleh ayah kandungnya sejak usia sembilan tahun. Dia meninggal dunia saat melahirkan bayi hasil skandal itu sebelum Natal.
Korban dengan inisial LK dilarikan ke rumah sakit setelah menderita sakit perut yang parah. Menurut polisi, dokter baru menyadari bahwa siswi itu sedang hamil tujuh bulan.
Dia juga didiagnosis dengan anemia akut. Dia melahirkan bayi laki-laki prematur. Sang bayi terlahir selamat setelah persalinannya diinduksi.
Setelah melahirkan, kondisi kesehatan siswi itu memburuk. Hasil tes medis mengungkapkan dia mengalami sejumlah komplikasi termasuk tekanan darah rendah, sirosis hati dan ada kandungan air pada paru-paru.
LK akhirnya diterbangkan ke rumah sakit spesialis di Manaus yang berjarak 225 mil (363km). Dia meninggal dunia ketika dalam perjalanan.
Polisi setempat mengatakan ayahnya, Tome Faba, 36, telah melecehkan siswi itu secara seksual selama empat tahun. Polisi mengeluarkan surat perintah penangkapannya setelah Faba melarikan diri.
Dia ditangkap di Coari seminggu kemudian dan muncul di pengadilan atas tuduhan penganiayaan anak dan pembunuhan.
Keluarga Faba yang ketakutan, yang tinggal di pinggiran Coari, mengklaim mereka tidak mengetahui tentang pelecehan seksual tersebut.
"Remaja itu tinggal bersama orangtuanya di daerah pedesaan di luar kota," kata Kepala Polisi Coari, José Barradas, dalam konferensi pers kemarin, seperti dikutip dari Mirror, Selasa (31/12/2019).
"Dia (korban) tidak menyadari, sampai dua bulan lalu ketika dia mulai merasakan sakit di perutnya, bahwa dia hamil lima bulan," ujar Barradas.
"Luana mengklaim dia diperintahkan untuk pergi memancing bersama ayahnya dan diduga diperkosa olehnya saat di sana," paparnya.
Seorang kerabat LK, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan korban adalah anak sekolah yang tidak bersalah dan seorang yang belum dewasa, yang merahasiakan pelecehan itu karena dia trauma.
Ketika tubuh siswi itu sedikit mulai berubah, kerabat menjadi curiga bahwa dia hamil dan kebenaran terungkap.
Ketika korban dibujuk oleh seorang bibi untuk mengungkapkan siapa ayah dari bayinya, ibu siswi itu menolak untuk mempercayainya.
Barradas mengatakan Faba mengancam akan membunuh putrinya jika dia memberi tahu siapa pun tentang pelecehan tersebut.
"Anggota keluarga mencoba masuk dan melindungi anak itu dengan layanan sosial," ujarnya.
"Mereka melaporkan pelecehan kepada polisi dan surat perintah dikeluarkan untuk penangkapan Tome (Faba) tetapi sebelum (surat perintah) itu bisa dieksekusi, kesehatan Luana memburuk dan dia meninggal tak lama setelah melahirkan," paparnya.
Bayi yang dilahirkan itu diizinkan untuk tinggal bersama keluarga LK. Kasus ini telah menyebabkan kemarahan di masyarakat, di mana protes besar muncul di luar pengadilan selama Faba dihadirkan dalam sidang.
Korban dengan inisial LK dilarikan ke rumah sakit setelah menderita sakit perut yang parah. Menurut polisi, dokter baru menyadari bahwa siswi itu sedang hamil tujuh bulan.
Dia juga didiagnosis dengan anemia akut. Dia melahirkan bayi laki-laki prematur. Sang bayi terlahir selamat setelah persalinannya diinduksi.
Setelah melahirkan, kondisi kesehatan siswi itu memburuk. Hasil tes medis mengungkapkan dia mengalami sejumlah komplikasi termasuk tekanan darah rendah, sirosis hati dan ada kandungan air pada paru-paru.
LK akhirnya diterbangkan ke rumah sakit spesialis di Manaus yang berjarak 225 mil (363km). Dia meninggal dunia ketika dalam perjalanan.
Polisi setempat mengatakan ayahnya, Tome Faba, 36, telah melecehkan siswi itu secara seksual selama empat tahun. Polisi mengeluarkan surat perintah penangkapannya setelah Faba melarikan diri.
Dia ditangkap di Coari seminggu kemudian dan muncul di pengadilan atas tuduhan penganiayaan anak dan pembunuhan.
Keluarga Faba yang ketakutan, yang tinggal di pinggiran Coari, mengklaim mereka tidak mengetahui tentang pelecehan seksual tersebut.
"Remaja itu tinggal bersama orangtuanya di daerah pedesaan di luar kota," kata Kepala Polisi Coari, José Barradas, dalam konferensi pers kemarin, seperti dikutip dari Mirror, Selasa (31/12/2019).
"Dia (korban) tidak menyadari, sampai dua bulan lalu ketika dia mulai merasakan sakit di perutnya, bahwa dia hamil lima bulan," ujar Barradas.
"Luana mengklaim dia diperintahkan untuk pergi memancing bersama ayahnya dan diduga diperkosa olehnya saat di sana," paparnya.
Seorang kerabat LK, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan korban adalah anak sekolah yang tidak bersalah dan seorang yang belum dewasa, yang merahasiakan pelecehan itu karena dia trauma.
Ketika tubuh siswi itu sedikit mulai berubah, kerabat menjadi curiga bahwa dia hamil dan kebenaran terungkap.
Ketika korban dibujuk oleh seorang bibi untuk mengungkapkan siapa ayah dari bayinya, ibu siswi itu menolak untuk mempercayainya.
Barradas mengatakan Faba mengancam akan membunuh putrinya jika dia memberi tahu siapa pun tentang pelecehan tersebut.
"Anggota keluarga mencoba masuk dan melindungi anak itu dengan layanan sosial," ujarnya.
"Mereka melaporkan pelecehan kepada polisi dan surat perintah dikeluarkan untuk penangkapan Tome (Faba) tetapi sebelum (surat perintah) itu bisa dieksekusi, kesehatan Luana memburuk dan dia meninggal tak lama setelah melahirkan," paparnya.
Bayi yang dilahirkan itu diizinkan untuk tinggal bersama keluarga LK. Kasus ini telah menyebabkan kemarahan di masyarakat, di mana protes besar muncul di luar pengadilan selama Faba dihadirkan dalam sidang.
(mas)