Putin: Rusia Akan Buat Rudal yang Dilarang Perjanjian Senjata Nuklir
A
A
A
MOSKOW - Rusia akan menghasilkan rudal baru yang dilarang di bawah perjanjian kontrol senjata nuklir. Hal itu ditegaskan Presiden Vladimir Vladimorvich Putin.
Kendati demikian, dia menjamin bahwa Moskow tidak akan mengerahkan senjata terlarang seperti itu kecuali Amerika Serikat (AS) memulainya lebih dulu.
Perjanjian yang dimaksud Putin adalah Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty 1987 atau Traktat Angkatan Nuklir Jarak Menengah. Perjanjian itu telah runtuh belum lama ini setelah AS resmi keluar dari perjanjian dengan alasan Rusia telah melanggarnya. Moskow telah membantah tuduhan tersebut.
"Kami sudah mengatakan di depan umum bahwa kami tidak akan mengerahkan (rudal jelajah) setelah Amerika menguji rudal seperti itu," kata Putin dalam forum ekonomi di kota Vladivostok, Kamis (5/9/2019).
"Tentu saja, kami akan memproduksi rudal seperti itu, tetapi kami tidak akan menyebarkannya di wilayah di mana tidak ada sistem rudal berbasis darat dari kelas ini yang diproduksi oleh AS yang telah muncul," ujar Putin, seperti dikutip dari The Moscow Times, Jumat (6/9/2019).
Orang nomor satu Kremlin itu mengaku tidak senang dengan rencana potensial AS untuk mengerahkan sistem rudal jarak menengah berbasis darat di Korea Selatan dan Jepang.
"Ini benar-benar membuat kami sangat sedih, dan itu juga merupakan alasan untuk keprihatinan tertentu bagi kami," kata Putin.
“Jika itu ditempatkan di Jepang atau Korea Selatan, kami memahami bahwa ini akan dilakukan dengan dalih mencegah ancaman dari Korea Utara, tetapi bagi kami itu akan menimbulkan masalah yang signifikan, masalah yang sangat serius karena sistem rudal ini akan dapat menutupi sebagian besar wilayah Rusia," imbuh dia.
Kendati demikian, dia menjamin bahwa Moskow tidak akan mengerahkan senjata terlarang seperti itu kecuali Amerika Serikat (AS) memulainya lebih dulu.
Perjanjian yang dimaksud Putin adalah Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty 1987 atau Traktat Angkatan Nuklir Jarak Menengah. Perjanjian itu telah runtuh belum lama ini setelah AS resmi keluar dari perjanjian dengan alasan Rusia telah melanggarnya. Moskow telah membantah tuduhan tersebut.
"Kami sudah mengatakan di depan umum bahwa kami tidak akan mengerahkan (rudal jelajah) setelah Amerika menguji rudal seperti itu," kata Putin dalam forum ekonomi di kota Vladivostok, Kamis (5/9/2019).
"Tentu saja, kami akan memproduksi rudal seperti itu, tetapi kami tidak akan menyebarkannya di wilayah di mana tidak ada sistem rudal berbasis darat dari kelas ini yang diproduksi oleh AS yang telah muncul," ujar Putin, seperti dikutip dari The Moscow Times, Jumat (6/9/2019).
Orang nomor satu Kremlin itu mengaku tidak senang dengan rencana potensial AS untuk mengerahkan sistem rudal jarak menengah berbasis darat di Korea Selatan dan Jepang.
"Ini benar-benar membuat kami sangat sedih, dan itu juga merupakan alasan untuk keprihatinan tertentu bagi kami," kata Putin.
“Jika itu ditempatkan di Jepang atau Korea Selatan, kami memahami bahwa ini akan dilakukan dengan dalih mencegah ancaman dari Korea Utara, tetapi bagi kami itu akan menimbulkan masalah yang signifikan, masalah yang sangat serius karena sistem rudal ini akan dapat menutupi sebagian besar wilayah Rusia," imbuh dia.
(mas)