Pesawat Nirawak Militer MQ-9 AS Ditembak Jatuh di Yaman

Kamis, 22 Agustus 2019 - 01:06 WIB
Pesawat Nirawak Militer MQ-9 AS Ditembak Jatuh di Yaman
Pesawat Nirawak Militer MQ-9 AS Ditembak Jatuh di Yaman
A A A
SANAA - Sebuah pesawat nirawak atau drone militer Amerika Serikat (AS), MQ-9 Reaper, ditembak jatuh di Yaman. Pemberontak Houthi yang selama ini dianggap sebagai sekutu Iran mengaku drone itu ditembak jatuh dengan rudal darat-ke-udara (surface-to-air).

Para pejabat Amerika mengatakan kepada Reuters bahwa MQ-9 Reaper ditembak jatuh pada Selasa malam di wilayah pemerintahan Dhamar, Yaman, di tenggara Sanaa.

Komando Pusat (CENTCOM) Militer AS dalam sebuah pernyataan mengaku sedang menyelidiki klaim Houthi bahwa mereka yang menjatuhkan pesawat tanpa awak AS yang beroperasi di wilayah udara Yaman secara resmi.

"Kami telah jelas bahwa tindakan provokatif Iran dan dukungan kepada militan dan proksinya, seperti Houthi, merupakan ancaman serius bagi stabilitas di kawasan dan mitra kami," kata juru bicara CENTCOM, Letnan Kolonel Earl Brown, dikutip Fox News, Kamis (22/8/2019).

Ini bukan pertama kalinya pemberontak Houthi menembak jatuh pesawat tak berawak AS di wilayah Yaman. Pada Juni lalu, para pejabat Washington mengatakan kepada Fox News bahwa drone MQ-9 yang dioperasikan AS ditembak jatuh oleh pemberontak yang didukung Iran tersebut.

Konflik di Yaman dimulai dengan pengambilalihan Sanaa pada 2014 oleh Houthi, dengan mengusir pemerintah yang diakui secara internasional. Pada Maret 2015, Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi dan Uni Emirat Arab meluncurkan serangan udara untuk mencegah pemberontak menduduki wilayah selatan negara itu. Agresi Koalisi Arab diluncurkan atas permintaan pemerintah Presiden Yaman Abed Rabbo Mansour Hadi.

Penembakan drone militer itu terjadi di tengah ketegangan yang terus memanas antara Iran dan AS setelah Presiden Donald Trump menarik Washington keluar dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dengan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China).

Trump kemudian memberlakukan kembali sanksi keras terhadap Iran, yang sebagian besar menargetkan penjualan minyak mentah negara para Maullah itu. Sanksi itu secara tajam mendepresiasi mata uang Iran.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4857 seconds (0.1#10.140)