Pemimpin Tertinggi ISIS Dikabarkan Tewas dalam Operasi Militer AS
A
A
A
BAGHDAD - Pemimpin ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) dilaporkan tewas dalam operasi militer yang dilaksanakan Amerika Serikat (AS) di Suriah. Itu juga ditegaskan beberapa sumber di Suriah, Irak, dan Iran. Itu menjadi kemenangan besar bagi AS dalam perang melawan ISIS.
Baghdadi yang telah lama diburu pasukan AS dikabarkan meninggal dalam operasi militer. Pejabat AS yang enggan disebutkan namanya membenarkan hal tersebut. Namun, belum jelas apakah operasi tersebut berlangsung sukses atau tidak. Dia mengungkapkan, misi AS itu melibatkan pasukan khusus dan dilaksanakan di kawasan Idlib, Suriah.
Baghdadi yang memimpin ISIS sejak 2010 mengalami kekalahan serius dan kehilangan kekuasaan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, dia tetap dianggap sebagai ancaman. AS menawarkan hadiah senilai USD25 juta (Rp350 miliar) bagi siapa saja yang memberikan informasi intelijen tentang keberadaannya.
Operasi tempur yang menargeti Baghdadi dilaksanakan pada Minggu dini hari dengan melibatkan helikopter, pesawat tempur, dan pasukan darat di Desa Barish, Idlib, di dekat perbatasan Turki. Hal itu dibenarkan oleh komandan faksi milisi di kawasan tersebut.
“Pasukan AS membawa jenazah Baghdadi dan pria lain yang diduga adalah deputinya,”ujar komandan faksi milisi yang tidak disebutkan namanya, dilansir Reuters. Dia mengungkapkan, tiga jenazah pria dan tiga jenazah perempuan juga ditemukan di sana. “Serangan tersebut melibatkan delapan helikopter dan pesawat pengintai,” paparnya.
Dua pejabat Irak dan dua pejabat Irak juga mengungkapkan bahwa mereka mendapatkan konfirmasi tentang kematian Baghdadi. “Sumber kita di dalam Suriah mengonfirmasi kepada intelijen Irak kalau Baghdadi tewas bersama pengawal pribadinya di Idlib,” kata salah satu pejabat Irak. Persembunyiannya terungkap setelah dia mencoba memindahkan keluarganya keluar dari Idlib ke perbatasan Turki.
Kematian Baghdadi juga dibenarkan pemimpin Pasukan Demokratik Suriah Kurdi (SDF) Mazloum Abdi. "Operasi berlangsung sukses dan bersejarah yang merupakan hasil kerja intelijen dengan AS," kata Abdi, dilansir BBC.
Stasiun televisi Irak menayangkan serangan yang berlangsung dini hari di Suriah. Video itu dipercaya merupakan operasi tempur yang menewaskan Baghdadi. “Badan intelijen Irak membantu lokasi keberadaan Baghdadi,” demikian laporan stasiun televisi Irak.
Pemantau Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), berbasis di Inggris, mengungkapkan sembilan orang tewas dalam serangan yang berlangsung selama dua jam. Dua perempuan dan sedikitnya satu anak-anak tewas juga dilaporkan tewas dalam serangan tersebut. Namun, SOHR belum bisa mengonfirmasi apakah Baghdadi menjadi salah seorang korban tewas.
“Sebuah rumah menjadi target serangan dari udara. Prajurit turun dari helikopter dan terlibat dalam pertempuran darat,” demikian laporan SOHR yang memiliki jaringan di Suriah. Seorang pejabat senior Turki menyatakan Baghdadi tiba di lokasi yang menjadi target serangan sekitar 48 jam sebelum pertempuran tersebut terjadi.
Dia mengungkapkan, militer Turki mengetahui operasi AS di Idlib. Kementerian Pertahanan Turki menyebutkan otoritas militer Turki dan AS sudah melaksanakan pertukaran informasi sebelum serangan di Idlib dilaksanakan. Majalah Newsweek merupakan media pertama yang melaporkan kabar tewasnya Baghdadi. Sumber itu diperoleh dari pejabat Angkatan Darat AS.
