Partai Demokrat AS Serukan Pengetatan UU Senjata Pasca Penembakan Texas
A
A
A
WASHINGTON - Sejumlah politisi Partai Demokrat Amerika Serikat (AS) menyerukan pengetatan undang-undang kepemilikan senjata, pasca penembakan baru yang terjadi di Texas. Setidaknya lima orang tewas dalam penembakan tersebut.
Politisi Partai Demokrat, yang juga merupakan Pemimpin Minoritas Senat, Charles Schumer melalui akun Twitternya mengatakan, penembakan di Texas adalah kejadian yang menyayat hati. Dia lalu mengatakan, sudah saatnya kekerasan senjata api harus dihentikan.
"Pikiran kami bersama para korban, keluarga mereka dan semua orang terluka dalam penembakan di Odessa dan Midland. Terima kasih kepada para responden pertama yang mempertaruhkan nyawanya untuk menghentikan ancaman," ucap Schumer.
"Pemimpin Mayoritas Senat AS, Mitch McConnell harus kembali memunculkan pembahasan setelah Kongres kembali. Kekerasan senjata harus dihentikan," sambungnya, seperti dilansir PressTV pada Minggu (1/9).
Desakan juga datang dari Nancy Pelosi, yang merupakan pemimpin DPR AS. Di mana dia mengatakan kekerasan dengan senjata telah membawa penderitaan terhadap warga AS dan hal ini harus segera dihentikan.
"Cukup sudah. Setiap hari, epidemi kekerasan senjata menimbulkan korban yang menghancurkan di masyarakat di seluruh Amerika, kali ini di Texas Barat, Senat harus mengakhiri penghalang dan akhirnya meloloskan undang-undang yang disetujui untuk menghadiri kekerasan senjata," ucapnya.
Sebelumnya diwartakan, seorang pengendara mobil kulit putih berusia sekitar 30 tahun dihentikan oleh polisi di Interstate 20, sekitar pukul 14:30. Pengendara itu lalu menembak polisi yang menghentikannya. Ia kemudian membajak sebuah mobil van putih dan mulai menembaki pengendara lain.
Selanjutnya, aksi tersangka kian brutal. Ia menyebar teror dengan melepaskan tembakan di pusat-pusat perbelanjaan dan bioskop. Setidaknya lima orang tewas dan 21 lainnya terluka akibat penembakan massal ini. Para korban langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Politisi Partai Demokrat, yang juga merupakan Pemimpin Minoritas Senat, Charles Schumer melalui akun Twitternya mengatakan, penembakan di Texas adalah kejadian yang menyayat hati. Dia lalu mengatakan, sudah saatnya kekerasan senjata api harus dihentikan.
"Pikiran kami bersama para korban, keluarga mereka dan semua orang terluka dalam penembakan di Odessa dan Midland. Terima kasih kepada para responden pertama yang mempertaruhkan nyawanya untuk menghentikan ancaman," ucap Schumer.
"Pemimpin Mayoritas Senat AS, Mitch McConnell harus kembali memunculkan pembahasan setelah Kongres kembali. Kekerasan senjata harus dihentikan," sambungnya, seperti dilansir PressTV pada Minggu (1/9).
Desakan juga datang dari Nancy Pelosi, yang merupakan pemimpin DPR AS. Di mana dia mengatakan kekerasan dengan senjata telah membawa penderitaan terhadap warga AS dan hal ini harus segera dihentikan.
"Cukup sudah. Setiap hari, epidemi kekerasan senjata menimbulkan korban yang menghancurkan di masyarakat di seluruh Amerika, kali ini di Texas Barat, Senat harus mengakhiri penghalang dan akhirnya meloloskan undang-undang yang disetujui untuk menghadiri kekerasan senjata," ucapnya.
Sebelumnya diwartakan, seorang pengendara mobil kulit putih berusia sekitar 30 tahun dihentikan oleh polisi di Interstate 20, sekitar pukul 14:30. Pengendara itu lalu menembak polisi yang menghentikannya. Ia kemudian membajak sebuah mobil van putih dan mulai menembaki pengendara lain.
Selanjutnya, aksi tersangka kian brutal. Ia menyebar teror dengan melepaskan tembakan di pusat-pusat perbelanjaan dan bioskop. Setidaknya lima orang tewas dan 21 lainnya terluka akibat penembakan massal ini. Para korban langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
(esn)