Operasional Tinggi, Guantanamo jadi Penjara Termahal di Dunia

Kamis, 19 September 2019 - 09:26 WIB
Operasional Tinggi,...
Operasional Tinggi, Guantanamo jadi Penjara Termahal di Dunia
A A A
NEW YORK - Penjara Guantanamo (Gitmo) dikenal sebagai fasilitas tahanan teroris yang paling ditakuti dan mengerikan di dunia. Penjara yang beroperasi sejak Serangan 11 September 2001 itu menghabiskan dana operasional senilai USD540 juta atau USD13 juta untuk seorang narapidana.

Anggaran itu lebih mahal untuk pengamanan seorang penjahat perang Nazi Rudolf Hess di Penjara Spandau, Jerman, pada 1985, yang memakan biaya USD1,5 juta. Bahkan, penjara supermaksimum di Colorado yang menahan tahanan paling berbahaya di AS hanya memakan biaya USD78.000 pada 2012.

Melansir The New York Times, anggaran USD540 juta digunakan untuk mengamankan 40 narapidana yang masih bertahan di sana. Itu menjadi Gitmo menjadi salah satu program tahanan paling mahal di dunia. 18 tahun setelah pemerintahan George W Bush, tahanan yang disebut dengan Camp X-Ray masih dimanfaatkan untuk menahan penjahat perang melawan terorisme.

“Saya pikir itu pemborosan uang yang sangat mengerikan. Itu bencana pemborosan uang,”kata Kolonel (Purn) Gary Brown, mantan penasihat hukum puntuk mantan kepala pengadilan militer militer Guantanamo, kepad NPR. Dia mengajukan komplain sebagai whistleblower atas tuduhan pemborosan keuangan dan kesalahan manajemen di Gitmo. “Dua kata untuk merangkum (permasalahan Gitmo) adalah ‘Menunggu-Apa?’,” ujar Brown. Dia mengungkapkan, banyak pengeluaran anggaran di Gitmo tidak dibutuhkan.

Berlokasi di Pangkalan Angkatan Laut AS di perairan tenggara Kuba, militer menempatkan lebih dari 1.800 tentara di pusat tahanan tersebut. Sebanyak 45 tentara untuk menjaga seorang tahanan. Tentara menjaga tiga pusat tahanan, dua kantor pusat rahasia, tiga klinik, dan empat kompleks untuk tahanan berkonsultasi dengan pengacara. Di sana juga terdapat fasilitas pengadilan perang.

Bagi tentara dan anggota keluarganya memiliki bioskop, perumahan khusus, pekerja untuk memberikan pelayanan kesehatan mental, dan berbagai fasilitas lainnya. Hakim, pengacara, jurnalis, dan pekerja pendukung juga kerap terbang ke Gitmo dengan pesawat sewa.

Dalam pandangan Morris Davis, Kepala Penuntutan di Gitmo sejak 2005-2007, mengungkapkan miliaran dolar dihabiskan di Gitmo. “Pemborosan itu tidak perlukan,” ujarnya. Dia mengaku mengundurkan diri setelah dipaksa atasannya untuk memperoleh bukti dengan cara penyiksaan.

40 tahanan yang semuanya pria mendapatkan makanan halal, dilengkapi stasiun televisi baik berita dan olahraga, peralatan olahraga, dan PlayStation. Banyak tahanan mengikut kelompok seni dan kelas menanam sayur.

Anggaran senilai USD540 juta itu meliputi 12 bulan yang akan berakhir pada 30 September ini. Anggaran tersebut tidak termasuk operasional penjara yang dioperasikan CIA di sana. Laporan Departemen Pertahanan AS pada 2013 menghitung biaya operasional Gitmo mencapai USD454,1 hyra. Saat itu, jumlah tahanan mencapai 166 orang dengan biaya per tahanan mencapai USD2,7 juta.Laporan pada 2013 menunjukkan total biaya pembangunan dan operasional Gitmo sejak 2002 hingga 2014 mencapai USD5,2 miliar.

