Bela Penarikan Tentara AS dari Suriah, Trump: Pelosi dan Demokrat Gila

Jum'at, 18 Oktober 2019 - 14:17 WIB
Bela Penarikan Tentara...
Bela Penarikan Tentara AS dari Suriah, Trump: Pelosi dan Demokrat Gila
A A A
DALLAS - Presiden Donald John Trump membela penarikan tentara Amerika Serikat (AS) dari Suriah dalam kampanye pada hari Kamis. Dia mengecam Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika, Nancy Pelosi dan politisi Partai Demokrat lainnya yang mengkritik keputusannya dan berusaha memakzulkan presiden.

"Semakin Amerika mencapai (prestasi), semakin penuh kebencian dan kemarahan para Demokrat yang gila ini. Mereka gila. Mereka gila," kata Trump di American Airlines Center di pusat kota Dallas.

Pelosi telah menuduh Trump mengalami "kehancuran" setelah keluar dari pertemuan Gedung Putih pada hari Rabu di mana Trump menyebutnya "politisi kelas tiga".

Dia dan para pemimpin Partai Demokrat lainnya mengeluh tentang keputusan Trump untuk menarik pasukan AS dari Suriah timur laut dan mengizinkan Turki untuk menyerang Kurdi yang menjadi sekutu Amerika di wilayah itu.

"Nancy yang gila. Nancy yang gila itu, dia gila," kata Trump merujuk pada Nancy Pelosi, seperti dikutip Reuters, Jumat (18/10/2019).

Trump telah menghadapi serangan balasan dari sekutu-sekutu Republik-nya sendiri di Kongres atas penarikan pasukan Amerika dari Suriah. Namun, dia mengatakan pada hari Kamis bahwa gencatan senjata yang dinegosiasikan oleh Wakil Presiden Michael Pence dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan telah membantu meringankan krisis.

Dia mengatakan kepada kerumunan pendukungnya di Dallas bahwa pendekatannya "tidak konvensional", tetapi dia yakin itu berhasil. Jumlah korban tewas dalam invasi Turki di wilayah Suriah timur laut selama seminggu belum jelas.

"Tanpa menumpahkan setetes darah Amerika, tidak satu tetes darah Amerika, kita semua sepakat untuk jeda, atau gencatan senjata, di wilayah perbatasan Suriah," kata Trump. "Terkadang Anda harus membiarkan mereka bertempur sebentar. Lalu orang-orang menyadari betapa sulitnya itu."

Pelosi telah membuka penyelidikan impeachment di DPR AS tentang pengungkapan bahwa Trump menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk menyelidiki tuduhan yang tidak berdasar terhadap mantan Wakil Presiden Joe Biden—yang kini menjadi bakal calon presiden dari Partai Demokrat—dan putranya Hunter Biden, yang berada di dewan perusahaan gas Ukraina.

Trump menolak penyelidikan impeachment dan menganggapnya sebagai "perburuan penyihir". Dia mengatakan bahwa Demokrat sedang mencoba untuk membalikkan hasil pemilihan umum 2016.

"Yang dipertaruhkan dalam pertarungan ini adalah kelangsungan hidup demokrasi Amerika itu sendiri," katanya. "Itu yang mereka inginkan. Tapi kita tidak akan pernah membiarkan itu terjadi," ujar Trump.

Trump meninjau bakal calon presiden dari Partai Demokrat yang berdebat di Ohio pada Selasa malam dan menuduh mereka berusaha memberi manfaat gratis bagi para migran, dengan mengatakan bahwa mereka akan benar-benar mengeluarkan "isi perut" Medicare.

"Mereka ingin memberi lebih banyak kepada orang asing ilegal daripada yang mereka lakukan pada warga Amerika," katanya.

Penampilan Trump di Dallas ditujukan untuk menggalang basis inti pendukungnya di negara bagian yang ia sukai untuk menang dalam pemilihan presiden November 2020.

Texas tidak memilih calon presiden dari Partai Demokrat sejak Jimmy Carter pada tahun 1976, tetapi peningkatan pemilih Demokrat di kota-kota besar seperti Austin dan Houston bisa membuatnya menjadi lebih dekat pada tahun 2020 daripada di masa lalu.

Trump, yang akan kesulitan memenangkan pemilihan kembali jika ia kehilangan 38 suara pemilih Texas, mengejek para pakar yang mengatakan Texas dapat mengubah Demokrat dan mengatakan ia yakin ia akan memenangkan pemilu di negara bagian tersebut.

Trump mengakhiri hari yang panjang di Texas, di mana ia mengumpulkan USD5,5 juta untuk kampanye pemilu. Dia juga menghadiri dua acara Komite Nasional Partai Republik.

Trump memotong pita di pabrik Louis Vuitton di Alvarado, Texas, di mana para pekerja akan menghasilkan produk-produk fashion kelas atas yang terkenal dari perusahaan Prancis.

Miliarder pemegang saham pengendali perusahaan, Bernard Arnault, bergabung dengan Trump untuk acara di pabrik seluas 100.000 kaki persegi (9.290 meter persegi).

"Louis Vuitton, nama yang saya kenal dengan baik—menghabiskan banyak uang selama bertahun-tahun," kata Trump.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1140 seconds (0.1#10.140)