AS Berencana Lakukan Pembicaraan dengan Houthi
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) ingin memulai pembicaraan langsung dengan gerakan Houthi dalam upaya untuk mengakhiri perang di Yaman. Begitu bunyi laporan yang diturunkan The Wall Street Journal.
"Pemerintahan Trump sedang berusaha untuk mendorong Arab Saudi untuk mengambil bagian dalam pembicaraan rahasia di Oman dengan para pemimpin Houthi untuk menengahi gencatan senjata di Yaman," bunyi laporan The Wall Street Journal, mengutip pihak-pihak yang mengetahui rencana tersebut.
Menurut laporan itu, rencana AS untuk membuka pembicaraan langsung dengan Houthi datang pada saat kekhawatiran perang regional yang lebih luas sedang tumbuh.
"Pemerintahan Trump memandang pasukan Houthi di Yaman sebagai 'proksi Iran' dan mengatakan Teheran harus bertanggung jawab atas serangan roket dan drone terhadap Arab Saudi," kata laporan itu yang disitir Sputnik, Rabu (28/8/2019).
Selama beberapa bulan terakhir, gerilyawan Houthi telah melakukan beberapa serangan pesawat tak berawak ke bandara dan fasilitas minyak Saudi.
Yaman telah dilanda konflik bersenjata antara pasukan pemerintah, yang dipimpin oleh Presiden Abdrabuh Mansour Hadi, dan kelompok Houthi selama beberapa tahun. Koalisi yang dipimpin Arab Saudi telah melakukan serangan terhadap Houthi atas permintaan Hadi sejak Maret 2015.
Konflik Yaman telah menghasilkan krisis kemanusiaan besar-besaran di negara itu. Puluhan ribu orang, banyak dari mereka warga sipil, telah terbunuh di Yaman sejak koalisi pimpinan Saudi melakukan intervensi pada Maret 2015, kata lembaga bantuan.
Pertempuran itu telah memicu apa yang PBB deskripsikan sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan jutaan orang mengungsi dan membutuhkan bantuan.
"Pemerintahan Trump sedang berusaha untuk mendorong Arab Saudi untuk mengambil bagian dalam pembicaraan rahasia di Oman dengan para pemimpin Houthi untuk menengahi gencatan senjata di Yaman," bunyi laporan The Wall Street Journal, mengutip pihak-pihak yang mengetahui rencana tersebut.
Menurut laporan itu, rencana AS untuk membuka pembicaraan langsung dengan Houthi datang pada saat kekhawatiran perang regional yang lebih luas sedang tumbuh.
"Pemerintahan Trump memandang pasukan Houthi di Yaman sebagai 'proksi Iran' dan mengatakan Teheran harus bertanggung jawab atas serangan roket dan drone terhadap Arab Saudi," kata laporan itu yang disitir Sputnik, Rabu (28/8/2019).
Selama beberapa bulan terakhir, gerilyawan Houthi telah melakukan beberapa serangan pesawat tak berawak ke bandara dan fasilitas minyak Saudi.
Yaman telah dilanda konflik bersenjata antara pasukan pemerintah, yang dipimpin oleh Presiden Abdrabuh Mansour Hadi, dan kelompok Houthi selama beberapa tahun. Koalisi yang dipimpin Arab Saudi telah melakukan serangan terhadap Houthi atas permintaan Hadi sejak Maret 2015.
Konflik Yaman telah menghasilkan krisis kemanusiaan besar-besaran di negara itu. Puluhan ribu orang, banyak dari mereka warga sipil, telah terbunuh di Yaman sejak koalisi pimpinan Saudi melakukan intervensi pada Maret 2015, kata lembaga bantuan.
Pertempuran itu telah memicu apa yang PBB deskripsikan sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan jutaan orang mengungsi dan membutuhkan bantuan.
(ian)