“Mereka (pejabat Gitmo) membangun sel tahanan dengan akses kursi roda. Kamu bisa membayangkan berapa mahalnya anggarannya. Itu sama seperti membangun rumah di Karibia,”kata Michel Paradis, pengacara bagi Abd al-Rahim al-Nashiri, dalang pengeboman kapal perang USS Cole. Bagaimana masa depan Gitmo? Paradis memprediksi Gitmo akan terus bertahan dan mendapatkan anggaran istimewa untuk beberapa dekade mendatang.

Gitmo telah digunakan untuk menahan 770 tahanan dengan puncak populasi pada 2003 mencapai 677 orang. Tahanan yang terakhiri dikirim ke sana pada 2008. Pemerintahan Bus telah membebaskan 540 tahanan, sebagian besar direpatriasi ke Pakistan, Afghanistan, dan Arab Saudi. Pemerintahan Barack Obama membebaskan 200 orang dan sepertinya dipindahkan ke negara ketiga.

Presiden Trump tetap membuka Gitmo dan menjamin operasionalnya. Namun, belum ada seorang tahanan baru yang dikirim sejak Trump berkuasa. Selama bertahun-tahun, belum ada consensus politik untuk mengakhiri operasional tahanan Gitmo dan memindahkannya ke penjara AS.

Membandingkan Gitmo dengan penjara tradisional lainnya sangatlah tidak adil. Penjara federal mempekerjakan pegawai sipil untuk memasak dan pelayanan kesehatan. Di Gitmo, Departemen Pertahanan menyediakan berbagai fasilitas untuk penjaga hingga analis intelijen hingga konsultan. Pada 2014, pegawai sipil yang bekerja di Gitmo mencapai 300 orang.

Bagaimana masa depan tahanan Gitmo? “Prediksi saya,” kata Paradis, “para tahanan (Gitmo) akan meninggal dunia sebelum mereka dinyatakan bersalah,”katanya. Kenapa? Dia mengungkapkan, para tahanan tidak mengakui diri mereka bersalah. “Mereka tidak mengaku bersalah atas skandal pembunuhan, padahal mereka telah membunuh lebih dari 2.900 orang,”ujarnya.

Sementara itu, Glenn Morgan, penduduk Belmont, AS, yang kehilangan ayahnya, Richard Morgan pada serangan 11 September, mengaku dua kali pergi ke Gitmo. Dia mengawasi proses persidangan militer. Dia berharap lima pria yang dituduh melakukan serangan ke Gitmo harus dieksekusi. “Saya tidak mengadvokasi untuk eksekusi. Saya tidak ingin ada kesimpulan,” katanya.

Sementara itu, Gitmo memiliki beberapa fakta yang cukup mengejutkan Seorang tahanan bernama Mohammed Ali Abdullah Bwazir yang ditahan sejak 2002 mengalami ketakutan ketika hendak dipindahkan ke tahanan lain. Dia pun akhirnya tidak ditranfer ke penjara di negara lain.

Kemudian, 8% tahanan Gitmo merupakan gerilyawan Al-Qaeda. Sembilan orang tahanan meninggal di tahanan, termasuk seorang tahanan melakukan gantung diri. Salah seorang tahanan bernama Tariq Ba Odah melakukan mogok makan selama sembilan tahun, dan akhirnya dipindahkan ke Saudi pada 2016.

Ternyata Gitmo juga memenjarakan 22 tahanan berusia di bawah 18 tahun. Omar Khard merupakan tahanan termuda di Gitmo yang berusia 15 tahun setelah ditangkap di Afghanistan. Selanjutnya, Mohammed Sadiq merupakan tahanan tertua berusia 89 tahun saat pertama kali dijebloskan ke Gitmo. 111 tahanan Gitmo kembali ke aktivitas terorisme setelah dibebaskan. (Andika H Mustaqim)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0958 seconds (0.1#10.140)