Merespons Pembakaran Alquran, Muslim Norwegia Tadarus di Jalan

Senin, 02 Desember 2019 - 16:54 WIB
Merespons Pembakaran Alquran, Muslim Norwegia Tadarus di Jalan
Merespons Pembakaran Alquran, Muslim Norwegia Tadarus di Jalan
A A A
OSLO - Observatorium Islamofobia Mesir memuji komunitas Muslim Norwegia yang mengoranisir acara membaca Alquran (tadarus) di jalan. Aksi itu sebagai respons atas pembakaran kitab suci Alquran oleh demonstran kelompok Stop Islamisation of Norway (SIAN) pada 16 November 2019.

Observatorium itu mendesak komunitas internasional untuk bergabung dalam upaya menghilangkan semua kejahatan rasial, semua bentuk rasisme, xenophobia, dan diskriminasi terhadap yang lain.

Observatorium, dalam sebuah pernyataan hari Sabtu pekan lalu mengapresiasi dukungan sejumlah besar penduduk kota Kristiansand di Norwegia yang mendukung kegiatan warga Muslim membaca Alquran di jalan. Para penduduk kota itu juga mengecam pembakaran kitab suci yang dilakukan pemimpin SIAN, Lars Thorsen.

Aksi tadarus di jalan itu digelar beberapa jam setelah aksi kelompok SIAN. Kelompok pemantau Mesir turut mendesak umat Islam di negara-negara Barat untuk menyelenggarakan lebih banyak acara serupa untuk menyebarkan toleransi dan belas kasih Islam. Mereka memperingatkan kelompok-kelompok ekstremis sayap kanan yang tindakannya justru memicu kebencian.

"Menyalakan rasisme dan kebencian tidak hanya memengaruhi kelompok-kelompok agama, tetapi menyebar ke seluruh komunitas tanpa pandang bulu," kata Observatorium, seperti dikutip Asharq al-Aswat, Minggu (1/12/2019).

Pada Jumat pekan lalu, komunitas Kristen di Kristiansnad menunjukkan solidaritas terhadap komunitas Muslim dengan berkumpul di luar masjid. Ketika warga Muslim salat Jumat, para warga non-Muslim berjaga di luar masjid meski cuaca sedang beku dan hujan deras. Mereka membawa poster bertuliskan; "Bersama, bahkan jika kita berbeda".

Pemimpin senior Serikat Muslim di Kristiansand; Talal Omer, mengatakan banyak orang telah menghubungi warga Muslim dan menunjukkan dukungan atas insiden pembakaran kitab suci Alquran. Dukungan diberikan sejumlah pihak baik pemimpin Kristen, politisi dan maupun warga negara biasa.

Sebaliknya, polisi Kristiensand masih menahan lima warga Muslim yang bentrok dengan kelompok SIAN.

Insiden kekerasan Krisitiensand yang ditujukan terhadap Muslim bukanlah yang pertama kali terjadi di Norwegia. Pada bulan Agustus 2019, satu orang terluka saat penembakan di dalam Masjid di dekat Oslo. Polisi mengategorikannya sebagai "aksi terorisme".
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4509 seconds (0.1#10.140)