Malaysia Tertarik dengan Program Jet Tempur Korea Selatan
A
A
A
SACHEON - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan minatnya pada program jet tempur asli Korea Selatan (Korsel).
Dia menyampaikan ketertarikannya tersebut selama kunjungan ke Korea Aerospace Industries Ltd (KAI), hari ini (25/11/2019). Mahathir mengatakan dia sangat ingin melihat kemajuan industri pesawat terbang lokal.
Pemimpin Malaysia itu menghabiskan lebih dari satu jam di fasilitas KAI, yang lokasinya berjarak sekitar dua jam perjalanan dari Busan. Mahathir, yang berada di Korea Selatan untuk menghadiri KTT ASEAN-Republik Korea di Busan, tiba di fasilitas KAI dengan helikopter.
Dia disambut oleh Menteri Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korea Selatan, Wang Jung-Hong dan CEO KAI, Ahn Hyun-Ho.
Perdana Menteri Mahathir didampingi oleh Menteri Luar Negeri Saifuddin Abdullah dan Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Ignatius Darell Leiking.
KAI adalah perusahaan dirgantara dan pertahanan Korea Selatan. Selama kunjungannya ke fasilitas tersebut, Mahathir terpesona dengan pembuatan pesawat tempur ringan FA-50 oleh KAI.
FA-50 KAI adalah varian tempur dari T-50, pesawat supersonik pribumi pertama Korea Selatan dan salah satu dari sedikit pesawat supersonik di dunia.
KAI juga mengembangkan jet tempur generasi 4,5 dengan Indonesia yang dikenal sebagai KF-X/IF-X. Program ini dipelopori oleh Korea Selatan, yang memegang 80 persen saham. Indonesia bergabung pada 2010 dan memiliki 20 persen saham di proyek tersebut.
Mahathir, seperti dikutip New Straits Times memuji Korea Selatan yang dia sebut telah maju pesat sejak terakhir dia berkunjung ke negara itu tahun 2002.
Dia menyampaikan ketertarikannya tersebut selama kunjungan ke Korea Aerospace Industries Ltd (KAI), hari ini (25/11/2019). Mahathir mengatakan dia sangat ingin melihat kemajuan industri pesawat terbang lokal.
Pemimpin Malaysia itu menghabiskan lebih dari satu jam di fasilitas KAI, yang lokasinya berjarak sekitar dua jam perjalanan dari Busan. Mahathir, yang berada di Korea Selatan untuk menghadiri KTT ASEAN-Republik Korea di Busan, tiba di fasilitas KAI dengan helikopter.
Dia disambut oleh Menteri Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korea Selatan, Wang Jung-Hong dan CEO KAI, Ahn Hyun-Ho.
Perdana Menteri Mahathir didampingi oleh Menteri Luar Negeri Saifuddin Abdullah dan Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Ignatius Darell Leiking.
KAI adalah perusahaan dirgantara dan pertahanan Korea Selatan. Selama kunjungannya ke fasilitas tersebut, Mahathir terpesona dengan pembuatan pesawat tempur ringan FA-50 oleh KAI.
FA-50 KAI adalah varian tempur dari T-50, pesawat supersonik pribumi pertama Korea Selatan dan salah satu dari sedikit pesawat supersonik di dunia.
KAI juga mengembangkan jet tempur generasi 4,5 dengan Indonesia yang dikenal sebagai KF-X/IF-X. Program ini dipelopori oleh Korea Selatan, yang memegang 80 persen saham. Indonesia bergabung pada 2010 dan memiliki 20 persen saham di proyek tersebut.
Mahathir, seperti dikutip New Straits Times memuji Korea Selatan yang dia sebut telah maju pesat sejak terakhir dia berkunjung ke negara itu tahun 2002.
(mas)