Tersangka Pembantaian 9 Warga AS di Meksiko Ditangkap
A
A
A
MEXICO CITY - Seorang tersangka dalam pembantaian sembilan warga negara Amerika Serikat (AS) di Meksiko telah ditangkap pasukan keamanan setempat, Rabu (6/11/2019). Saat ditangkap, tersangka menyandera dua orang.
Pembantaian terhadap tiga ibu dan enam anak mereka terjadi Senin lalu. Menurut laporan media lokal, para korban merupakan bagian dari komunitas Mormon yang tinggal di sebuah wilayah yang berjarak sekitar 70 mil selatan Douglas, Arizona.
Sembilan orang dibantai saat menaiki sport utility vehicle (SUV) atau kendaraan utilitas sport. Para pelaku yang dilaporkan merupakan anggota kartel narkoba mengumbar tembakan yang menyebabkan para korban tewas dan sebagian lainnya terbakar di dalam mobil.
Badan Investigasi Kriminal Meksiko mengatakan dalam sebuah pernyataan di Facebook bahwa tersangka ditangkap di kota Agua Prieta, tepat di seberang perbatasan Douglas, Arizona. Menurut badan tersebut, tersangka menyandera dua orang dengan kondisi diikat dan disumpal mulut mereka di dalam kendaraan.
Pasukan keamanan juga menemukan empat senapan serbu dan sebuah SUV antipeluru. Para pejabat Meksiko mengatakan bahwa orang-orang bersenjata yang terlibat pembantaian kemungkinan salah target dengan mengira SUV besar yang dinaiki para korban adalah rombongan geng rival di tengah perang antar-kartel narkoba yang memanas di wilayah tersebut.
Delapan anak kecil, termasuk bayi, selamat dari pembantaian itu dengan bersembunyi di semak-semak. Mereka dalam kondisi terluka masih mampu beberapa mil untuk mendapatkan bantuan. Lima anak yang terluka parah diangkut ke rumah sakit di Arizona untuk dirawat.
Seorang kerabat korban, Devin Blake Langford, 13, yang tidak terluka dalam serangan itu, mengatakan dia membawa para korban selamat berjalan sejauh 14 mil untuk meminta bantuan.
"Setelah menyaksikan ibu dan saudara laki-lakinya ditembak mati, Devin menyembunyikan keenam saudara kandungnya di semak-semak dan menutupinya dengan ranting-ranting untuk menjaga mereka tetap aman saat dia meminta bantuan," kata Mckenzie Rayne Langford, kakak Devin.
"Ketika dia terlalu lama untuk kembali, saudara perempuannya yang berusia 9 tahun meninggalkan lima yang tersisa untuk mencoba (menyelamatkan diri) lagi," ujarnya, seperti dikutip Fox News.
Seorang ibu dilaporkan menyembunyikan bayinya di dalam mobilnya sebelum dia keluar dengan tangan terangkat dan dibunuh oleh kartel.
"Hal semacam ini seharusnya tidak jadi perhatian," kata Austin Cloes, kerabat salah satu korban. "Dan orang-orang semacam ini seharusnya tidak dimakamkan tanpa nama mereka diletakkan di sana. Ini adalah orang-orang hebat."
Sementara itu FBI telah menawarkan bantuan kepada pemerintah Meksiko, beberapa jam setelah Presiden Andres Manuel Lopez Obrador menolak tawaran bantuan dari Presiden Trump untuk mengobarkan perang terhadap kartel narkoban di negara itu dalam menanggapi pembunuhan brutal.
"Jika Meksiko membutuhkan atau meminta bantuan dalam membersihkan monster-monster ini, Amerika Serikat siap, bersedia dan mampu terlibat dan melakukan pekerjaan dengan cepat dan efektif," bunyi tweet Trump pada hari Selasa. "Presiden baru Meksiko yang hebat telah menjadikan ini masalah besar, tetapi kartel (narkoba) telah menjadi begitu besar dan kuat sehingga Anda terkadang membutuhkan pasukan untuk mengalahkan pasukan (kartel narkoba)!."
Obrador berterima kasih kepada Trump, tetapi menolak bantuan. "Hal terburuk yang dapat Anda miliki adalah perang," katanya.
