Paus Fransiskus Bela Migran, Serukan Perdamaian dalam Pesan Natal

Kamis, 26 Desember 2019 - 02:30 WIB
Paus Fransiskus Bela Migran, Serukan Perdamaian dalam Pesan Natal
Paus Fransiskus Bela Migran, Serukan Perdamaian dalam Pesan Natal
A A A
VATIKAN - Paus Fransiskus menyeru dunia membiarkan cahaya Natal menembus kegelapan di hati manusia yang membawa pada persekusi relijius, ketidakadilan sosial, konflik bersenjata dan ketakutan para migran.

Dalam pesan Hari Natal "Urbi et Orbi" (untuk kota dan dunia), Paus berusia 83 tahun itu menyerukan perdamaian di Tanah Suci, Suriah, Lebanon, Yaman, Irak, Venezuela, Ukraina dan beberapa negara Afrika yang terlibat konflik.

Saat pidato di depan puluhan ribu orang di Lapangan St Peter dan jutaan orang menonton atau mendengar di penjuru dunia, dia menyatakan perubahan dimulai di hati setiap individu.

"Ada kegelapan dalam hati manusia, namun terang Kristus masih yang terbesar," papar Paus Fransiskus saat dia menandai Natal ketujuh dalam kepausannya.

"Ada kegelapan dalam pribadi, hubungan keluarga dan sosial, namun cahaya Kristus lebih besar. Ada kegelapan dalam konflik ekonomi, geopolitik dan ekologi, namun yang terbesar masih cahaya Kristus," tutur Paus, dilansir Reuters.

Dia juga menyebut persekusi terhadap umat Kristiani oleh para militan di Burkina Faso, Mali, Niger dan Nigeria. Paus berdoa agar Tuhan menghibur mereka yang menderita karena keyakinannya.

Fransiskus yang sering membela para pengungsi dan migran, mengkhususkan pidatonya pada penderitaan mereka.

"Ini ketidakadilan yang membuat mereka melintasi gurun dan lautan yang menjadi pemakaman. Ini ketidakadilan yang memaksa mereka untuk mengalami berbagai bentuk pelecehan yang tak terkatakan, perbudakan dalam setiap jenis dan penyiksaan di kamp-kamp penahanan yang tak berperikemanusiaan," tutur Fransiskus.

Bulan ini, Fransiskus menyerukan penutupan kamp penahanan migran di Libya. "Ini ketidakadilan yang membuat mereka menjauh dari tempat yang mungkin mereka harapkan untuk hidup bermartabat, tapi justru menemukan diri mereka di depan tembok ketidakpedulian," papar Paus.

Fransiskus menyatakan meski ada banyak masalah besar di dunia, orang-orang tidak harus melihat terlalu jauh untuk membenahi ketidakadilan. Mereka dapat membuat perbedaan dalam komunitas mereka sendiri sebagai awal untuk menyembuhkan penderitaan umat manusia.
(sfn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6224 seconds (0.1#10.140)
pixels