Presiden AS Donald Trump mengindikasikan bahwa ada sesuatu besar yang akan terjadi. “Sesuatu sangat besar akan terjadi,” kata Trump dalam cuitannya di Twitter. Hal itu dibenarkan Juru Bicara Gedung Putih Hogan Gidley yang menyatakan Trump akan mengumumkan pernyataan.
Sebelumnya, Trump menghadapi kritik tajam dari politikus Partai Republik dan Partai Demokrat karena menarik pasukan AS dari Suriah. Itu menjadi kesempatan Turki melancarkan serangan ke aliansi AS, Kurdi, yang membangun “zona aman”. Trump dikritik karena meninggalkan Kurdi yang telah membantu AS memerangi ISIS.
Kematian Baghdadi bisa memperbaiki citra Trump ketika dia menghadapi penyelidikan pemakzulan di Dewan Perwakilan Rakyat AS. Para pejabat AS sebelumnya sangat khawatir ketika ISIS akan memperkuat diri di Suriah. Itu ditunjukkan karena para pemimpin ISIS mulai keluar dari persembunyiannya. Itu menjadi sinyal kalau mereka akan melancarkan serangan AS dan sekutunya.
Namun, itu memberikan kesempatan bagi intelijen AS untuk mendeteksi Baghdadi. Baghdadi punya reputasi sebagai taktisi di medan perang yang sangat terorganisasi dan bengis. Dia dilahirkan di dekat Samarra, sebelah utara Baghdad, pada 1971. Nama aslinya adalah Ibrahim Awad al-Badri.
Berbagai laporan menyebutkan ia menjadi imam di sebuah masjid di kota tersebut selama invasi yang dipimpin AS pada 2003. Beberapa kalangan percaya bahwa dia sudah menjadi jihadis militan selama Saddam Hussein berkuasa. Yang lain menduga dia teradikalisasi selama empat tahun ditahan di Camp Bucca, fasilitas AS di Irak selatan tempat banyak komandan Al-Qaeda ditahan.
Dia muncul pada 2010 sebagai pemimpin Al-Qaeda di Irak, salah satu grup yang melebur dengan ISIS, dan menjadi terkenal dalam upaya merger dengan Front al-Nusra di Suriah. ISIS merilis video seorang pria yang mengaku sebagai Baghdadi awal tahun ini. Sebelumnya, dia tidak pernah terlihat sejak 2014, ketika dari Mosul dia memproklamirkan penciptaan "kekhalifahan" di wilayah Suriah dan Irak.
Baghdadi yang telah lama diburu pasukan AS dikabarkan meninggal dalam operasi militer. Pejabat AS yang enggan disebutkan namanya membenarkan hal tersebut. Namun, belum jelas apakah operasi tersebut berlangsung sukses atau tidak. Dia mengungkapkan, misi AS itu melibatkan pasukan khusus dan dilaksanakan di kawasan Idlib, Suriah.
Baghdadi yang memimpin ISIS sejak 2010 mengalami kekalahan serius dan kehilangan kekuasaan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, dia tetap dianggap sebagai ancaman. AS menawarkan hadiah senilai USD25 juta (Rp350 miliar) bagi siapa saja yang memberikan informasi intelijen tentang keberadaannya.
Operasi tempur yang menargeti Baghdadi dilaksanakan pada Minggu dini hari dengan melibatkan helikopter, pesawat tempur, dan pasukan darat di Desa Barish, Idlib, di dekat perbatasan Turki. Hal itu dibenarkan oleh komandan faksi milisi di kawasan tersebut.
“Pasukan AS membawa jenazah Baghdadi dan pria lain yang diduga adalah deputinya,”ujar komandan faksi milisi yang tidak disebutkan namanya, dilansir Reuters. Dia mengungkapkan, tiga jenazah pria dan tiga jenazah perempuan juga ditemukan di sana. “Serangan tersebut melibatkan delapan helikopter dan pesawat pengintai,” paparnya.
Dua pejabat Irak dan dua pejabat Irak juga mengungkapkan bahwa mereka mendapatkan konfirmasi tentang kematian Baghdadi. “Sumber kita di dalam Suriah mengonfirmasi kepada intelijen Irak kalau Baghdadi tewas bersama pengawal pribadinya di Idlib,” kata salah satu pejabat Irak. Persembunyiannya terungkap setelah dia mencoba memindahkan keluarganya keluar dari Idlib ke perbatasan Turki.
