Rusia Bersiap Tes Rudal Setan-2, Misil Terbesar dalam Sejarah
A
A
A
MOSKOW - Rusia sedang bersiap untuk melakukan setidaknya lima tes rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-28 Sarmat atau dikenal sebagai rudal Setan-2 (Satan-II). ICBM RS-28 Sarmat merupakan misil baru dan terbesar dalam sejarah dunia.
Lima tes misil itu akan dimulai tahun depan. Persiapan uji cobanya dilaporkan surat kabar Rusia, Vedomosti, pada hari Rabu (30/10/2019).
Presiden Vladimir Putin meluncurkan rudal Setan-2 pada pidato kenegaraan tahun lalu. Pengenalan misil oleh Putin itu dilaporkan membuat marah Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Rusia telah melanjutkan uji peluncuran ICBM dari kosmodrom Rusia utara Maret lalu untuk mempelajari perilakunya selama lepas landas.
"Sistem rudal akan dioperasikan pada tahun 2021 jika memenuhi persyaratan yang disyaratkan," kata sumber yang tidak disebutkan namanya yang dekat dengan Kementerian Pertahanan Rusia kepada Vedomosti.
Menurut surat kabar itu, pengembang misil Sarmat telah mengalami serangkaian kesulitan teknis dan logistik yang telah menunda tes sebelumnya.
Kementerian Pertahanan tidak mengomentari laporan Vedomosti, tetapi seorang eksekutif industri pertahanan yang tidak disebutkan namanya mengonfirmasi rencana untuk mulai tes misil Sarmat pada awal 2020.
Rusia berencana memasukkan misil Sarmat dalam layanan militer sebagai bagian dari upaya berkelanjutannya untuk memodernisasi persenjataan nuklir.
ICBM itu dilaporkan dilengkapi dengan beberapa MIRV (multiple independently targetable reentry vehicle) atau muatan beberapa hulu ledak berkecepatan hipersonik yang membantu menghindari sistem pertahanan rudal musuh.
Pemerintah Rusia mengatakan rudal baru itu dapat membawa muatan hingga 15 hulu ledak, memiliki jangkauan 10.000 kilometer dan mampu menghancurkan area seluas Texas.
Lima tes misil itu akan dimulai tahun depan. Persiapan uji cobanya dilaporkan surat kabar Rusia, Vedomosti, pada hari Rabu (30/10/2019).
Presiden Vladimir Putin meluncurkan rudal Setan-2 pada pidato kenegaraan tahun lalu. Pengenalan misil oleh Putin itu dilaporkan membuat marah Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Rusia telah melanjutkan uji peluncuran ICBM dari kosmodrom Rusia utara Maret lalu untuk mempelajari perilakunya selama lepas landas.
"Sistem rudal akan dioperasikan pada tahun 2021 jika memenuhi persyaratan yang disyaratkan," kata sumber yang tidak disebutkan namanya yang dekat dengan Kementerian Pertahanan Rusia kepada Vedomosti.
Menurut surat kabar itu, pengembang misil Sarmat telah mengalami serangkaian kesulitan teknis dan logistik yang telah menunda tes sebelumnya.
Kementerian Pertahanan tidak mengomentari laporan Vedomosti, tetapi seorang eksekutif industri pertahanan yang tidak disebutkan namanya mengonfirmasi rencana untuk mulai tes misil Sarmat pada awal 2020.
Rusia berencana memasukkan misil Sarmat dalam layanan militer sebagai bagian dari upaya berkelanjutannya untuk memodernisasi persenjataan nuklir.
ICBM itu dilaporkan dilengkapi dengan beberapa MIRV (multiple independently targetable reentry vehicle) atau muatan beberapa hulu ledak berkecepatan hipersonik yang membantu menghindari sistem pertahanan rudal musuh.
Pemerintah Rusia mengatakan rudal baru itu dapat membawa muatan hingga 15 hulu ledak, memiliki jangkauan 10.000 kilometer dan mampu menghancurkan area seluas Texas.
(mas)