1000 Penerbangan Pulangkan 135.000 Turis Inggris
A
A
A
LONDON - Sebanyak 135.000 turis asal Inggris menunggu bantuan pemerintah untuk pemulangan setelah perusahaan tur Thomas Cook bangkrut. Dibutuhkan sekitar 1.000 penerbangan pesawat untuk seluruh pemulangan tersebut. Thomas Cook mengelola sejumlah hotel, resor, dan maskapai untuk 19 juta orang per tahun.
Kini ada sekitar 600.000 orang di luar negeri dan membutuhkan bantuan pemerintah berbagai negara serta perusahaan asuransi untuk memulangkan mereka dari berbagai lokasi wisata, termasuk di Cancun, Kuba, dan Siprus.
“Sejumlah penerbangan darurat membawa 14.700 orang kembali ke Inggris dengan 64 penerbangan pada Senin (23/9), dan sekitar 135.300 orang lainnya diperkirakan kembali dalam 13 hari mendatang,” kata pernyataan regulator penerbangan Inggris. Sebanyak 74 penerbangan dijadwalkan pada Selasa (24/9) membawa pulang 16.500 orang. Lebih dari 70 penerbangan telah dijadwalkan pada Rabu (25/9).
Lebih dari 1.000 penerbangan telah direncanakan selama proses repatriasi massal tersebut. Repatriasi pada skala dan kondisi ini sangat luar biasa, serta malangnya akan tidak nyaman dan mengganggu para konsumen. Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk meminimalisasikan ini saat operasi berlanjut,” ungkap Chief Executive Officer (CEO) Otoritas Penerbangan Sipil Inggris Richard Moriarty.
Perusahaan itu bangkrut karena terlilit utang USD2,1 miliar akibat serangkaian kesepakatan yang berakhir buruk. Di sisi lain, Thomas Cook kesulitan menghadapi persaingan online di sektor industrinya. Thomas Cook harus menjual tiga juta paket liburan per tahun hanya untuk membayar bunga utang tersebut. Dengan bisnis yang kehabisan uang, Chief Executive Officer (CEO) Thomas Cook, Peter Fankhauser, mendapati para pemberi pinjaman tidak mau lagi membantu.
Fankhauser memiliki gaji 8,3 juta poundsterling, termasuk 4,3 juta poundsterling pada 2015. Pemerintah Inggris menyatakan enggan memberikan bailout pada Thomas Cook. Adapun Pemerintah Turki dan grup pengelola hotel Spanyol ingin mendukung rencana penyelamatan 200 juta poundsterling dengan jaminan oleh Pemerintah Inggris.
Meski demikian, Menteri Bisnis Inggris Andrea Leadsom menyatakan, dana tersebut tidak bisa membuat operator selama lebih dari dua pekan. “Ada berbagai rumor beredar, faktanya 200 juta poundsterling itu lebih sedikit dibandingkan apa yang diperlukan Thomas Cook hanya untuk jangka sangat pendek, untuk dua pekan mendatang,” kata dia pada Sky News.
“Thomas Cook berupaya membayar utang 1,7 miliar poundsterling dan itu akan membuang uang para pembayar pajak untuk melempar uang bagus setelah yang buruk,” kata dia. Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mempertanyakan mengapa para bos Thomas Cook dibayar mahal sebelum perusahaan itu bangkrut.
Saat berada di New York, PM Johnson mempertanyakan mengapa negara harus bertanggung jawab untuk tindakan para direktur Thomas Cook yang digaji mahal. Johnson juga menyatakan para operator tur harus memiliki sejumlah asuransi untuk menghadapi masalah semacam itu.
“Saya mempertanyakan tentang apakah tepat bahwa para direktur atau siapa pun di dewan direksi telah membayar diri mereka sendiri dengan gaji besar saat bisnis dapat merosot seperti itu,” kata PM Johnson dilansir Reuters. Dia menambahkan, “Anda harus memiliki beberapa sistem di mana para operator tur memiliki asuransi untuk menghadapi kondisi semacam ini.”
