Wapres AS Bujuk Erdogan Berlakukan Gencatan Senjata
A
A
A
ANKARA - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence mengunjungi Turki untuk bertemu dengan Presiden Recep Tayyep Erdogan. Pence membawa misi untuk membujuk Erdogan agar mau memberlakukan gencatan senjata dengan pasukan Kurdi di Suriah utara.
Pence dan Erdogan sama-sama menunjukkan ekspresi wajah tanpa senyum saat mereka berjabat tangan dalam pertemuan empat mata selama hampir 90 menit, dan selama pertemuan bilateral yang diperluas dengan delegasi penuh pada Kamis sore waktu setempat.
Setelah berjam-jam pertemuan, tidak diketahui dengan jelas apakah ada kesepakatan menuju gencatan senjata seperti dikutip dari Time, Jumat (18/10/2019).
SUV lapis baja yang membawa Pence, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan penasihat keamanan nasional Gedung Putih Robert O'Brien memasuki komplek kepresiden Turki yang luas di Ankara untuk pertemuan tersebut.
Para pejabat AS diharapkan untuk memperingatkan Erdogan bahwa ia akan menghadapi sanksi ekonomi tambahan jika ia tidak menghentikan serangannya terhadap pasukan Kurdi yang pernah bersekutu dengan AS dalam perang melawan kelompok Negara Islam.
Operasi militer Turki yang telah memasuki hari kedelapan dimulai pada hari Rabu setelah Presiden AS Donald Trump menarik beberapa pasukan yang telah mendukung pasukan Kurdi dalam perang melawan Negara Islam (IS atau ISIS).
Selain membuka jalan untuk serangan militer Turki, penarikan pasukan AS membuat Washington cuci tangan dari perang yang tanpa akhir tersebut. Penarikan itu juga menjadi semacam kemenangan bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad dan aliansinya Rusia serta Iran.
Pengerahan pasukan Suriah di wilayah Kurdi menjadi kemenangan bagi Assad dan Rusia, serta memberi basis lebih luas di wilayah Suriah selama delapan tahun perang.
AS akhir pekan lalu menyatakan menarik seluruh pasukan 1.000 tentara dari Suriah utara. Kurdi pun mengambil langkah dengan membentuk aliansi baru dengan pemerintahan Assad dengan mengundang tentara Suriah ke wilayah Kurdi untuk membantu Kurdi melawan serangan militer Turki.
Pence dan Erdogan sama-sama menunjukkan ekspresi wajah tanpa senyum saat mereka berjabat tangan dalam pertemuan empat mata selama hampir 90 menit, dan selama pertemuan bilateral yang diperluas dengan delegasi penuh pada Kamis sore waktu setempat.
Setelah berjam-jam pertemuan, tidak diketahui dengan jelas apakah ada kesepakatan menuju gencatan senjata seperti dikutip dari Time, Jumat (18/10/2019).
SUV lapis baja yang membawa Pence, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan penasihat keamanan nasional Gedung Putih Robert O'Brien memasuki komplek kepresiden Turki yang luas di Ankara untuk pertemuan tersebut.
Para pejabat AS diharapkan untuk memperingatkan Erdogan bahwa ia akan menghadapi sanksi ekonomi tambahan jika ia tidak menghentikan serangannya terhadap pasukan Kurdi yang pernah bersekutu dengan AS dalam perang melawan kelompok Negara Islam.
Operasi militer Turki yang telah memasuki hari kedelapan dimulai pada hari Rabu setelah Presiden AS Donald Trump menarik beberapa pasukan yang telah mendukung pasukan Kurdi dalam perang melawan Negara Islam (IS atau ISIS).
Selain membuka jalan untuk serangan militer Turki, penarikan pasukan AS membuat Washington cuci tangan dari perang yang tanpa akhir tersebut. Penarikan itu juga menjadi semacam kemenangan bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad dan aliansinya Rusia serta Iran.
Pengerahan pasukan Suriah di wilayah Kurdi menjadi kemenangan bagi Assad dan Rusia, serta memberi basis lebih luas di wilayah Suriah selama delapan tahun perang.
AS akhir pekan lalu menyatakan menarik seluruh pasukan 1.000 tentara dari Suriah utara. Kurdi pun mengambil langkah dengan membentuk aliansi baru dengan pemerintahan Assad dengan mengundang tentara Suriah ke wilayah Kurdi untuk membantu Kurdi melawan serangan militer Turki.
(ian)