Lagi, Cucu Pendiri Ikhwanul Muslimin Dituduh Memerkosa Perempuan
A
A
A
PARIS - Tariq Ramadan, cendekiawan terkemuka yang juga cucu pendiri Ikhwanul Muslimin Hassan al-Banna, kembali dituduh memerkosa seorang perempuan di Prancis. Dia sebelumnya terjeret kasus dugaan pemerkosaan terhadap dua perempuan di negara Eropa tersebut.
Tuduhan terbaru muncul dari seoran jurnalis perempuan berusia 50-an tahun. Sumber-sumber pengadilan Prancis mengungkap tuduhan terbaru itu pada hari Minggu.
Salah seorang sumber pengadilan mengonfirmasi kepada radio Europe 1 dan surat kabar Le Journal du Dimanche, Senin (26/8/2019), bahwa jurnalis perempuan itu mengaku diperkosa Ramadan, 56, dan anggota stafnya ketika dia datang untuk mewawancarai cendekiawan tersebut di sebuah hotel di Lyon pada Mei 2014.
Jurnalis itu tidak menjelaskan mengapa tuduhan baru dia lontarkan setelah lima tahun berlalu. Dia mengajukan pengaduan pidana pada Mei 2019. Menurut sumber pengadilan, jurnalis itu mengaku diancam atau diintimidasi Ramadan dengan tujuan untuk mencegahnya melapor dugaan pemerkosaan itu ke polisi.
Ramadan yang merupakan ayah empat anak tersebut tercatat sebagai profesor di Universitas Oxford. Namun, dia terpaksa meninggalkan kampus itu ketika tuduhan pemerkosaan muncul pada akhir 2017.
Ramadan telah membantah tuduhan bahwa dia memerkosa seorang wanita cacat pada 2009 dan seorang aktivis feminis pada 2012.
Dia ditahan pada Februari 2018 hingga sembilan bulan lamanya sebelum dibebaskan dengan jaminan.
Tak hanya di Prancis, pihak berwenang di Swiss juga menyelidiki Ramadan setelah menerima pengaduan pemerkosaan di negara itu.
Pengacara Ramadan, Emmanuel Marsigny, menolak mengomentari tuduhan terbaru di Prancis.
Jurnalis yang membuat tuduhan itu mengaku kepada polisi bahwa Ramadan dan seorang asistennya berulang kali memerkosanya di kamar Ramadan di hotel Sofitel di Lyon.
Dia menggambarkan dugaan serangan itu sebagai "kekerasan yang tak terungkap". Dia mengutip ancaman Ramadan ketika hendak dilaporkan ke polisi. "Anda tidak tahu seberapa kuat saya," kata jurnalis itu menirukan ancaman Ramadan.
Dia juga mengklaim bahwa Ramadan telah menghubunginya melalui aplikasi Messenger pada Januari, dua bulan setelah pembebasannya dari penjara untuk dua kasus pemerkosaan sebelumnya. Dalam kontak via Messenger itu, sang jurnalis mengatakan bahwa Ramadan menyodorkan "tawaran yang profesional". Dia tidak merinci tawaran yang dimaksud.
Tuduhan terbaru muncul dari seoran jurnalis perempuan berusia 50-an tahun. Sumber-sumber pengadilan Prancis mengungkap tuduhan terbaru itu pada hari Minggu.
Salah seorang sumber pengadilan mengonfirmasi kepada radio Europe 1 dan surat kabar Le Journal du Dimanche, Senin (26/8/2019), bahwa jurnalis perempuan itu mengaku diperkosa Ramadan, 56, dan anggota stafnya ketika dia datang untuk mewawancarai cendekiawan tersebut di sebuah hotel di Lyon pada Mei 2014.
Jurnalis itu tidak menjelaskan mengapa tuduhan baru dia lontarkan setelah lima tahun berlalu. Dia mengajukan pengaduan pidana pada Mei 2019. Menurut sumber pengadilan, jurnalis itu mengaku diancam atau diintimidasi Ramadan dengan tujuan untuk mencegahnya melapor dugaan pemerkosaan itu ke polisi.
Ramadan yang merupakan ayah empat anak tersebut tercatat sebagai profesor di Universitas Oxford. Namun, dia terpaksa meninggalkan kampus itu ketika tuduhan pemerkosaan muncul pada akhir 2017.
Ramadan telah membantah tuduhan bahwa dia memerkosa seorang wanita cacat pada 2009 dan seorang aktivis feminis pada 2012.
Dia ditahan pada Februari 2018 hingga sembilan bulan lamanya sebelum dibebaskan dengan jaminan.
Tak hanya di Prancis, pihak berwenang di Swiss juga menyelidiki Ramadan setelah menerima pengaduan pemerkosaan di negara itu.
Pengacara Ramadan, Emmanuel Marsigny, menolak mengomentari tuduhan terbaru di Prancis.
Jurnalis yang membuat tuduhan itu mengaku kepada polisi bahwa Ramadan dan seorang asistennya berulang kali memerkosanya di kamar Ramadan di hotel Sofitel di Lyon.
Dia menggambarkan dugaan serangan itu sebagai "kekerasan yang tak terungkap". Dia mengutip ancaman Ramadan ketika hendak dilaporkan ke polisi. "Anda tidak tahu seberapa kuat saya," kata jurnalis itu menirukan ancaman Ramadan.
Dia juga mengklaim bahwa Ramadan telah menghubunginya melalui aplikasi Messenger pada Januari, dua bulan setelah pembebasannya dari penjara untuk dua kasus pemerkosaan sebelumnya. Dalam kontak via Messenger itu, sang jurnalis mengatakan bahwa Ramadan menyodorkan "tawaran yang profesional". Dia tidak merinci tawaran yang dimaksud.
(mas)