“Saya pikir berbagai pertanyaan yang perlu kita tanyakan pada diri kita sekarang: bagaimana ini bisa dihentikan terjadi lagi di masa depan?” kata Johnson. Johnson mempertanyakan, “Bagaimana kita bisa menjamin bahwa operator tur melakukan persiapan yang baik dengan model bisnis mereka di mana Anda tidak perlu berakhir dengan situasi pembayar pajak, negara, harus terlibat dan membawa orang kembali pulang ke rumah.”
Pengelola bisnis Thomas Cook di Polandia, Neckermann Polska, menjelaskan pihaknya tak memiliki dana sehingga sekitar 3.600 turis asal Polandia masih telantar di luar negeri. “Unit Polandia meski dalam kondisi keuangan stabil, tak bisa beroperasi secara independen tanpa perusahaan induknya,” ungkap pernyataan Neckermann Polska, kemarin.
“Berbagai masalah dari pemilik kami di pasar Inggris dan Jerman mengakibatkan likuidasi berbagai aktivitas operasional di pasar global, termasuk Polandia,” kata Neckermann. Divisi Jerman Thomas Cook juga mengajukan kebangkrutan kemarin, seperti yang dialami perusahaan induk. Otoritas di wilayah Mazowieckie, Polandia, termasuk ibu kota Warsawa, menyatakan sekitar 3.600 turis telah membeli paket liburan Neckermann Polska kini masih berada di luar negeri.
“Grup turis terbesar masih di Mediterania, kami memiliki masalah terbesar di Majorca, Turki, dan Tunisia,” ujar Izabela Stelmanska, direktur departemen budaya, promosi dan pariwisata wilayah Mazowieckie.
Dia menambahkan, “Kami memeriksa sejumlah kasus di mana kami akan membantu para turis dengan memastikan mereka dapat tetap tinggal hingga rencana tanggal mereka kembali, dan di mana diperlukan untuk mengelola kepulangan lebih awal ke negara ini.”
Sejumlah penerbangan yang dioperasikan Thomas Cook di Nordik telah dibatalkan atau ditunda saat anak usahanya berupaya menghindari kebangkrutan yang dialami perusahaan induk. Beberapa pesawat yang dioperasikan maskapai Thomas Cook Scandinavian Airlines tidak bisa lepas landas karena kontrak sewa mereka terkait dengan induk usaha Thomas Cook di Inggris.
Kini ada sekitar 600.000 orang di luar negeri dan membutuhkan bantuan pemerintah berbagai negara serta perusahaan asuransi untuk memulangkan mereka dari berbagai lokasi wisata, termasuk di Cancun, Kuba, dan Siprus.
“Sejumlah penerbangan darurat membawa 14.700 orang kembali ke Inggris dengan 64 penerbangan pada Senin (23/9), dan sekitar 135.300 orang lainnya diperkirakan kembali dalam 13 hari mendatang,” kata pernyataan regulator penerbangan Inggris. Sebanyak 74 penerbangan dijadwalkan pada Selasa (24/9) membawa pulang 16.500 orang. Lebih dari 70 penerbangan telah dijadwalkan pada Rabu (25/9).
Lebih dari 1.000 penerbangan telah direncanakan selama proses repatriasi massal tersebut. Repatriasi pada skala dan kondisi ini sangat luar biasa, serta malangnya akan tidak nyaman dan mengganggu para konsumen. Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk meminimalisasikan ini saat operasi berlanjut,” ungkap Chief Executive Officer (CEO) Otoritas Penerbangan Sipil Inggris Richard Moriarty.
Perusahaan itu bangkrut karena terlilit utang USD2,1 miliar akibat serangkaian kesepakatan yang berakhir buruk. Di sisi lain, Thomas Cook kesulitan menghadapi persaingan online di sektor industrinya. Thomas Cook harus menjual tiga juta paket liburan per tahun hanya untuk membayar bunga utang tersebut. Dengan bisnis yang kehabisan uang, Chief Executive Officer (CEO) Thomas Cook, Peter Fankhauser, mendapati para pemberi pinjaman tidak mau lagi membantu.
