Hong Kong Hentikan Operasional Seluruh Kereta Api
A
A
A
HONG KONG - Otoritas Hong Kong menghentikan operasional kereta api setelah kerusuhan dengan kekerasan pecah di kota itu pada Jumat malam. Kerusuhan pecah setelah demonstran menolak larangan penggunaan topeng saat aksi yang baru diterapkan oleh pemerintah Hong Kong berdasarkan undang-undang (UU) darurat.
Seluruh jaringan kereta bawah tanah di wilayah itu ditangguhkan pada Jumat malam. Pada Sabtu (5/10/2019) pagi, layanan kereta api juga ditutup, termasuk jalur bandara, dengan operator kereta api mengatakan akan menganalisis kerusakan stasiun yang disebabkan oleh kerusuhan sebelum memutuskan kapan akan dibuka kembali seperti dikutip dari Deutsche Welle.
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengatakan dia mengajukan pembatasan baru di bawah UU Darurat, regulasi era kolonial yang memungkinkan ia untuk menghindari hukum dan legislatif serta menegakkan peraturan apa pun selama masa darurat atau bahaya publik.
Ribuan demonstran yang marah memenuhi jalan-jalan di kawasan pusat bisnis pada Jumat malam sambil berteriak "Hong Kong, Menolak."
Larangan itu berlaku untuk semua area publik tempat para pemrotes berkumpul. Larangan itu berarti pemakaian penutup wajah penuh atau sebagian, termasuk cat wajah, pada demonstrasi dapat dihukum satu tahun penjara.
Namun demikian, pengunjuk rasa terus merusak stasiun kereta bawah tanah, memulai pembakaran dan menghancurkan jendela pertokoan pro-China saat bentrokan meletus sepanjang Jumat malam. Polisi menggunakan gas air mata untuk memadamkan aksi para demonstran.
"Pemerintah tidak mendengarkan kami. Jadi, kami meningkatkan permainan kami," kata pengunjuk rasa Nathalie yang berusia 32 tahun kepada AFP ketika para demonstran mulai menghancurkan stasiun transit MTR di lingkungan Tseung Kwan O yang sebelumnya tenang.
Di distrik utara Yuen Long, seorang petugas polisi melepaskan tembakan ketika dia mobilnya dikelilingi dan diserang oleh penduduk setempat. Sebuah bom bensin meledak di kaki petugas.
"Sekelompok besar perusuh menyerang seorang perwira polisi berpakaian preman di distrik Yuen Long. Perwira polisi itu jatuh ke tanah dan dipukuli oleh kelompok itu. Menghadapi ancaman serius terhadap hidupnya, dia menembakkan satu tembakan untuk membela diri," kata polisi dalam sebuah pernyataan.
Seluruh jaringan kereta bawah tanah di wilayah itu ditangguhkan pada Jumat malam. Pada Sabtu (5/10/2019) pagi, layanan kereta api juga ditutup, termasuk jalur bandara, dengan operator kereta api mengatakan akan menganalisis kerusakan stasiun yang disebabkan oleh kerusuhan sebelum memutuskan kapan akan dibuka kembali seperti dikutip dari Deutsche Welle.
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengatakan dia mengajukan pembatasan baru di bawah UU Darurat, regulasi era kolonial yang memungkinkan ia untuk menghindari hukum dan legislatif serta menegakkan peraturan apa pun selama masa darurat atau bahaya publik.
Ribuan demonstran yang marah memenuhi jalan-jalan di kawasan pusat bisnis pada Jumat malam sambil berteriak "Hong Kong, Menolak."
Larangan itu berlaku untuk semua area publik tempat para pemrotes berkumpul. Larangan itu berarti pemakaian penutup wajah penuh atau sebagian, termasuk cat wajah, pada demonstrasi dapat dihukum satu tahun penjara.
Namun demikian, pengunjuk rasa terus merusak stasiun kereta bawah tanah, memulai pembakaran dan menghancurkan jendela pertokoan pro-China saat bentrokan meletus sepanjang Jumat malam. Polisi menggunakan gas air mata untuk memadamkan aksi para demonstran.
"Pemerintah tidak mendengarkan kami. Jadi, kami meningkatkan permainan kami," kata pengunjuk rasa Nathalie yang berusia 32 tahun kepada AFP ketika para demonstran mulai menghancurkan stasiun transit MTR di lingkungan Tseung Kwan O yang sebelumnya tenang.
Di distrik utara Yuen Long, seorang petugas polisi melepaskan tembakan ketika dia mobilnya dikelilingi dan diserang oleh penduduk setempat. Sebuah bom bensin meledak di kaki petugas.
"Sekelompok besar perusuh menyerang seorang perwira polisi berpakaian preman di distrik Yuen Long. Perwira polisi itu jatuh ke tanah dan dipukuli oleh kelompok itu. Menghadapi ancaman serius terhadap hidupnya, dia menembakkan satu tembakan untuk membela diri," kata polisi dalam sebuah pernyataan.
(ian)