Kematian Baghdadi juga dibenarkan pemimpin Pasukan Demokratik Suriah Kurdi (SDF) Mazloum Abdi. "Operasi berlangsung sukses dan bersejarah yang merupakan hasil kerja intelijen dengan AS," kata Abdi, dilansir BBC.
Stasiun televisi Irak menayangkan serangan yang berlangsung dini hari di Suriah. Video itu dipercaya merupakan operasi tempur yang menewaskan Baghdadi. “Badan intelijen Irak membantu lokasi keberadaan Baghdadi,” demikian laporan stasiun televisi Irak.
Pemantau Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), berbasis di Inggris, mengungkapkan sembilan orang tewas dalam serangan yang berlangsung selama dua jam. Dua perempuan dan sedikitnya satu anak-anak tewas juga dilaporkan tewas dalam serangan tersebut. Namun, SOHR belum bisa mengonfirmasi apakah Baghdadi menjadi salah seorang korban tewas.
“Sebuah rumah menjadi target serangan dari udara. Prajurit turun dari helikopter dan terlibat dalam pertempuran darat,” demikian laporan SOHR yang memiliki jaringan di Suriah. Seorang pejabat senior Turki menyatakan Baghdadi tiba di lokasi yang menjadi target serangan sekitar 48 jam sebelum pertempuran tersebut terjadi.
Dia mengungkapkan, militer Turki mengetahui operasi AS di Idlib. Kementerian Pertahanan Turki menyebutkan otoritas militer Turki dan AS sudah melaksanakan pertukaran informasi sebelum serangan di Idlib dilaksanakan. Majalah Newsweek merupakan media pertama yang melaporkan kabar tewasnya Baghdadi. Sumber itu diperoleh dari pejabat Angkatan Darat AS.
Presiden AS Donald Trump mengindikasikan bahwa ada sesuatu besar yang akan terjadi. “Sesuatu sangat besar akan terjadi,” kata Trump dalam cuitannya di Twitter. Hal itu dibenarkan Juru Bicara Gedung Putih Hogan Gidley yang menyatakan Trump akan mengumumkan pernyataan.
Sebelumnya, Trump menghadapi kritik tajam dari politikus Partai Republik dan Partai Demokrat karena menarik pasukan AS dari Suriah. Itu menjadi kesempatan Turki melancarkan serangan ke aliansi AS, Kurdi, yang membangun “zona aman”. Trump dikritik karena meninggalkan Kurdi yang telah membantu AS memerangi ISIS.
Kematian Baghdadi bisa memperbaiki citra Trump ketika dia menghadapi penyelidikan pemakzulan di Dewan Perwakilan Rakyat AS. Para pejabat AS sebelumnya sangat khawatir ketika ISIS akan memperkuat diri di Suriah. Itu ditunjukkan karena para pemimpin ISIS mulai keluar dari persembunyiannya. Itu menjadi sinyal kalau mereka akan melancarkan serangan AS dan sekutunya.
Namun, itu memberikan kesempatan bagi intelijen AS untuk mendeteksi Baghdadi. Baghdadi punya reputasi sebagai taktisi di medan perang yang sangat terorganisasi dan bengis. Dia dilahirkan di dekat Samarra, sebelah utara Baghdad, pada 1971. Nama aslinya adalah Ibrahim Awad al-Badri.
Berbagai laporan menyebutkan ia menjadi imam di sebuah masjid di kota tersebut selama invasi yang dipimpin AS pada 2003. Beberapa kalangan percaya bahwa dia sudah menjadi jihadis militan selama Saddam Hussein berkuasa. Yang lain menduga dia teradikalisasi selama empat tahun ditahan di Camp Bucca, fasilitas AS di Irak selatan tempat banyak komandan Al-Qaeda ditahan.
Dia muncul pada 2010 sebagai pemimpin Al-Qaeda di Irak, salah satu grup yang melebur dengan ISIS, dan menjadi terkenal dalam upaya merger dengan Front al-Nusra di Suriah. ISIS merilis video seorang pria yang mengaku sebagai Baghdadi awal tahun ini. Sebelumnya, dia tidak pernah terlihat sejak 2014, ketika dari Mosul dia memproklamirkan penciptaan "kekhalifahan" di wilayah Suriah dan Irak.
(don)