Fankhauser memiliki gaji 8,3 juta poundsterling, termasuk 4,3 juta poundsterling pada 2015. Pemerintah Inggris menyatakan enggan memberikan bailout pada Thomas Cook. Adapun Pemerintah Turki dan grup pengelola hotel Spanyol ingin mendukung rencana penyelamatan 200 juta poundsterling dengan jaminan oleh Pemerintah Inggris.
Meski demikian, Menteri Bisnis Inggris Andrea Leadsom menyatakan, dana tersebut tidak bisa membuat operator selama lebih dari dua pekan. “Ada berbagai rumor beredar, faktanya 200 juta poundsterling itu lebih sedikit dibandingkan apa yang diperlukan Thomas Cook hanya untuk jangka sangat pendek, untuk dua pekan mendatang,” kata dia pada Sky News.
“Thomas Cook berupaya membayar utang 1,7 miliar poundsterling dan itu akan membuang uang para pembayar pajak untuk melempar uang bagus setelah yang buruk,” kata dia. Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mempertanyakan mengapa para bos Thomas Cook dibayar mahal sebelum perusahaan itu bangkrut.
Saat berada di New York, PM Johnson mempertanyakan mengapa negara harus bertanggung jawab untuk tindakan para direktur Thomas Cook yang digaji mahal. Johnson juga menyatakan para operator tur harus memiliki sejumlah asuransi untuk menghadapi masalah semacam itu.
“Saya mempertanyakan tentang apakah tepat bahwa para direktur atau siapa pun di dewan direksi telah membayar diri mereka sendiri dengan gaji besar saat bisnis dapat merosot seperti itu,” kata PM Johnson dilansir Reuters. Dia menambahkan, “Anda harus memiliki beberapa sistem di mana para operator tur memiliki asuransi untuk menghadapi kondisi semacam ini.”
“Saya pikir berbagai pertanyaan yang perlu kita tanyakan pada diri kita sekarang: bagaimana ini bisa dihentikan terjadi lagi di masa depan?” kata Johnson. Johnson mempertanyakan, “Bagaimana kita bisa menjamin bahwa operator tur melakukan persiapan yang baik dengan model bisnis mereka di mana Anda tidak perlu berakhir dengan situasi pembayar pajak, negara, harus terlibat dan membawa orang kembali pulang ke rumah.”
Pengelola bisnis Thomas Cook di Polandia, Neckermann Polska, menjelaskan pihaknya tak memiliki dana sehingga sekitar 3.600 turis asal Polandia masih telantar di luar negeri. “Unit Polandia meski dalam kondisi keuangan stabil, tak bisa beroperasi secara independen tanpa perusahaan induknya,” ungkap pernyataan Neckermann Polska, kemarin.
“Berbagai masalah dari pemilik kami di pasar Inggris dan Jerman mengakibatkan likuidasi berbagai aktivitas operasional di pasar global, termasuk Polandia,” kata Neckermann. Divisi Jerman Thomas Cook juga mengajukan kebangkrutan kemarin, seperti yang dialami perusahaan induk. Otoritas di wilayah Mazowieckie, Polandia, termasuk ibu kota Warsawa, menyatakan sekitar 3.600 turis telah membeli paket liburan Neckermann Polska kini masih berada di luar negeri.
“Grup turis terbesar masih di Mediterania, kami memiliki masalah terbesar di Majorca, Turki, dan Tunisia,” ujar Izabela Stelmanska, direktur departemen budaya, promosi dan pariwisata wilayah Mazowieckie.
Dia menambahkan, “Kami memeriksa sejumlah kasus di mana kami akan membantu para turis dengan memastikan mereka dapat tetap tinggal hingga rencana tanggal mereka kembali, dan di mana diperlukan untuk mengelola kepulangan lebih awal ke negara ini.”
Sejumlah penerbangan yang dioperasikan Thomas Cook di Nordik telah dibatalkan atau ditunda saat anak usahanya berupaya menghindari kebangkrutan yang dialami perusahaan induk. Beberapa pesawat yang dioperasikan maskapai Thomas Cook Scandinavian Airlines tidak bisa lepas landas karena kontrak sewa mereka terkait dengan induk usaha Thomas Cook di Inggris.
(don)