Kremlin Sebut Terduga Mata-mata AS Tidak Memiliki Akses ke Putin

Rabu, 11 September 2019 - 01:39 WIB
Kremlin Sebut Terduga Mata-mata AS Tidak Memiliki Akses ke Putin
Kremlin Sebut Terduga Mata-mata AS Tidak Memiliki Akses ke Putin
A A A
MOSKOW - Kremlin mengecilkan laporan mata-mata CIA di dalam administrasi kepresidenan Rusia. Namun mengatakan seorang pejabat yang diidentifikasi oleh media Rusia sebagai terduga "tikus" AS telah bekerja di sana meskipun tidak memiliki akses ke Presiden Vladimir Putin.

Kantor berita CNN pada Senin kemarin melaporkan bahwa AS telah berhasil mengekstraksi salah satu sumber rahasia tingkat tertinggi di Rusia pada tahun 2017.

Dua sumber yang akrab dengan pemantauan AS terhadap aktivitas Rusia mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa informan CIA seperti itu memang ada di dalam pemerintah Rusia dan telah diekstraksi dan dibawa ke AS.

Sumber menunjukkan bahwa pejabat AS sangat khawatir bahwa pejabat Kremlin telah mempublikasikannya.

Surat kabar harian Rusia, Kommersant, pada hari Selasa mengatakan bahwa pejabat tersebut kemungkinan adalah seorang pria bernama Oleg Smolenkov. Smolenkov dilaporkan telah menghilang bersama istrinya, Antonina, dan tiga anaknya saat berlibur di Montenegro pada Juni 2017.

Laporan itu mengutip pejabat penegak hukum Rusia yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Moskow pada awalnya membuka penyelidikan atas dugaan pembunuhannya di Montenegro sebelum menyimpulkan bahwa dia masih hidup dan tinggal di luar negeri.

Kommersant menerbitkan gambar sebuah rumah di Virginia yang katanya dibeli oleh Smolenkov dan dikaitkan dengan perincian pembelian properti, termasuk alamat tepatnya, dalam daftar real estat dan pengajuan pajak daerah setempat.

Seorang pejabat AS yang mengetahui permasalaan bahwa hal itu tidak sepenuhnya bodoh atau bertentangan dengan praktik mata-mata standar bagi seorang pembelot untuk membeli properti atas namanya sendiri. Dia tidak mengatakan alasannya.

Tetapi sekarang setelah cerita itu dipublikasikan, kemungkinan besar pemerintah AS harus melakukan upaya serius untuk melindungi pembelot itu, kata sumber yang tidak membantah "tikus" itu adalah Oleg Smolenkov.

Ditanya tentang masalah ini, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Smolenkov telah bekerja di administrasi kepresidenan Rusia tetapi telah dipecat pada 2016/17.

“Memang benar bahwa Smolenkov bekerja di administrasi kepresidenan, tetapi dia dipecat beberapa tahun yang lalu. Pekerjaannya tidak di level pejabat senior,” kata Peskov seperti dikutip dari Reuters, Rabu (11/9/2019).

Smolenkov tidak memiliki akses langsung ke Putin, tambah Peskov, menolak dengan tawa untuk mengkonfirmasi apakah dia telah menjadi agen AS atau tidak.

"Saya tidak dapat mengonfirmasi bahwa...Saya tidak tahu apakah dia seorang agen. Saya hanya dapat mengkonfirmasi bahwa ada orang seperti itu dalam administrasi kepresidenan, yang kemudian dipecat," ujarnya.

"Semua spekulasi media AS ini tentang siapa yang secara mendesak mengekstraksi siapa dan menyelamatkan siapa dari siapa dan seterusnya - ini lebih merupakan genre fiksi pulp, membaca kejahatan, jadi mari kita serahkan pada mereka," imbuh Peskov.

Smolenkov pada waktu yang berbeda bekerja di Kedutaan Besar Rusia di Amerika Serikat, dalam administrasi pemerintahan Rusia dan dalam administrasi kepresidenan Rusia, dokumen sumber terbuka di dalam Rusia menunjukkan.

Istrinya bekerja di departemen Kremlin lain, kata Kommersant.

Ini mengutip beberapa sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan mereka pikir Smolenkov hanya melakukan pekerjaan rutin dan tidak mungkin menyampaikan lebih dari "rumor dua-bit" kepada Amerika.

Tetapi sumber lain dikutip mengatakan bahwa Smolenkov bekerja dengan dan menikmati kepercayaan dari asisten kebijakan luar negeri Putin Yuri Ushakov yang memang memiliki akses ke pemimpin Rusia.

"Ini serius," kata seorang pejabat Rusia yang tidak disebutkan namanya.

Sementara Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan secara terpisah pada hari Selasa bahwa dia belum pernah mendengar tentang Smolenkov.

"Saya belum pernah melihat pria ini, belum pernah bertemu dengannya, dan tidak pernah memantau karier atau gerakannya," kata Lavrov.

CNN melaporkan pada hari Senin bahwa keputusan AS untuk mengekstraksi informannya telah terjadi segera setelah pertemuan Mei 2017 di Oval Office di mana Presiden AS Donald Trump telah membahas intelijen yang sangat rahasia dengan Lavrov.

Lavrov mengatakan pada hari Selasa bahwa tidak ada yang membocorkan rahasia kepadanya pada pertemuan dengan Trump.

Sumber pemerintah AS juga menegaskan bahwa Trump tidak mengungkapkan rahasia, seperti keberadaan atau identitas informan, pada setiap pertemuan dengan pejabat Rusia.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5635 seconds (0.1#10.140)