Kerusuhan Menyebar di Distrik Finansial, Hong Kong Lumpuh

Kamis, 14 November 2019 - 06:52 WIB
Kerusuhan Menyebar di...
Kerusuhan Menyebar di Distrik Finansial, Hong Kong Lumpuh
A A A
HONG KONG - Demonstran antipemerintah melumpuhkan sebagian wilayah distrik finansial di Hong Kong. Seluruh sekolah dan pusat perkantoran ditutup karena gangguan jaringan transportasi umum. Polisi memperingatkan kerusuhan di Hong Kong telah mencapai level yang sangat berbahaya.

Sekitar 1.000 demonstran menutup jalanan di jantung distrik bisnis Hong Kong saat jam makan siang kemarin. Mereka mengenakan masker penutup wajah dan berpakaian ala orang kantornya. Mereka berdemonstrasi dengan membawa batu di jalanan kawasan properti supermahal dan pertokoan brand ternama.

“Sekarang adalah 4 Juni 1989,” demikian tulisan di salah satu butik Georgio Armani. Itu mengacu pada hari demonstrasi di Lapangan Tiananmen, Beijing. Sejumlah aparat kepolisian membubarkan kerumunan massa di dekat bursa saham. Beberapa polisi berkelahi dengan sejumlah demonstran.

Aksi tersebut setelah pada Selasa malam terjadi kerusuhan di beberapa kampus di Hong Kong. Para demonstran marah dengan tindakan polisi yang semakin brutal dan intervensi Beijing dalam kebebasan berpendapat dalam “satu negara, dua sistem”. China membantah melakukan intervensi dan menyalahkan Inggris dan Amerika Serikat yang memicu permasalahan di Hong Kong.

Para demonstran di banyak kampus di Hong Kong kemarin masih bersitegang dengan aparat kepolisian. Mahasiswa membangun barikade di sekitar kampus mereka. Mereka menjaga kampus dari penyusupan orang asing dengan melakukan pengecekan orang yang masuk ke wilayah mereka.

Pasukan anti huru-hara bersiaga di sekitar kampus dan enggan menerobos barikade. Para demonstran akan bertindak lebih radikal ketika malam hari tiba. Anak muda adalah generasi mendatang bagi Hong Kong,” kata Cheung, 30, alumni universitas yang mengirimkan makanan bagi mahasiswa di almamaternya.

Biro Pendidikan Hong Kong kemarin menutup semua sekolah. Fokus utama penutupan sekolah adalah taman kanak-kanak. Beberapa universitas juga meliburkan mahasiswanya dan memberlakukan pembelajaran online. Itu dilakukan pemerintah khawatir aksi kerusuhan semakin meluas.

Sebelumnya pada Selasa malam, kerusuhan terjadi di Universitas China di Hong Kong. Banyak ledakan, kepulan asap, teriakan, dan tembakan gas air mata pada aksi demonstrasi tersebut. Beberapa demonstran juga terluka akibat tembakan peluru karet.

Polisi mengungkapkan, mereka membantu sekelompok mahasiswa asal China daratan yang melarikan diri dari Universitas China dengan kapal karena mereka khawatir dengan keselamatan mereka. Di tempat lain di Hong Kong, para aktivis masih memblokade jalanan, membakar sejumlah mobil, membakar pos kepolisian dengan bom molotov, dan menyerang sejumlah pusat perbelanjaan.

Polisi telah menangkap 142 orang sejak Selasa lalu. Itu menjadikan lebih dari 4.000 demonstran ditangkap. Otoritas Rumah Sakit Hong Kong menyatakan, 81 orang terluka dan dirawat di rumah sakit sejak Senin lalu. Dua demonstran kini dalam kondisi kritis.

Kerusuhan yang terjadi kemarin setelah polisi menembak seorang demonstran dari jarak dekat pada Senin lalu. Polisi menyatakan, para perusuh semakin panas setelah adanya insiden seorang pria yang dibakar dan kini dalam kondisi kritis.

“Kekerasan oleh perusuh sudah mencapai titik paling berbahaya dan bahkan mematikan,” kata petugas kepolisian Tse Chun-chung dilansir Reuters. Dia mengatakan, beberapa kampus telah digunakan sebagai tempat untuk memproduksi bom Molotov dan basis bagi perusuh dan pelaku kriminal. “Hong Kong merupakan wilayah tanpa hukum,” jelasnya.

Kerusuhan tersebut menyebabkan ribuan warga Hong Kong harus mengantre di stasiun metro karena layanan kereta api dibatalkan dan jalanan ditutup. Beberapa layanan kereta, stasiun, dan bus juga tidak beroperasi karena fasilitas yang mengalami kerusakan.

“Sungguh menyedihkan melihat kota saya menjadi seperti ini. Lihatlah semua orang, bagaimana mereka semua marah,” kata Alexandra, 42, seorang eksekutif perusahaan asuransi. “Semua orang ingin kembali normal,” ujarnya.

Padahal, awal tuntutan para demonstran adalah pembatalan rencana undang-undang ekstradisi. Namun, itu berujung pada beberapa tuntutan lainnya, seperti penyelidikan tindakan polisi, amnesti bagi para demonstran yang ditahan, dan reformasi pemilu termasuk pemilih langsung pemimpin eksekutif.

Ekonomi Hong Kong semakin tertekan dengan adanya perang dagang antara China melawan Amerika Serikat (AS). Produk domestik bruto hanya naik 0,6% pada kuartal kedua. Bloomberg Economics memprediksi Hong Kong akan mengalami resesi jika kerusuhan terus berlanjut.

Biro perjalanan wisata dari China semakin menjauhi Hong Kong. Cathay Pacific Airways menyatakan, penjualan tiket mengalami penurunan sejak Juli lalu dan pemesan tiket semakin sepi. Okupansi hotel juga menurun tajam. Kunjungan ke Disneyland Hong Kong juga mengalami penurun tajam.

Sektor ritel Hong Kong yang sangat vital terhadap perekonomian mengalami penurunan sebesar 23% pada Agustus lalu. Itu menjadi momen terburuk. Bisnis skala kecil dan menengah dilaporkan lebih pesimistis pada Juli lalu hingga kini. Mereka hanya bisa bertahan, tidak bisa melakukan ekspansi apa pun.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7976 seconds (0.1#10.140)