Turki Akan Beli Lebih Banyak Sistem Rudal S-400 Buatan Rusia
A
A
A
ANKARA - Pemerintah Turki menyatakan pembelian lebih banyak sistem rudal S-400 dari Rusia hanya masalah teknis dan kesepakatan baru akan segera dilakukan.
Rencana pemerintah Turki itu diungkapkan kantor berita RIA pada Senin (2/12). "Moskow berharap dapat menandatangani kesepakatan menyuplai Turki dengan lebih banyak sistem rudal S-400 pada semester pertama tahun depan," ungkap kepala eksportir senjata Rusia, Rosoboronexport, Alexander Mikheev bulan lalu.
Langkah semacam itu dapat semakin memanaskan hubungan antara Turki dan Amerika Serikat (AS). Saat ini AS telah menghentikan Turki dari program jet tempur siluman F-35 karena membeli S-400 awal tahun ini. Turki merupakan salah satu produsen dan pembeli F-35 yang merupakan proyek gabungan beberapa negara.
"Tanggal pembelian paket kedua S-400 hanya pertanyaan teknis. Saya pikir ini akan terjadi sebelum terlalu lama," ungkap pejabat keamanan dan luar negeri di kantor pemerintahan Turki pada RIA.
Kepala Rosoboronexport Alexander Mikheev menjelaskan bahwa Rusia dan Turki secara aktif membahas pilihan Ankara pada kontrak awal untuk menerima lebih banyak sistem S-400. Perundingan saat ini fokus pada pertanyaan keuangan.
AS menganggap S-400 dapat mengancam pesawat F-35. AS mendesak Turki agar menonaktifkan S-400.
Rencana pemerintah Turki itu diungkapkan kantor berita RIA pada Senin (2/12). "Moskow berharap dapat menandatangani kesepakatan menyuplai Turki dengan lebih banyak sistem rudal S-400 pada semester pertama tahun depan," ungkap kepala eksportir senjata Rusia, Rosoboronexport, Alexander Mikheev bulan lalu.
Langkah semacam itu dapat semakin memanaskan hubungan antara Turki dan Amerika Serikat (AS). Saat ini AS telah menghentikan Turki dari program jet tempur siluman F-35 karena membeli S-400 awal tahun ini. Turki merupakan salah satu produsen dan pembeli F-35 yang merupakan proyek gabungan beberapa negara.
"Tanggal pembelian paket kedua S-400 hanya pertanyaan teknis. Saya pikir ini akan terjadi sebelum terlalu lama," ungkap pejabat keamanan dan luar negeri di kantor pemerintahan Turki pada RIA.
Kepala Rosoboronexport Alexander Mikheev menjelaskan bahwa Rusia dan Turki secara aktif membahas pilihan Ankara pada kontrak awal untuk menerima lebih banyak sistem S-400. Perundingan saat ini fokus pada pertanyaan keuangan.
AS menganggap S-400 dapat mengancam pesawat F-35. AS mendesak Turki agar menonaktifkan S-400.
(sfn)