Korut Uji Coba Rudal Balistik Kapal Selam, Jatuh di ZEE Jepang
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) menembakkan dua proyektil, diduga sebagai rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) pada Rabu (2/10/2019) di lepas pantai timurnya. Pemerintah Jepang mengatakan sebuah proyektil telah jatuh di Zona Ekonomi Eksklusifnya.
Militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan Korut kemungkinan telah menembakkan SLBM, yang menempuh jarak 450 Km dan mencapai ketinggian 910 km.
"Korea Selatan sedang meninjau peluncuran pada hari Rabu sebagai kemungkina uji coba SLBM," kata Gedung Biru, sebutan untuk istana presiden Korsel, sembari menyatakan keprihatinannya atas peluncuran tersebut seperti dikutip dari Japan Times.
Sementara itu Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, pada konferensi pers mengatakan Tokyo meyakini sebuah rudal jatuh di dalam ZEE Jepang di Prefektur Shimane pukul 07.27 waktu setempat. Ia mengatakan tidak ada laporan kerusakan kapal atau pesawat.
"Rudal kedua jatuh di luar Zee Jepang pukul 07.17 pagi," kata Suga.
Jika pendaratan di ZEE Jepang Jepang dikonfirmasi, ini akan menjadi kejadian pertama sejak 29 November 2017. Uji coba SLBM itu sendiri akan menandai eskalasi dari serangkaian peluncuran rudal jarak pendek yang dimulai Korut pada bulan Mei, yang melibatkan rudal berbasis darat. Ini adalah pertama kalinya Korut menembakkan rudal berbasis kapal selam sejak 2016, yang menurut Korsel terbang sekitar 500 km.
“Peluncuran rudal balistik jenis ini merupakan pelanggaran terhadap resolusi PBB. Jepang sangat memprotes dan mengutuk tindakan itu," kata Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan kepada wartawan dalam konferensi pers darurat.
Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan pihaknya telah berbicara dengan utusan Amerika Serikat (AS) untuk Korut, Stephen Biegun, tentang peluncuran itu dan mereka sepakat untuk bekerja sama dengan Korsel.
Uji coba ini dilakukan satu hari setelah Pyongyang menyatakan bersedia untuk memulai kembali perundingan nuklir dengan AS. (Baca juga: Korut Berharap Pembicaraan dengan AS Segera Dimulai Kembali )
Militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan Korut kemungkinan telah menembakkan SLBM, yang menempuh jarak 450 Km dan mencapai ketinggian 910 km.
"Korea Selatan sedang meninjau peluncuran pada hari Rabu sebagai kemungkina uji coba SLBM," kata Gedung Biru, sebutan untuk istana presiden Korsel, sembari menyatakan keprihatinannya atas peluncuran tersebut seperti dikutip dari Japan Times.
Sementara itu Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, pada konferensi pers mengatakan Tokyo meyakini sebuah rudal jatuh di dalam ZEE Jepang di Prefektur Shimane pukul 07.27 waktu setempat. Ia mengatakan tidak ada laporan kerusakan kapal atau pesawat.
"Rudal kedua jatuh di luar Zee Jepang pukul 07.17 pagi," kata Suga.
Jika pendaratan di ZEE Jepang Jepang dikonfirmasi, ini akan menjadi kejadian pertama sejak 29 November 2017. Uji coba SLBM itu sendiri akan menandai eskalasi dari serangkaian peluncuran rudal jarak pendek yang dimulai Korut pada bulan Mei, yang melibatkan rudal berbasis darat. Ini adalah pertama kalinya Korut menembakkan rudal berbasis kapal selam sejak 2016, yang menurut Korsel terbang sekitar 500 km.
“Peluncuran rudal balistik jenis ini merupakan pelanggaran terhadap resolusi PBB. Jepang sangat memprotes dan mengutuk tindakan itu," kata Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan kepada wartawan dalam konferensi pers darurat.
Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan pihaknya telah berbicara dengan utusan Amerika Serikat (AS) untuk Korut, Stephen Biegun, tentang peluncuran itu dan mereka sepakat untuk bekerja sama dengan Korsel.
Uji coba ini dilakukan satu hari setelah Pyongyang menyatakan bersedia untuk memulai kembali perundingan nuklir dengan AS. (Baca juga: Korut Berharap Pembicaraan dengan AS Segera Dimulai Kembali )
(ian)