Pemerintah China: Kualitas Hidup Warga Uighur Makin Baik

Selasa, 10 Desember 2019 - 07:12 WIB
Pemerintah China: Kualitas Hidup Warga Uighur Makin Baik
Pemerintah China: Kualitas Hidup Warga Uighur Makin Baik
A A A
BEIJING - Pemerintah China menegaskan semua warga Uighur yang ditahan di kamp penahanan telah dibebaskan. Klaim tersebut setelah dunia internasional mengkritik kebijakan penahan warga minoritas dan laporan tentang “pencucian otak”. Kepala Pemerintahan Regional Shohrat Zakir mengungkapkantahanan yang dibebaskan memiliki kehidupan yang lebih baik.

“Orang yang ditahan di kamp pendidikan kini telah lulus,”ujarnya dilansir BBC. Namun, klaim Zakir tersebut belum bisa dikonfirmasi kepada pihak lain. Sebelumnya kelompok pemerhati hak asasi manusia mengungkapkan kamp penahanan itu dijalankan seperti penjara dengan keamanan super ketat. Beijing membantah tudingan tersebut. Tapi, fakta dari dokumen yang bocor menunjukkan bagaimana proses perlakuan dan indoktrinasi yang dijalankan di kamp tersebut.

“Semua orang di kamp penahan telah selesai menjalani pelatihan dan akan membantu pemerintah. Mereka memiliki pekerjaan yang stabil dan memiliki kualitas kehidupan yang meningkat,” papar Zakir kepada reporter di Beijing, kemarin. Dia menjelaskan, di masa epan, pelatihan berdasarkan keinginan masyarakat memberikan kesempatan kepada warga untuk bebas datang dan pergi.

Zakir membantah kalau konferensi per tersebut sebagai upaya untuk membantah kalau kamp pelatihan tersebut untuk memerangi ekstrimisme di Xinjiang. “Kita hidup dengan berbagai kelompok etnik di Xinjiang dan terancam dengan serius,” ujarnya. Dia mengungkapkan, masyarakat Xinjiang kini berkembang dan warganya dengan beragam etnik bisa hidup dan bekerja dengan damai. “AS tidak senang dengan kondisi tersebut dan selalu menyerang Xinjiang,” ujarnya.

Namun, pandangan kelompok pemerhati HAM tetap berkeyakinan bahwa banyak bukti tentang tindakan represif yang dilakukan China di kamp penahanan Xinjiang. “Kamp penahanan sebagai upaya untuk membesarkan generasi baru yang hilang dari akar aslinya, kepercayaan agama, dan bahasa aslinya,” ujar peneliti asal Jerman, Adrian Zenz. Dia mengungkapkan, kamp penahanan itu sebagai bukti genosida budaya.

Sebelumnya, Pemerintah China melakukan pencucian otak dan tindakan represif di kamp penahanan warga Uighur di Xinjiang. Itu terungkap dalam dokumen rahasia Pemerintah China dibongkar ke publik oleh Konsorsium Internasional Jurnalis Investigatif (ICIJ) yang dilaporkan The New York Times.

Laporan rahasia itu mengungkapkan detail bagaimana proses pencucian otak dan tindakan represif Pemerintah China terhadap warga minoritas Uighur. Sebelumnya para pakar dan aktivis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan sekitar 1 juta warga Uighur ditahan di kamp di Xinjiang.

Melansir Reuters, ICIJ mendapatkan daftar panduan penanganan tahanan di kamp Xinjiang termasuk instruksi bagaimana mencegah warga melarikan diri, memelihara kerahasiaan keberadaan kamp, indoktrinasi tahanan, dan kapan membiarkan tahanan bertemu keluarga atau menggunakan toilet. Dokumen lain yang didapatkan juga berisi laporan intelijen yang menunjukkan bagaimana polisi menggunakan kumpulan data dan analsisi dengan kecerdasan buatan untuk memiliki warga Xinjiang yang ditahan.

Dokumen berjudul "The China Cables", terdapat memo sembilan halaman yang dikirim pada 2017 oleh Zhu Hailun, yang saat itu menjabat wakil sekretaris Partai Komunis Xinjiang dan merupakan pejabat keamanan tertinggi di kawasan tersebut, kepada para pengelola kamp. Instruksi tersebut menyatakan kamp-kamp harus dijalankan sebagai penjara dengan keamanan tinggi, dengan disiplin ketat, hukuman, dan tidak ada yang boleh keluar.

Dokumen-dokumen rahasia itu mengungkapkan cara pengelola kamp memantau dan mengendalikan setiap aspek kehidupan tahanan. "Para siswa harus memiliki posisi tempat tidur tetap, posisi antrean tetap, kursi kelas tetap, dan posisi yang tetap selama pekerjaan keterampilan, dan ini sangat dilarang untuk diubah,” demikian bunyi dokumen tersebut.

Dokumen itu juga menjelaskan tentang aturan perilaku dan aturan disiplin untuk bangun, absensi, mencuci, pergi ke toilet, menata dan membereskan kamar, makan, belajar, tidur, menutup pintu dan sebagainya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8186 seconds (0.1#10.140)