Kim Jong-un Sangat Puas dengan Sistem Senjata Baru Korut
A
A
A
SEOUL - Media resmi Korea Utara (Korut), KCNA, melaporkan pemimpin negara itu Kim Jong-un mengawasi langsung uji tembak sistem senjata baru milik Pyongyang. Korut kembali menembakkan dua rudal jarak pendek pada Sabtu pagi kemarin. Uji coba itu adalah yang kelima dalam waktu dua pekan terakhir.
"Kim menyatakan sangat puas atas peluncuran itu," tulis KCNA, yang juga mengatakan hal itu membuktikan bahwa sistem senjata baru itu dapat berfungsi sebagaimana dirancang, seperti dikutip dari Time, Senin (12/8/2019).
Sementara itu surat kabar Rodong Sinmun menerbitkan beberapa foto yang menunjukkan Kim Jong-un tampak menonton dari pos pengamatan dan apa yang tampak seperti rudal yang meluncur dari mobile launcher.
KCNA tidak merinci apakah senjata itu adalah rudal balistik atau artileri roket. KCNA hanya menyatakan bahwa sistem senjata itu dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi medan Korut dan memberikan karakter taktis yang menguntungkan, berbeda dari sistem senjata yang ada.
Seorang analis di Institute for Far Eastern Studies, Seoul, Kim Dong-yub mengatakan, foto-foto yang diperlihatkan Korut dan data penerbangan Korea Selatan (Korsel) menunjukkan bahwa Pyongyang menguji sistem senjata baru yang berbeda dari rudal balistik jarak pendek yang berulang kali ditembakkan beberapa minggu terakhir.
Militer Korsel telah menggambarkan rudal sebelumnya mirip dengan rudal Iskander buatan Rusia. Rudal Iskander adalah rudal berbahan bakar padat, mampu membawa nuklir dengan kemampuan manuver tinggi dan meluncur di lintasan yang rendah, meningkatkan peluangnya untuk menghindari sistem pertahanan rudal.
Uji coba ini dipandang sebagai protes lambatnya perundingan nuklir dan kelanjutan latihan militer Korsel-Amerika Serikat (AS) yang diklaim Korut sebagai latihan invasi.
Laporan ini datang beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pemimpin Korut Kim Jong-un menyatakan keinginan untuk bertemu lagi guna memulai negosiasi nuklir setelah berakhirnya latihan militer gabungan AS-Korsel. Jong-un juga meminta maaf karena menembakkan rudal balistik jarak pendek baru-baru ini yang mengguncang sekutu AS di wilayah tersebut. (Baca juga: Trump Klaim Kim Jong-un Minta Maaf karena Tembakkan Rudal )
"Kim menyatakan sangat puas atas peluncuran itu," tulis KCNA, yang juga mengatakan hal itu membuktikan bahwa sistem senjata baru itu dapat berfungsi sebagaimana dirancang, seperti dikutip dari Time, Senin (12/8/2019).
Sementara itu surat kabar Rodong Sinmun menerbitkan beberapa foto yang menunjukkan Kim Jong-un tampak menonton dari pos pengamatan dan apa yang tampak seperti rudal yang meluncur dari mobile launcher.
KCNA tidak merinci apakah senjata itu adalah rudal balistik atau artileri roket. KCNA hanya menyatakan bahwa sistem senjata itu dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi medan Korut dan memberikan karakter taktis yang menguntungkan, berbeda dari sistem senjata yang ada.
Seorang analis di Institute for Far Eastern Studies, Seoul, Kim Dong-yub mengatakan, foto-foto yang diperlihatkan Korut dan data penerbangan Korea Selatan (Korsel) menunjukkan bahwa Pyongyang menguji sistem senjata baru yang berbeda dari rudal balistik jarak pendek yang berulang kali ditembakkan beberapa minggu terakhir.
Militer Korsel telah menggambarkan rudal sebelumnya mirip dengan rudal Iskander buatan Rusia. Rudal Iskander adalah rudal berbahan bakar padat, mampu membawa nuklir dengan kemampuan manuver tinggi dan meluncur di lintasan yang rendah, meningkatkan peluangnya untuk menghindari sistem pertahanan rudal.
Uji coba ini dipandang sebagai protes lambatnya perundingan nuklir dan kelanjutan latihan militer Korsel-Amerika Serikat (AS) yang diklaim Korut sebagai latihan invasi.
Laporan ini datang beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pemimpin Korut Kim Jong-un menyatakan keinginan untuk bertemu lagi guna memulai negosiasi nuklir setelah berakhirnya latihan militer gabungan AS-Korsel. Jong-un juga meminta maaf karena menembakkan rudal balistik jarak pendek baru-baru ini yang mengguncang sekutu AS di wilayah tersebut. (Baca juga: Trump Klaim Kim Jong-un Minta Maaf karena Tembakkan Rudal )
(ian)