Demonstran Hong Kong Blokade Universitas dan Kawasan Bisnis

Rabu, 13 November 2019 - 20:12 WIB
Demonstran Hong Kong...
Demonstran Hong Kong Blokade Universitas dan Kawasan Bisnis
A A A
HONG KONG - Demonstran anti pemerintah Hong Kong melumpuhkan sejumlah bagian dari pusat keuangan Asia itu. Beberapa jaringan transportasi, sekolah dan bisnis terpaksa tutup setelah polisi memperingatkan meningkatnya aksi kekerasan ke tingkat yang mematikan.

Sekitar 1.000 pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan di jantung kawasan pusat bisnis kota saat makan siang. Mengenakan topeng dan pakaian kantor, mereka berbaris dan melemparkan batu bata ke jalan-jalan.

"Sekarang tahun 1989 tanggal 4 Juni" bunyi tulisan di jendela toko mode Georgio Armani, merujuk pada aksi kekerasan pasukan China terhadap demonstran pro demokrasi di Lapangan Tiananmen Beijing.

Gejolak itu menyebabkan penundaan bagi ribuan penumpang yang mengantri di stasiun metro di seluruh kota pada hari Rabu (13/11/2019) pagi setelah beberapa layanan kereta api ditunda dan jalan ditutup.

Beberapa jalur kereta api, stasiun dan rute bus ditutup karena fasilitas yang rusak, kata operator MTR Corp, seraya menambahkan bahwa seluruh jaringan kereta api akan ditutup pada pukul 10 malam waktu setempat, dua jam lebih awal.

“Sangat menyakitkan menyaksikan kota saya berubah menjadi seperti ini. Lihatlah semua orang, betapa marahnya mereka,” kata Alexandra, seorang eksekutif asuransi berusia 42 tahun yang telah berusaha untuk mulai bekerja.

"Kita semua ingin kembali normal, tetapi bagaimana pemerintah bisa melakukan itu jika mereka tidak mendengarkan apa yang diminta warga Hong Kong," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters.

Banyak bank dan toko di daerah komersial yang ramai tutup pada hari Rabu, sementara Klub Joki Hong Kong membatalkan balapan malamnya.

Sementara itu puluhan polisi anti huru hara mencoba membubarkan kerumunan di dekat bursa saham, menjatuhkan beberapa orang ke tanah dan memukuli yang lain dengan tongkat.

Banyak kampus diselimuti ketegangan dengan para mahasiswa mendirikan barikade. Beberapa bertahan di jembatan untuk berjaga-jaga sementara yang lain memeriksa orang-orang yang datang. Barisan polisi anti huru hara, beberapa di truk, mengawasi para mahasiswa tetapi tidak mencoba menerobos. Aksi protes biasanya berubah menjadi lebih keras saat malam tiba.

“Anak-anak muda itu benar-benar masa depan Hong Kong jadi meskipun saya khawatir akan diperiksa oleh polisi, saya masih ingin datang dan mendukung mereka,” kata Cheung, alumni berusia 30 tahun yang membawa persediaan termasuk makanan ke sebuah kampus.

Biro Pendidikan Hong Kong mengatakan semua sekolah akan tutup pada hari Kamis. Beberapa universitas mengatakan mereka akan memperkenalkan pembelajaran online dan metode penilaian lainnya untuk minggu-minggu berikutnya.

Para pengunjuk rasa dan polisi bertempur sepanjang Selasa malam di kampus-kampus universitas hanya beberapa jam setelah seorang perwira polisi senior mengatakan kota yang dikuasai China itu telah didorong ke "jurang kehancuran total".

Pemandangan penuh kekacauan terpampang di Univeristas China yang bergengsi. Ledakan, gumpalan asap, teriakan dan tembakan gas air mata serta peluru karet yang berkelanjutan terdengar di mana sejumlah orang terluka.

Polisi mengatakan mereka membantu sekelompok mahasiswa China daratan melarikan diri dari kampus Universitas China dengan kapal pada hari Rabu setelah mereka menyatakan keprihatinan tentang keselamatan mereka.

Di tempat lain, aktivis memblokir jalan, membakar beberapa kendaraan, melemparkan bom bensin ke kantor polisi dan menghancurkan sebagian pusat perbelanjaan besar.

Gejolak itu terjadi setelah polisi menembak seorang demonstran dari jarak dekat pada hari Senin dan polisi mengatakan "perusuh" menyiram seorang lelaki dengan bensin dan membakarnya dalam beberapa kekerasan terburuk sejak aksi protes terjadi pada Juni lalu. Polisi sedang menyelidiki insiden itu.

"Kekerasan para perusuh mencapai tingkat yang sangat berbahaya dan bahkan mematikan," polisi senior Tse Chun-chung mengatakan kepada sebuah konferensi pers.

Ia mengatakan beberapa kampus universitas digunakan untuk membuat bom bensin dan untuk melindungi "perusuh dan penjahat".

"Tidak ada tempat di Hong Kong yang merupakan tanah tanpa hukum," tegasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9875 seconds (0.1#10.140)