Rudal Tenaga Nuklir Rusia dengan Jangkauan Tak Terbatas Siap Tempur 2025
A
A
A
WASHINGTON - Sebuah rudal bertenaga nuklir yang dibangun oleh Rusia yang diyakini memiliki jangkauan tak terbatas siap dioperasikan untuk tempur dalam enam tahun ke depan atau tahun 2025. Klaim ini merupakan penilaian intelijen Amerika Serikat (AS).
Sumber yang memiliki akses terhadap penilaian intelijen itu mengatakan kepada CNBC bahwa timeline sedikit dipercepat dengan apa yang dilaporkan Kremlin sebelumnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menggembar-gemborkan rudal baru bertenaga nuklir pada tahun lalu. Dia mengklaim senjata baru itu akan membuat sistem pertahanan rudal NATO yang dipimpin Amerika menjadi tidak berguna.
Sejak pengumuman Putin tersebut, rudal—yang disebut Rusia sebagai 9M730 Buresvestnik—telah mengalami kegagalan uji coba beberapa kali, termasuk awal tahun ini.
Menurut laporan CNBC yang dikutip Sabtu (14/9/2019), para pejabat AS menentukan penerbangan uji coba terpanjang dari rudal itu hanya berlangsung lebih dari dua menit, dengan rudal terbang 22 mil sebelum jatuh.
Putin mengklaim senjata baru itu mampu menyerang target jarak jauh. Namun, dua pejabat AS yang memberi pengarahan tentang kemampuan militer Moskow kepada Fox News pada saat itu bahwa senjata itu belum beroperasi dan masih dalam tahap "baru lahir".
"Rudal jelajah bertenaga nuklir yang dibanggakan Putin sebenarnya jatuh beberapa kali selama pengujian baru-baru ini di Kutub Utara," kata salah satu pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang berbicara dengan media. "Pikirkan dampak lingkungan itu," ujarnya.
Berita tentang timeline yang dipercepat untuk kesiapan senjata baru Moskow itu muncul setelah ledakan misterius di Rusia utara bulan lalu yang menewaskan sedikitnya lima ahli nuklir Rusia.
Para pejabat AS mengatakan kepada New York Times setelah ledakan bahwa insiden tersebut melibatkan prototipe rudal Buresvestnik, juga dikenal sebagai Skyfall.
Sumber yang memiliki akses terhadap penilaian intelijen itu mengatakan kepada CNBC bahwa timeline sedikit dipercepat dengan apa yang dilaporkan Kremlin sebelumnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menggembar-gemborkan rudal baru bertenaga nuklir pada tahun lalu. Dia mengklaim senjata baru itu akan membuat sistem pertahanan rudal NATO yang dipimpin Amerika menjadi tidak berguna.
Sejak pengumuman Putin tersebut, rudal—yang disebut Rusia sebagai 9M730 Buresvestnik—telah mengalami kegagalan uji coba beberapa kali, termasuk awal tahun ini.
Menurut laporan CNBC yang dikutip Sabtu (14/9/2019), para pejabat AS menentukan penerbangan uji coba terpanjang dari rudal itu hanya berlangsung lebih dari dua menit, dengan rudal terbang 22 mil sebelum jatuh.
Putin mengklaim senjata baru itu mampu menyerang target jarak jauh. Namun, dua pejabat AS yang memberi pengarahan tentang kemampuan militer Moskow kepada Fox News pada saat itu bahwa senjata itu belum beroperasi dan masih dalam tahap "baru lahir".
"Rudal jelajah bertenaga nuklir yang dibanggakan Putin sebenarnya jatuh beberapa kali selama pengujian baru-baru ini di Kutub Utara," kata salah satu pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang berbicara dengan media. "Pikirkan dampak lingkungan itu," ujarnya.
Berita tentang timeline yang dipercepat untuk kesiapan senjata baru Moskow itu muncul setelah ledakan misterius di Rusia utara bulan lalu yang menewaskan sedikitnya lima ahli nuklir Rusia.
Para pejabat AS mengatakan kepada New York Times setelah ledakan bahwa insiden tersebut melibatkan prototipe rudal Buresvestnik, juga dikenal sebagai Skyfall.
(mas)