Singapura Tawarkan Bantuan Atasi Kabut Asap
A
A
A
SINGAPURA - Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air Singapura, Masagos Zulkifli menawarkan bantuan kepada Indonesia untuk mengatasi masalah kabut asap. Menurutnya ada kebutuhan untuk tekad yang lebih kuat dan kerja sama di antara negara-negara ASEAN untuk mengatasi masalah kabut lintas batas.
"Kembalinya kabut asap adalah pengingat akan keseriusan masalah, yang telah mempengaruhi kawasan ASEAN selama bertahun-tahun. Keduanya mencemari udara yang kita hirup dan mengeluarkan gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim," tulis Masagos dalam sebuah postingan di Facebook.
"Inilah sebabnya mengapa ada kebutuhan untuk penyelesaian dan kerja sama yang lebih kuat antara negara-negara ASEAN dan para pemangku kepentingan, untuk mencapai visi kami tentang ASEAN yang bebas kabut asap pada tahun 2020," imbuhnya seperti disitat dari Channel News Asia, Minggu (15/9/2019).
Masagos menambahkan bahwa Singapura telah menawarkan bantuan kepada Indonesia untuk memerangi kebakaran hutan di sana.
"Seperti biasa, kami siap membantu menekan kebakaran di lapangan. Singapura telah menawarkan bantuan teknis pemadaman kebakaran ke Indonesia dan siap untuk menyebarkannya jika diminta oleh Indonesia," katanya.
Tawaran ini dilontarkan Masagos di tengah memburuknya kualitas udara di negara itu. Indeks Standar Pencemaran (PSI) Singapura pada hari Sabtu mencapai level tidak sehat untuk pertama kalinya sejak Agustus 2016, dengan angka melampaui angka 100 pada jam 4 sore.
Malaysia juga telah menawarkan bantuan kepada Indonesia untuk memadamkan kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra, dengan Menteri Lingkungan Hidup Malaysia Yeo Bee Yin awal pekan ini menegaskan kembali kekhawatiran negaranya atas dampak kabut lintas batas yang terus-menerus.
Menurut Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA), kabut asap memburuk pada Sabtu sore karena konvergensi angin di wilayah terdekat, menyebabkan lebih banyak kabut asap bertiup dari Sumatera.
Dikatakan, 450 titik api terdeteksi sebagian besar di provinsi Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan di Indonesia. Jumlah ini meningkat tajam dari 156 titik api pada Jumat.
Kebakaran hutan telah terjadi di beberapa bagian Sumatra dan Kalimantan dalam beberapa minggu terakhir. Peristiwa ini mendorong pemerintah mengirimkan TNI dan polisi untuk memadamkan api.
Kualitas udara di sejumlah kota yang dekat dengan kebakaran hutan telah meningkat ke tingkat berbahaya. Awal minggu ini, ribuan orang telah mengadakan shalat Istisqa atau shalat minta hujan.
"Kembalinya kabut asap adalah pengingat akan keseriusan masalah, yang telah mempengaruhi kawasan ASEAN selama bertahun-tahun. Keduanya mencemari udara yang kita hirup dan mengeluarkan gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim," tulis Masagos dalam sebuah postingan di Facebook.
"Inilah sebabnya mengapa ada kebutuhan untuk penyelesaian dan kerja sama yang lebih kuat antara negara-negara ASEAN dan para pemangku kepentingan, untuk mencapai visi kami tentang ASEAN yang bebas kabut asap pada tahun 2020," imbuhnya seperti disitat dari Channel News Asia, Minggu (15/9/2019).
Masagos menambahkan bahwa Singapura telah menawarkan bantuan kepada Indonesia untuk memerangi kebakaran hutan di sana.
"Seperti biasa, kami siap membantu menekan kebakaran di lapangan. Singapura telah menawarkan bantuan teknis pemadaman kebakaran ke Indonesia dan siap untuk menyebarkannya jika diminta oleh Indonesia," katanya.
Tawaran ini dilontarkan Masagos di tengah memburuknya kualitas udara di negara itu. Indeks Standar Pencemaran (PSI) Singapura pada hari Sabtu mencapai level tidak sehat untuk pertama kalinya sejak Agustus 2016, dengan angka melampaui angka 100 pada jam 4 sore.
Malaysia juga telah menawarkan bantuan kepada Indonesia untuk memadamkan kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra, dengan Menteri Lingkungan Hidup Malaysia Yeo Bee Yin awal pekan ini menegaskan kembali kekhawatiran negaranya atas dampak kabut lintas batas yang terus-menerus.
Menurut Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA), kabut asap memburuk pada Sabtu sore karena konvergensi angin di wilayah terdekat, menyebabkan lebih banyak kabut asap bertiup dari Sumatera.
Dikatakan, 450 titik api terdeteksi sebagian besar di provinsi Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan di Indonesia. Jumlah ini meningkat tajam dari 156 titik api pada Jumat.
Kebakaran hutan telah terjadi di beberapa bagian Sumatra dan Kalimantan dalam beberapa minggu terakhir. Peristiwa ini mendorong pemerintah mengirimkan TNI dan polisi untuk memadamkan api.
Kualitas udara di sejumlah kota yang dekat dengan kebakaran hutan telah meningkat ke tingkat berbahaya. Awal minggu ini, ribuan orang telah mengadakan shalat Istisqa atau shalat minta hujan.
(wib)