"Kami menyatakan perang, dan itu tidak berhasil," ujar Obrador, merujuk pada kebijakan pemerintahan sebelumnya. "Itu bukan pilihan."
Pembantaian terhadap tiga ibu dan enam anak mereka terjadi Senin lalu. Menurut laporan media lokal, para korban merupakan bagian dari komunitas Mormon yang tinggal di sebuah wilayah yang berjarak sekitar 70 mil selatan Douglas, Arizona.
Sembilan orang dibantai saat menaiki sport utility vehicle (SUV) atau kendaraan utilitas sport. Para pelaku yang dilaporkan merupakan anggota kartel narkoba mengumbar tembakan yang menyebabkan para korban tewas dan sebagian lainnya terbakar di dalam mobil.
Badan Investigasi Kriminal Meksiko mengatakan dalam sebuah pernyataan di Facebook bahwa tersangka ditangkap di kota Agua Prieta, tepat di seberang perbatasan Douglas, Arizona. Menurut badan tersebut, tersangka menyandera dua orang dengan kondisi diikat dan disumpal mulut mereka di dalam kendaraan.
Pasukan keamanan juga menemukan empat senapan serbu dan sebuah SUV antipeluru. Para pejabat Meksiko mengatakan bahwa orang-orang bersenjata yang terlibat pembantaian kemungkinan salah target dengan mengira SUV besar yang dinaiki para korban adalah rombongan geng rival di tengah perang antar-kartel narkoba yang memanas di wilayah tersebut.
Delapan anak kecil, termasuk bayi, selamat dari pembantaian itu dengan bersembunyi di semak-semak. Mereka dalam kondisi terluka masih mampu beberapa mil untuk mendapatkan bantuan. Lima anak yang terluka parah diangkut ke rumah sakit di Arizona untuk dirawat.
Seorang kerabat korban, Devin Blake Langford, 13, yang tidak terluka dalam serangan itu, mengatakan dia membawa para korban selamat berjalan sejauh 14 mil untuk meminta bantuan.
"Setelah menyaksikan ibu dan saudara laki-lakinya ditembak mati, Devin menyembunyikan keenam saudara kandungnya di semak-semak dan menutupinya dengan ranting-ranting untuk menjaga mereka tetap aman saat dia meminta bantuan," kata Mckenzie Rayne Langford, kakak Devin.
"Ketika dia terlalu lama untuk kembali, saudara perempuannya yang berusia 9 tahun meninggalkan lima yang tersisa untuk mencoba (menyelamatkan diri) lagi," ujarnya, seperti dikutip Fox News.
Seorang ibu dilaporkan menyembunyikan bayinya di dalam mobilnya sebelum dia keluar dengan tangan terangkat dan dibunuh oleh kartel.
"Hal semacam ini seharusnya tidak jadi perhatian," kata Austin Cloes, kerabat salah satu korban. "Dan orang-orang semacam ini seharusnya tidak dimakamkan tanpa nama mereka diletakkan di sana. Ini adalah orang-orang hebat."
Sementara itu FBI telah menawarkan bantuan kepada pemerintah Meksiko, beberapa jam setelah Presiden Andres Manuel Lopez Obrador menolak tawaran bantuan dari Presiden Trump untuk mengobarkan perang terhadap kartel narkoban di negara itu dalam menanggapi pembunuhan brutal.
"Jika Meksiko membutuhkan atau meminta bantuan dalam membersihkan monster-monster ini, Amerika Serikat siap, bersedia dan mampu terlibat dan melakukan pekerjaan dengan cepat dan efektif," bunyi tweet Trump pada hari Selasa. "Presiden baru Meksiko yang hebat telah menjadikan ini masalah besar, tetapi kartel (narkoba) telah menjadi begitu besar dan kuat sehingga Anda terkadang membutuhkan pasukan untuk mengalahkan pasukan (kartel narkoba)!."
Obrador berterima kasih kepada Trump, tetapi menolak bantuan. "Hal terburuk yang dapat Anda miliki adalah perang," katanya.
"Kami menyatakan perang, dan itu tidak berhasil," ujar Obrador, merujuk pada kebijakan pemerintahan sebelumnya. "Itu bukan pilihan."
(mas)