Israel Mulai Khawatir Digempur Rudal Jelajah Iran dari Wilayah Irak

Jum'at, 27 September 2019 - 08:27 WIB
Israel Mulai Khawatir...
Israel Mulai Khawatir Digempur Rudal Jelajah Iran dari Wilayah Irak
A A A
TEL AVIV - Militer Tel Aviv mengakui kecanggihan senjata Iran dan mulai khawatir militer Teheran menyerang Israel dengan rudal jelajah yang ditembakkan dari wilayah Irak.

Cabang intelijen Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berpikir bahwa Iran mampu menembakkan rudal ke Israel seperti yang dikirimkannya ke ladang minyak Arab Saudi pada 24 September lalu. Kekhawatiran itu disampaikan Kepala Divisi Penelitian Intelijen IDF Brigadir Jenderal Dror Shalom kepada Israel Hayom dalam wawancara khusus Rosh Hashanah.

Iran sendiri telah berkali-kali membantah terlibat serangan terhadap dua kilang minyak Saudi Aramco di Arab Saudi. Serangan dengan puluhan pesawat nirawak dan rudal jelajah itu telah melumpuhkan separuh dari total produksi minyak Kerajaan Arab Saudi.

Menurut Shalom, asumsi kerja militer IDF adalah bahwa Mayor Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds di Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, akan menjadi orang yang mengawasi serangan rudal sejenis itu. Senjata seperti itu, lanjut Shalom, dapat diluncurkan dari wilayah Irak.

"Pada akhirnya, ketika dia (Soleimani) menerima pukulan di hidung, dia ingin memukul balik, dan dia telah melakukan beberapa pukulan baru-baru ini. Jadi asumsi kerja saya adalah bahwa hanya masalah waktu sampai dia mencoba," kata Shalom, yang dikutip Jumat (27/9/2019).

"Itu bisa dalam bentuk rudal permukaan-ke-permukaan (surface-tosurface), rudal jelajah, atau UAV jarak jauh. Dia memiliki UAV yang dapat terbang 1.000-1.200 kilometer (600-1200 mil) yang telah digunakannya di Teluk Persia," ujar Shalom.

Shalom menyatakan keprihatinan besar tentang kemajuan yang dibuat Iran dengan program nuklirnya, dengan mengatakan bahwa Intelijen Militer Israel mungkin terpaksa mengalihkan sumber daya untuk mengatasi masalah tersebut.

"Saya jauh lebih mudah hari ini. Kami telah memasuki area abu-abu di mana mereka bergerak maju tanpa mengharuskan kami untuk menjadi jauh lebih sensitif. Apakah kami tahu (tentang serangan) musuh yang sangat canggih? dan itu mengganggu saya," katanya.

Menurut Shalom, kemungkinan eskalasi besar antara Israel dan Iran lebih mungkin sekarang daripada di masa lalu.

"Kita hidup dalam realitas yang jauh lebih rumit, yang hanya semakin buruk. Kita mulai mendekati level perang," katanya memperingatkan.

Shalom juga mengatakan volatilitas yang sama ada di front lain Israel, meskipun Iran tetap menjadi ancaman terbesar. "Kami berada dalam putaran berbahaya dengan Iran, dan kami harus tetap memegang kendali," ujarnya.

Dia juga berpikir bahwa jika Israel mematuhi kebijakan yang keras tentang proyek rudal presisi Hizbullah, organisasi itu kemungkinan akan menyerah, meskipun itu akan memicu perang melawan Hizbullah.

Shalom mencirikan rudal Hizbullah sebagai ancaman strategis serius, tetapi menekankan bahwa Hizbullah saat ini tidak memiliki rudal presisi di wilayah Lebanon.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9493 seconds (0.1#10.140)