Pakar: 6 Tahun ke Depan China akan Berperang dengan Dunia

Minggu, 10 Oktober 2021 - 05:00 WIB
loading...
Pakar: 6 Tahun ke Depan...
Ilustrasi
A A A
CANBERRA - Sejumlah pakar mengatakan bahwa China akan berperang dengan dunia dalam kurun 6 tahun ke depan. Para pakar juga menunjukan sejumlah masalah yang bisa menjadi pemicu perang, salah satunya adalah Taiwan .

Oriana Skylar Mastro dari Freeman Spogli Institute for International Studies, Stanford University, mengatakan, konflik antara China dan dunia mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat. “Saya tidak berpikir itu (konflik) tahun ini. Tapi, saya rasa pasti dalam 6 sampai 7 tahun ke depan,” ucapnya, seperti dilansir News.com.au, Sabtu (9/10).



China, jelas Mastro, maju di semua lini, baik itu secara teritorial, secara ekonomi dan juga secara diplomatis. Tetapi, dia mengatakan, China juga memiliki prioritas.

“Banyak orang berpendapat bahwa orang China lebih suka zona abu-abu, pemaksaan, perang politik, semua hal semacam itu. Dan saya sangat setuju, kecuali dengan Taiwan. Anda tidak akan mendapatkan kendali politik penuh atas Taiwan melalui metode-metode itu,” ucap Mastro.

Hal senada diucapkan oleh Nick Bisley, Dekan School of Humanities and Social Sciences, Universitas La Trobe. Dia mengatakan bahwa dunia saat ini tidak berada di jurang konflik kekuatan besar seperti pada tahun 1914. Tapi, dia menyebut bahwa dunia semakin bergerak ke arah itu.



Bisley sepakat dengan pernyataan Mastro. Dia mengatakan bahwa Jinping telah membuat sinyal yang sangat jelas, yang mengatakan bahwa Taiwan bukanlah masalah yang akan diturunkan ke generasi berikutnya.

“Sekarang, tentu saja, dia tidak memiliki batasan waktu. Dia akan berada di sana untuk waktu yang lama. Kami tidak tahu apa kerangka waktu yang tepat. Tapi sepertinya ada satu,” ucapnya.

Menurut para pakar tersebut, ambisi Presiden China, Xi Jinping sangat jelas. Jinping menggunakan segala cara untuk menegaskan kontrol teritorial atas wilayah yang beragam, seperti Himalaya, Laut China Selatan dan Timur, dan Taiwan.



Jinping juga dinilai mendorong batas, dia melanggar norma dan tidak ragu-ragu mengambil risiko. Sekarang negara-negara tetangga mulai mendorong kembali.

Jepang dan India telah mulai mengkoordinasikan kegiatan militer mereka. Filipina telah membatalkan keputusannya untuk mengakhiri aliansinya dengan Amerika Serikat (AS). Vietnam menyambut baik kunjungan Angkatan Laut AS ke pelabuhannya.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1499 seconds (0.1#10.140)