Organisasi Kesehatan Dunia: Tanzania Tolak Berbagi Data Ebola

Senin, 23 September 2019 - 09:24 WIB
Organisasi Kesehatan Dunia: Tanzania Tolak Berbagi Data Ebola
Organisasi Kesehatan Dunia: Tanzania Tolak Berbagi Data Ebola
A A A
DAR ES SALAAM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Tanzania menolak memberikan rincian informasi tentang dugaan kasus-kasus Ebola. Pernyataan WHO itu menjadi teguran bagi Tanzania saat kawasan itu berupaya mengatasi wabah Ebola yang telah dideklarasikan sebagai darurat kesehatan global tersebut.

Transparansi dan kecepatan sangat penting untuk memerangi wabah mematikan yang dapat menyebar dengan cepat itu. Sejumlah orang yang melakukan kontak dengan mereka yang diduga terinfeksi harus dika rantina dan publik diperingatkan meningkatkan pencegahan dengan mencuci tangan.

WHO menyatakan, pihaknya mengetahui kematian seorang pasien di Dar es Salaam pada 10 September dan hari selanjutnya muncul laporan tak resmi bahwa orang itu dites positif Ebola. Korban tewas itu adalah perempuan yang meninggal pada 8 September. “Kontak-kontak korban tewas yang telah diidentifikasi telah dikarantina di berbagai lokasi negara itu,” papar pernyataan WHO, dilansir Reuters.

WHO menyatakan Tanzania memiliki dua kemungkinan kasus Ebola lainnya. Satu orang dites negatif dan tak ada informasi tentang pasien lainnya. Secara resmi Pemerintah Tanzania menyatakan tak ada kasus yang telah dikonfirmasi atau dugaan kasus Ebola. Pemerintah tidak menyebut kematian wanitai itu secara langsung dan tidak menyediakan informasi lebih lanjut.

“Meski beberapa permintaan, data klinis, hasil investigasi, kemungkinan kontak dan tes laboratorium yang dilakukan, tak ada komunikasi dengan WHO,” papar pernyataan WHO. WHO menambahkan, “Informasi resmi yang terbatas dari otoritas Tanzania menjadi tantangan.” Pejabat di Kementerian Kesehatan Tanzania belum dapat dihubungi untuk memberikan komentar.

Otoritas di wilayah timur dan tengah Afrika telah waspada dengan kemungkinan penyebaran Ebola dari Republik Demokratik Kongo yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dalam setahun terakhir. WHO mendapat banyak kritik dari para pakar saat wabah Ebola di Afrika Barat pada 2014- 2016 yang menewaskan lebih dari 11.300 orang di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.

Saat itu WHO dituduh tidak cepat bertindak mengatasi wabah Ebola terburuk di dunia tersebut. Pekan lalu Menteri Kesehatan AS Alex Azar mengkritik Tanzania karena gagal berbagi informasi tentang kemungkinan wabah Ebola. Hari selanjutnya, Azar mengirim pejabat kesehatan senior ke Tanzania. Uganda telah mencatat beberapa kasus setelah sejumlah pasien yang sakit melintasi perbatasan dari Kongo. Respons cepat pemerintah mencegah penyakit itu menyebar.

Wanita berumur 34 tahun yang meninggal dunia di Dar es Salaam telah mengunjungi Uganda menurut dokumen yang dimiliki WHO awal bulan ini. Wanita itu menunjukkan gejala Ebola termasuk sakit kepala, demam, ruam, dan diare berdarah pada 10 Agustus dan meninggal dunia pada 8 September. Tanzania sangat tergantung pada pariwisata dan wabah Ebola dapat mengurangi jumlah wisatawan.

Pernyataan WHO itu bukan pertama kalinya ada organisasi internasional yang meminta informasi dari pemerintahan Presiden Tanzania John Magufuli yang dijuluki Bulldozer itu. Awal tahun ini Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional juga memiliki data yang berbeda tentang pertumbuhan ekonomi negara itu pada 2018.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4416 seconds (0.1#10.140)