Tiga Perusahaan China Luncurkan Jaringan 5G Terbesar di Dunia

Senin, 04 November 2019 - 08:23 WIB
Tiga Perusahaan China...
Tiga Perusahaan China Luncurkan Jaringan 5G Terbesar di Dunia
A A A
BEJING - Tiga perusahaan milik pemerintah China meluncurkan jaringan 5G atau teknologi wireless generasi terbaru. China Mobile (CHL), China Telecom (CHA) dan China Unicom (CHU) menawarkan jaringan 5G dengan harga USD18 (Rp252.000) untuk 30 GB per bulan. 5G merupakan generasi kelima konektivitas jaringan mobile.

Itu menjanjikan layanan pengunggahan (upload) dan pengunduhan (download) lebih cepat. Selain itu, jaringannya juga lebih luas dengan koneksi lebih stabil. Layanan komersial 5G tersedia di 50 kota, termasuk Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen. Di Shanghai, sebanyak 12.000 stasiun 5G sudah aktif melayani pelanggan.

Pemerintah China menyatakan, 130.000 stasiun pangkalan 5G akan aktif pada akhir tahun ini. “Itulah yang menjadikan China memiliki jaringan 5G terluas di dunia,” demikian klaim Pemerintah China. China memang menang dalam pelayanan 5G.

Negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) memberikan pelayanan 5G di beberapa kota tertentu pada tahun ini. Di AS, AT&T, Verizon, T-Mobile dan Sprint sudah meluncurkan jaringan 5G, tetapi masih terbatas di kota besar saja.

Namun, berdasarkan firma penelitian Bernstein Research, jaringan komersial di China merupakan jaringan 5G terbesar di dunia. Itu menunjukkan bagaimana China memiliki pengaruh pada evolusi teknologi global. “Skala jaringan 5G dan harganya akan menentukan dampak pada pelayanan jaringan suplai,” kata analis Bernstein, Chris Lane, dilansir CNN.

Sekadar informasi, China memiliki jumlah pengguna internet terbesar di dunia, terutama ponsel pintar. Kantor berita Xinhua melaporkan sebanyak 850 juta orang China menggunakan ponsel untuk berselancar di internet. Analis dari perusahana investasi global, Jefferies Group LLC memprediksi, China akan memiliki 110 juta pengguna 5G atau sekitar 7% dari populasi negara itu pada 2020.

Sebagai perbandingan, Korsel yang sudah meluncurkan jaringan 5G pada April lalu, hanya 3% dari pengguna internetnya yang menggunakan pelayanan 5G. Analis Jefferies Edison Lee mengungkapkan, layanan 5G di China lebih murah dibandingkan 4G.

Dia pun mengaku terkejut karena rencana harga layanan 5G di China rata-rata hanya USD0,39 per GB dan hampir sama dengan di Korsel dengan harga USD0,38 per GB. “Harga layanan 5G di China sama dengan Korsel meskipun pendapatan perkapitanya lebih rendah,” kata Lee dilansir CNBC. China menjadi kekuatan baru di jaringan 5G berkait Huawei, produsen ponsel terbesar di dunia.

Huawei memainkan peranan penting dalam mewujudkan 5G di negara tersebut. Perusahaan berbasis di Shenzhen bekerja sama dengan tiga perusahaan telekomunikasi China. Menurut China Daily, separuh kontrak jaringan 5G dilaksanakan dengan Huawei. Sedangkan sisanya dibagi untuk Ericsson (ERIXF), Nokia (NOK) dan ZTE (ZTCOF).

Di segmen premium, Huawei memiliki banyak produk ponsel yang terkoneksi dengan 5G, sama seperti Samsung. Produsen ponsel China seperti Xiaomi, Vivo dan ZTE juga memiliki ponsel yang bisa terkoneksi dengan jaringan tersebut. Banyak toko ponsel di China menawarkan diskon bagi konsumen yang ingin berganti ponsel yang mampu aktif di jaringan 5G.

“Isu paling nyata adalah apakah pelanggan ingin melihat perbedaan antara 4G melawan 5G? Untuk kebanyakan konsumen saat ini sangatlah kecil. Tidak banyak perbedaan,” kata Vinod Nair, peneliti firma investasi Delta Partners. “Itu menjadi tangan di sisi konsumen,” ungkapnya.

Meskipun menjadi raja 5G, Huawei menghadapi tekanan dari Amerika Serikat (AS). Washington melarang penggunaan peralatan Huawei dari jaringan 5G. AS menuding Huawei menggunakan peralatannya untuk melakukan spionase. Namun, Huawei membantah produknya membahayakan keamanan nasional negara lain.

Huawei merupakan “korban” perang dagang antara AS dan China yang juga menyentuh supremasi teknologi. Ruang 5G menjadi salah satu kunci pertarungan yang beraroma politik. Apalagi, Presiden AS Donald Trump awal tahun mengungkapkan optimismenya.

“Pertandingan 5G sedang berlangsung dan AS harus menang,” katanya. Di tengah tekanan AS tersebut, Huawei mengungkapkan bahwa pendapatan mereka pada bulan ini mengalami kenaikan setelah penandatangan 60 kontrak 5G di seluruh dunia. Huawei mengalahkan Ericsson dan Nokia.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1955 seconds (0.1#10.140)