Militer Bolivia Ogah Konfrontasi Langsung dengan Demonstran
A
A
A
LA PAZ - Pihak militer Bolivia mengatakan tidak akan berhadapan langsung dengan demonstran yang memprotes hasil pemilu. Pernyataan itu dikeluarkan beberapa jam setelah pasukan polisi terlihat bergabung dengan aksi protes.
Pada Jumat malam, televisi setempat memperlihatkan polisi di beberapa kota Bolivia berbaris bersama para pemrotes dalam tindakan nyata ketidakpatuhan dan bergabung dengan teriakan yang biasa digunakan oleh oposisi. (Baca: Polisi Bolivia Memberontak Menentang Evo Morales )
"Kami tidak akan pernah berhadapan langsung dengan rakyat yang menjadi tugas kami dan kami akan selalu memastikan perdamaian, koeksistensi dan pengembangan tanah air kita," kata militer Bolivia dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters, Minggu (10/11/2019).
Pernyataan pihak militer Bolovia ini semakin meningkatkan tekanan terhadap Presiden Evo Morales.
Sementara itu, dalam sebuah tweet, Morales kembali mengulangi tuduhannya bahwa kelompok-kelompok kekerasan meluncurkan kudeta terhadap negara. Kementerian Luar Negeri Bolivia merilis pernyataan yang mengatakan beberapa petugas polisi meninggalkan peran konstitusional mereka untuk memastikan keamanan masyarakat dan lembaga negara.
Sebelumnya Morales mengadakan pertemuan mendesak dengan empat partai politik yang mempunyai wakil di parlemen. Pada Sabtu sore waktu setempat, setidaknya dua partai oposisi telah menolak undangan Morales dan satu menerima.
Morales mengatakan dia juga akan mengundang organisasi internasional termasuk Vatikan, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Negara-negara Amerika (OAS), yang sedang melakukan audit pemilihan pada Oktober lalu.
Luis Fernando Camacho, seorang pemimpin sipil dari kota timur Santa Cruz yang telah menjadi simbol oposisi, dan Carlos Mesa, runner-up pada bulan Oktober, menegaskan kembali seruan mereka untuk Morales untuk mundur.
“Apa yang kami inginkan di sini adalah untuk menyatukan semua orang Bolivia dalam satu tujuan. Kami ingin Presiden Evo Morales pergi," kata Camacho pada konferensi pers.
Camacho berencana untuk memimpin aksi demonstrasi ke istana pemerintah pada hari Senin dengan surat pengunduran diri simbolis untuk ditandatangani Morales.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mentweet dukungannya untuk Morales pada hari Sabtu.
“Kami mencela di hadapan dunia percobaan kudeta yang sedang berlangsung terhadap saudara Presiden Evo Morales,” kata Maduro, yang telah dituduh melakukan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.
Pada Jumat malam, televisi setempat memperlihatkan polisi di beberapa kota Bolivia berbaris bersama para pemrotes dalam tindakan nyata ketidakpatuhan dan bergabung dengan teriakan yang biasa digunakan oleh oposisi. (Baca: Polisi Bolivia Memberontak Menentang Evo Morales )
"Kami tidak akan pernah berhadapan langsung dengan rakyat yang menjadi tugas kami dan kami akan selalu memastikan perdamaian, koeksistensi dan pengembangan tanah air kita," kata militer Bolivia dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters, Minggu (10/11/2019).
Pernyataan pihak militer Bolovia ini semakin meningkatkan tekanan terhadap Presiden Evo Morales.
Sementara itu, dalam sebuah tweet, Morales kembali mengulangi tuduhannya bahwa kelompok-kelompok kekerasan meluncurkan kudeta terhadap negara. Kementerian Luar Negeri Bolivia merilis pernyataan yang mengatakan beberapa petugas polisi meninggalkan peran konstitusional mereka untuk memastikan keamanan masyarakat dan lembaga negara.
Sebelumnya Morales mengadakan pertemuan mendesak dengan empat partai politik yang mempunyai wakil di parlemen. Pada Sabtu sore waktu setempat, setidaknya dua partai oposisi telah menolak undangan Morales dan satu menerima.
Morales mengatakan dia juga akan mengundang organisasi internasional termasuk Vatikan, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Negara-negara Amerika (OAS), yang sedang melakukan audit pemilihan pada Oktober lalu.
Luis Fernando Camacho, seorang pemimpin sipil dari kota timur Santa Cruz yang telah menjadi simbol oposisi, dan Carlos Mesa, runner-up pada bulan Oktober, menegaskan kembali seruan mereka untuk Morales untuk mundur.
“Apa yang kami inginkan di sini adalah untuk menyatukan semua orang Bolivia dalam satu tujuan. Kami ingin Presiden Evo Morales pergi," kata Camacho pada konferensi pers.
Camacho berencana untuk memimpin aksi demonstrasi ke istana pemerintah pada hari Senin dengan surat pengunduran diri simbolis untuk ditandatangani Morales.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mentweet dukungannya untuk Morales pada hari Sabtu.
“Kami mencela di hadapan dunia percobaan kudeta yang sedang berlangsung terhadap saudara Presiden Evo Morales,” kata Maduro, yang telah dituduh melakukan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.
(ian)