China Ingin Ganti Carrie Lam dengan Pemimpin Hong Kong Sementara
A
A
A
HONG KONG - China ingin mengganti Pemimpin Hong Kong Carrie Lam dengan kepala eksekutif sementara. Berdasarkan sumber yang mengetahui informasi itu, pemerintahan Lam akan segera berakhir setelah beberapa bulan unjuk rasa tanpa akhir.
Lam selama ini menjadi sasaran kemarahan pengunjuk rasa saat China berupaya memperketat cengkeraman dan membatasi kebebasan publik di Hong Kong.
"Para pejabat di China ingin situasi stabil sebelum keputusan akhir dapat dibuat tentang perubahan kepemimpinan, karena mereka tidak ingin dianggap tunduk pada kekerasan," ungkap sumber itu pada Financial Times.
Surat kabar itu melaporkan, "Jika Presiden China Xi Jinping memutuskan terus melanjutkan rencana itu, pengganti Lam akan dipilih pada Maret dan melanjutkan masa jabatan Lam yang berakhir pada 2022."
Pada September, untuk merespon laporan Reuters tentang rekaman saat Lam mengatakan dia akan mundur jika dia bisa, Lam menjelaskan dia tidak pernah meminta pemerintah China untuk mengizinkannya mundur demi mengakhiri krisis politik di Hong Kong.
Ratusan ribu orang turun ke jalanan Hong Kong sejak pertengahan Juni untuk menentang rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi. Kini RUU ekstradisi itu telah dicabut namun pengunjuk rasa tetap turun ke jalanan karena semua tuntutan mereka belum terpenuhi.
Lam selama ini menjadi sasaran kemarahan pengunjuk rasa saat China berupaya memperketat cengkeraman dan membatasi kebebasan publik di Hong Kong.
"Para pejabat di China ingin situasi stabil sebelum keputusan akhir dapat dibuat tentang perubahan kepemimpinan, karena mereka tidak ingin dianggap tunduk pada kekerasan," ungkap sumber itu pada Financial Times.
Surat kabar itu melaporkan, "Jika Presiden China Xi Jinping memutuskan terus melanjutkan rencana itu, pengganti Lam akan dipilih pada Maret dan melanjutkan masa jabatan Lam yang berakhir pada 2022."
Pada September, untuk merespon laporan Reuters tentang rekaman saat Lam mengatakan dia akan mundur jika dia bisa, Lam menjelaskan dia tidak pernah meminta pemerintah China untuk mengizinkannya mundur demi mengakhiri krisis politik di Hong Kong.
Ratusan ribu orang turun ke jalanan Hong Kong sejak pertengahan Juni untuk menentang rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi. Kini RUU ekstradisi itu telah dicabut namun pengunjuk rasa tetap turun ke jalanan karena semua tuntutan mereka belum terpenuhi.
(sfn)