Bungkam Terhadap Nasib Rohingya, Gambia Kecam Suu Kyi

Jum'at, 13 Desember 2019 - 01:40 WIB
Bungkam Terhadap Nasib...
Bungkam Terhadap Nasib Rohingya, Gambia Kecam Suu Kyi
A A A
DEN HAAG - Gambia mengecam Aung San Suu Kyi yang memilih bungkam atas nasib buruk Muslim Rohingya setelah peraih Nobel Perdamaian itu membela Myanmar terhadap tuduhan genosida di Pengadilan Internasional.

Pengacara untuk negara Afrika itu mengatakan argumen Suu Kyi bahwa tindakan keran militer Myanmar tahun 2017 adalah operasi pembersihan yang menargetkan gerilyawan mengabaikan tuduhan yang tersebar luas tentang pembunuhan massal, pemerkosaan dan deportasi paksa.

"Nyonya wakil, kesunyian Anda jauh melebihi kata-kata Anda," kata pengacara Gambia Philippe Sands di Pengadilan Internasional, merujuk pada Suu Kyi, yang secara resmi bertindak sebagai perwakilan Myanmar dalam kasus ini.

"Kata 'pemerkosaan' tidak pernah melewati bibir wakil," tambah Sands, ketika Suu Kyi duduk dengan tenang di ruang sidang, mengenakan pakaian tradisional Myanmar dan bunga di rambutnya seperti dilansir dari AFP, Jumat (13/12/2019).

Gambia menyeret Myanmar ke Pengadilan Internasional di Den Haag, Belanda, dengan tuduhan telah melanggar konvensi genosida PBB tahun 1948 dan mengusahakan langkah-langkah darurat untuk melindungi Rohingya.

Pernah dianggap sebagai ikon hak-hak asasi manusia internasional saat menghadapai junta militer Myanmar yang brutal, reputasi Suu Kyi telah ternoda oleh keputusannya untuk berpihak kepada militer dalam krisis Rohingya.

Ia menggunakan penampilan dramatis di Pengadilan Internasional untuk mengatakan tidak ada "niat genosida" di belakang operasi yang menyebabkan sekitar 740 ribu etnis Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.

Suu Kyi membela tindakan Myanmar dengan mengatakan pihaknya menghadapi "konflik internal" dan militer melakukan "operasi pembersihan" setelah serangan oleh militan Rohingya pada Agustus 2017. (Baca: Suu Kyi Bantah Tudingan Genosida Rohingya )

Tetapi Paul Reichler, seorang pengacara Gambia lainnya, mengatakan bahwa mereka yang tewas termasuk bayi-bayi yang dipukuli sampai mati atau diambil dari tangan ibu mereka dan dibuang ke sungai untuk ditenggelamkan.

"Berapa banyak dari mereka yang merupakan teroris?" tanya Reichler.

"Konflik bersenjata tidak pernah bisa menjadi alasan untuk genosida," tegasnya.

Pengacara itu mengatakan Suu Kyi juga gagal membantah kesimpulan investigasi PBB 2018 yang menemukan bahwa genosida telah dilakukan Myanmar terhadap Rohingya.

"Apa yang paling mencolok adalah apa yang tidak disangkal Myanmar," kata Reichler.

Suu Kyi diperkirakan akan memberikan pidato penutup pada Kamis malam waktu setempat.

Keputusan tentang langkah-langkah ini bisa memakan waktu berbulan-bulan, sementara keputusan akhir jika Pengadilan Internasional memutuskan untuk mengambil kasus secara penuh bisa memakan waktu bertahun-tahun.
(ian)
Berita Terkait
Sebut Tentaranya Diancam,...
Sebut Tentaranya Diancam, Myanmar Bantah Pengakuan Kekejaman Rohingya
Pengakuan Tentara Myanmar...
Pengakuan Tentara Myanmar Soal Pembantaian Rohingya: Bunuh Mereka Semua
Pendekatan Rasional...
Pendekatan Rasional terhadap Krisis Rohingya
Agama Warga Negara Bagian...
Agama Warga Negara Bagian Rakhine Myanmar dan Persentasenya
1.600 Rohingya Dipindah...
1.600 Rohingya Dipindah ke Pulau Terpencil, Ada yang Mengaku Dipaksa
India Deportasi Lebih...
India Deportasi Lebih dari 150 Pengungsi Rohingya ke Myanmar
Berita Terkini
Trump dan Zelensky Bertemu...
Trump dan Zelensky Bertemu selama 15 Menit di Sela-sela Pemakaman Paus Fransikus
18 menit yang lalu
Ledakan Besar Guncang...
Ledakan Besar Guncang Pelabuhan Bandar Abbas di Iran, Apakah Mossad Terlibat?
1 jam yang lalu
3 Negara yang Tak Hadiri...
3 Negara yang Tak Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, Mana Saja Itu?
2 jam yang lalu
Jenderal Rusia Tewas...
Jenderal Rusia Tewas dalam Ledakan Bom Mobil, Kremlin Tebar Ancaman
3 jam yang lalu
Dunia Tak Baik-baik...
Dunia Tak Baik-baik Saja, Diplomasi Spontan Menggema pada Pemakaman Paus Fransiskus
4 jam yang lalu
Dokumen CIA 1993 Prediksi...
Dokumen CIA 1993 Prediksi Siapa Pemenang dalam Perang India dan Pakistan
4 jam yang lalu
Infografis
AS Luncurkan Serangan...
AS Luncurkan Serangan Militer Dahsyat terhadap Houthi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved