Kambing dan Pepaya Dites Positif Corona, Alat Tes di Tanzania Rusak

Selasa, 05 Mei 2020 - 06:01 WIB
loading...
Kambing dan Pepaya Dites...
Seekor kambing. Foto/REUTERS
A A A
DAR ES SALAAM - Alat tes virus corona yang digunakan di Tanzania dianggap rusak oleh Presiden John Magufuli karena memberikan hasil positif pada sampel yang diambil dari seekor kambing dan buah pepaya.

Magufuli menyatakan alat tes itu mengalami kerusakan teknis. Pemerintahan Magufuli dikritik karena merahasiakan wabah virus corona dan meminta warga berdoa agar wabah corona menjauh.

“Alat tes Covid-19 itu diimpor dari luar negeri,” ungkap Magufuli saat acara di Chato di barat laut Tanzania.

Presiden memerintahkan pasukan keamanan Tanzania memeriksa kualitas alat itu. Mereka secara acak mengambil beberapa sampel non-manusia, termasuk dari buah papaya, seekor kambing dan seekor domba, namun sampel itu diberi nama manusia dan umurnya.

Sampel-sampel itu kemudian dimasukkan laboratorium Tanzania untuk dites apakah terjangkit virus corona. Para teknisi di laboratorium itu tidak sadar dengan asal sampel tersebut.

“Sampel dari pepaya dan kambing dites positif Covid-19. Ini berarti beberapa orang yang dites positif faktanya mereka tidak terinfeksi oleh virus corona,” ungkap presiden.

Magufuli menambahkan, “Ada sesuatu yang terjadi, saya katakan sebelumnya kita tidak bisa menerima setiap bantuan yang tujuannya baik untuk bangsa ini.”

Dia meminta alat itu diinvestigasi. Tanzania mencatat 480 kasus corona dan 17 kematian. Namun tidak seperti negara Afrika lainnya, Tanzania selama beberapa hari tak memberi informsi terbaru.

Magufuli menyatakan dia telah mengirim pesawat untuk mengumpulkan obat yang disarankan Presiden Madagaskar berupa campuran herbal yang belum diakui internasional untuk tes ilmiah.

“Saya berkomunikasi dengan Madagaskar. Mereka memiliki obat. Kami akan mengirim penerbangan ke sana dan obat akan dibawa ke negara ini sehingga warga Tanzania dapat menggunakannya,” kata Magufuli.

Tingkat infeksi corona relatif rendah dibandingkan di Amerika Serikat, Asia dan Eropa. Namun di Afrika, tingkat tes sangat rendah, hanya sekitar 500 per satu juta orang.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1492 seconds (0.1#10.140)