Israel Bombardir Suriah dan Irak Disebut atas Izin Rusia dan AS

Kamis, 22 Agustus 2019 - 00:41 WIB
Israel Bombardir Suriah dan Irak Disebut atas Izin Rusia dan AS
Israel Bombardir Suriah dan Irak Disebut atas Izin Rusia dan AS
A A A
LONDON - Israel telah melakukan beberapa serangan terhadap pangkalan-pangkalan militer di Suriah dan Irak yang dianggap dikontrol Iran dalam beberapa pekan terakhir. Surat kabar Arab Saudi mengutip sumber diplomatik Barat melaporkan rezim Zionis leluasa menggempur wilayah kedua negara itu atas izin Rusia dan Amerika Serikat (AS).

Laporan surat kabar Asharq Al-Awsat yang berbasis di London diterbitkan hari Rabu (21/8/2019). Surat kabar ini sebelumnya melaporkan serangan Israel di wilayah Irak dilakukan dengan jet tempur siluman F-35. (Baca: Jet Tempur F-35 Israel Disebut 2 Kali Gempur Irak Baru-baru Ini )

"Moskow dan Washington sepakat bahwa negara Yahudi itu dapat melakukan serangan terhadap sasaran-sasaran Iran untuk memastikan keamanan Israel," kata sumber tersebut kepada Asharq Al-Awsat.

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah ledakan terjadi di instalasi militer Irak yang terkait dengan milisi Syiah pro-Iran, termasuk pada Selasa malam di sebuah gudang senjata di utara Baghdad.

Menurut laporan itu, izin dari Rusia dan AS diberikan kepada Israel di bawah perjanjian, di mana rezim Zionis tidak boleh secara terbuka mengakui telah melakukan serangan tersebut. Namun, perjanjian itu tidak menghalangi pejabat Israel untuk mengisyaratkan keterlibatan militer Zionis dalam serangan-serangan tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam kunjungannya ke Ukraina telah mengisyaratkan bahwa militernya berada di balik serangan terhadap wilayah-wilayah Irak yang dianggap sebagai basis milisi Syiah pro-Iran.

"Iran tidak memiliki kekebalan, di mana saja...Kami akan bertindak—dan saat ini bertindak— terhadap mereka, di mana pun diperlukan," kata Netanyahu ditanya keterlibatan Israel dalam serangan di Irak.

Ledakan itu terjadi di pangkalan-pangkalan dan gudang-gudang senjata milik kelompok-kelompok milisi di bawah payung Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) yang sebagian besar didukung Iran. Milisi PMF yang disetujui negara Irak telah berperang bersama pasukan bersenjata reguler Irak melawan kelompok Islamic State atau ISIS.

Anggota Parlemen Irak Karim Alaiwi mengatakan kepada al-Mayadeen pada hari Rabu bahwa bukti menunjukkan Israel berada di belakang serangan baru-baru ini terhadap milisi Syiah Irak. Menurutnya, negara Yahudi itu berusaha untuk melemahkan PMF.

Alaiwi mengatakan pasukan AS mengendalikan wilayah udara Irak dan beralasan bahwa tidak ada yang bisa melakukan serangan udara tanpa sepengetahuan AS.

Pertahanan Sipil Irak mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ledakan pada hari Selasa terjadi di dekat pangkalan udara Balad, salah satu yang terbesar di negara itu. Sebuah kelompok milisi Syiah berbasis di dekatnya.

Para pejabat yang mengonfirmasi ledakan itu berbicara kepada The Associated Press dengan syarat anonim bahwa ledakan itu terjadi di depot senjata milik PMF dan penyelidikan sedang dilakukan.

Ledakan misterius telah memunculkan sejumlah teori, termasuk bahwa Israel mungkin telah melakukan serangan udara.

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan pada hari Selasa atau ledakan terbaru lainnya.

Pada bulan Juli, sebuah ledakan terjadi di pangkalan PMF di Amirli, di provinsi Salaheddin utara Irak. Ledakan itu menewaskan dua warga Iran dan menyebabkan kebakaran besar.

Pekan lalu, ledakan besar juga dilaporkan di pangkalan militer al-Saqr.

Israel telah menyerang pangkalan-pangkalan Iran di negara tetangga Suriah dalam banyak kesempatan, dan telah ada spekulasi bahwa rezim Zionis telah memperluas serangan militernya untuk menargetkan pangkalan-pangkalan Iran di Irak. Namun, baik pemerintah Irak maupun Israel tidak menanggapi laporan tersebut.

Para pejabat Israel telah mengidentifikasi Irak sebagai pangkalan operasi untuk upaya-upaya serangan milisi pro-Iran terhadap negara Yahudi. Namun para pejabat Israel sejauh ini tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab atas serangan di Irak.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3171 seconds (0.1#10.140)