Kata Saudi, Ini Bukti Kesalahan Iran dalam Serangan Kilang Minyak
A
A
A
RIYADH - Arab Saudi, pada hari Rabu (18/9/2019), menunjukkan puing-puing pesawat nirawak dan rudal yang ditemukan penyelidik di situs serangan di kilang minyak Aramco. Kementerian Pertahanan setempat mengatakan puing-puing senjata itu adalah bukti dari kesalahan Iran.
Dua kilang minyak Aramco Arab Saudi di Abqaiq dan Khura diserang secara besar-besaran pada Sabtu pekan lalu. Awalnya, pemerintah kerjaaan mengatakan serangan dilakukan dengan pesawat nirawak atau drone tanpa mengidentifikasi pelakunya. Kilang minyak di Abqaiq adalah yang terbesar yang dimiliki Saudi dan salah satu yang terbesar di dunia.
Kelompok pemberontak Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, Amerika Serikat (AS) meragukan klaim itu dan menuding Iran sebagai pelakunya. Teheran telah membantah tuduhan tersebut.
Juru bicara Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi, Kolonel Turki al-Maliki, dalam konferensi pers di Riyadh mengatakan 25 pesawat tak berawak dan rudal digunakan dalam serangan pada Sabtu dini hari pekan lalu.
Tak hanya puing-puing senjata yang dibeberkan di atas meja, tapi foto udara dan foto close-up dari fasilitas Aramco yang rusak juga ditunjukkan.
Al-Maliki mengatakan drone-drone yang digunakan dalam serangan adalah kendaraan udara tak berawak (UAV) Delta-Wing Iran. UAV-UAV itu muncul dari utara ke selatan, sebelum akhirnya menyerang fasilitas minyak Abqaiq.
Berbicara atas nama Kementerian Pertahanan Saudi, al-Maliki menunjuk Iran sebagai pihak yang bersalah. "Peran destabilisasi yang dimainkan Iran dan para wakilnya di kawasan ini," katanya, seperti dikutip CNBC, Kamis (19/9/2019).
"Kami telah menyaksikan pertumbuhan yang berbeda dalam agresi Iran," ujarnya. "Serangan ini bukan terhadap Aramco atau Arab Saudi, (tapi) serangan terhadap komunitas internasional, seluruh ekonomi dunia, dan perdagangan global."
Teheran telah membantah keterlibatannya dalam serangan itu, dan menyebut tuduhan dari pejabat Saudi dan AS "tidak berarti" dan "tidak ada gunanya".
Ditanya secara langsung dan berulang kali oleh seorang wartawan apakah penyerang itu adalah Iran, al-Maliki tidak menjawab. Dia hanya mengatakan; "Saya mengendalikan konferensi (pers)."
Menanggapi pertanyaan wartawan lain bagaimana Arab Saudi akan menanggapi serangan, petinggi militer Riyadh itu mengatakan; "Kami hanya alat militer...itu adalah keputusan otoritas politik (kerajaan)."
Al-Maliki mengatakan bahwa semua komponen militer diambil dan dianalisis dari fasilitas Aramco menunjuk pada Iran. "Serangan itu tidak mungkin berasal dari Yaman...(itu) tidak dalam jangkauan kemampuan dari pemberontak Houthi," ujarnya.
"Kami sedang bekerja sekarang untuk berbagi data yang kami miliki dari chip dengan para ahli PBB dan kami akan berbagi (bukti) dengan sekutu kami," imbuh al-Maliki.
"Proyektil datang dari utara. Saat ini, kami sedang bekerja untuk mengetahui persis titik peluncurannya," katanya.
Dua kilang minyak Aramco Arab Saudi di Abqaiq dan Khura diserang secara besar-besaran pada Sabtu pekan lalu. Awalnya, pemerintah kerjaaan mengatakan serangan dilakukan dengan pesawat nirawak atau drone tanpa mengidentifikasi pelakunya. Kilang minyak di Abqaiq adalah yang terbesar yang dimiliki Saudi dan salah satu yang terbesar di dunia.
Kelompok pemberontak Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, Amerika Serikat (AS) meragukan klaim itu dan menuding Iran sebagai pelakunya. Teheran telah membantah tuduhan tersebut.
Juru bicara Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi, Kolonel Turki al-Maliki, dalam konferensi pers di Riyadh mengatakan 25 pesawat tak berawak dan rudal digunakan dalam serangan pada Sabtu dini hari pekan lalu.
Tak hanya puing-puing senjata yang dibeberkan di atas meja, tapi foto udara dan foto close-up dari fasilitas Aramco yang rusak juga ditunjukkan.
Al-Maliki mengatakan drone-drone yang digunakan dalam serangan adalah kendaraan udara tak berawak (UAV) Delta-Wing Iran. UAV-UAV itu muncul dari utara ke selatan, sebelum akhirnya menyerang fasilitas minyak Abqaiq.
Berbicara atas nama Kementerian Pertahanan Saudi, al-Maliki menunjuk Iran sebagai pihak yang bersalah. "Peran destabilisasi yang dimainkan Iran dan para wakilnya di kawasan ini," katanya, seperti dikutip CNBC, Kamis (19/9/2019).
"Kami telah menyaksikan pertumbuhan yang berbeda dalam agresi Iran," ujarnya. "Serangan ini bukan terhadap Aramco atau Arab Saudi, (tapi) serangan terhadap komunitas internasional, seluruh ekonomi dunia, dan perdagangan global."
Teheran telah membantah keterlibatannya dalam serangan itu, dan menyebut tuduhan dari pejabat Saudi dan AS "tidak berarti" dan "tidak ada gunanya".
Ditanya secara langsung dan berulang kali oleh seorang wartawan apakah penyerang itu adalah Iran, al-Maliki tidak menjawab. Dia hanya mengatakan; "Saya mengendalikan konferensi (pers)."
Menanggapi pertanyaan wartawan lain bagaimana Arab Saudi akan menanggapi serangan, petinggi militer Riyadh itu mengatakan; "Kami hanya alat militer...itu adalah keputusan otoritas politik (kerajaan)."
Al-Maliki mengatakan bahwa semua komponen militer diambil dan dianalisis dari fasilitas Aramco menunjuk pada Iran. "Serangan itu tidak mungkin berasal dari Yaman...(itu) tidak dalam jangkauan kemampuan dari pemberontak Houthi," ujarnya.
"Kami sedang bekerja sekarang untuk berbagi data yang kami miliki dari chip dengan para ahli PBB dan kami akan berbagi (bukti) dengan sekutu kami," imbuh al-Maliki.
"Proyektil datang dari utara. Saat ini, kami sedang bekerja untuk mengetahui persis titik peluncurannya," katanya.
(mas)