Menlu Inggris Telepon Pemimpin Hong Kong, China Naik Pitam
A
A
A
BEIJING - China memperingatkan Inggris untuk menghentikan campur tangan di Hong Kong. Peringatan itu dikeluarkan setelah seorang pejabat tinggi Inggris memanggil pemimpin pusat keuangan internasional itu untuk menyampaikan keprihatinan tentang aksi protes yang mengguncang kota itu selama dua bulan terakhir.
Protes pro-demokrasi, yang sebagian didorong oleh kemarahan meluas terhadap erosi kebebasan di Hong Kong, telah menjadi ancaman terbesar bagi pemerintahan Beijing di kota semi-otonom itu sejak penyerahannya dari Inggris pada tahun 1997.
Pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab menelepon pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam. Menurut Kementerian Luar Negeri Inggris, dalam pembicaraan itu, Raab menekankan perlunya penyelidikan independen sepenuhnya terhadap peristiwa yang terjadi baru-baru. Tindakan ini memicu kemarahan China.
"China dengan serius menuntut agar pihak Inggris segera menghentikan semua tindakan yang mencampuri urusan Hong Kong dan mencampuri urusan dalam negeri China," kata juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying seperti dikutip dari AFP, Minggu (11/8/2019).
Mengecam keputusan Raab untuk menelepon Carrie Lam sebagai sebuah kesalahan, Hua mendesak Inggris untuk berhenti meningkatkan masalah di Hong Kong dalam sebuah pernyataan.
Beijing menuding aksi protes anti pemerintah di Hong Kong didanai oleh Barat. Namun Beijing tidak dapat memberikan bukti di luar pernyataan dukungan dari beberapa politisi Barat.
Pekan lalu, pemerintah China mengecam Washington setelah muncul laporan bahwa beberapa diplomat AS yang berbasis di Hong Kong telah bertemu dengan para aktivis pro-demokrasi.
Kementerian luar negeri China mendesak AS untuk segera membuat terobosan bersih dengan berbagai perusuh anti-China dan segera berhenti mencampuri urusan Hong Kong.
Ketegangan tinggi di pusat keuangan Asia selama dua bulan terakhir dipicu oleh sikap oposisi para aktivis pro demokrasi terhadap rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi. Aksi protes ini berkembang dengan cepat menjadi gerakan yang lebih luas untuk reformasi demokrasi.
Pekan lalu, kota ini menyaksikan pemogokan umum yang jarang terjadi dan kerusuhan paling luas dalam dua bulan aksi demonstrasi. Polisi menembakkan 800 butir gas air mata dalam satu hari di belasan lokasi.
Pada awal Agustus, polisi Hong Kong mengatakan sebanyak 420 orang telah ditangkap sejak aksi demonstrasi yang dimulai 9 Juni lalu.
Protes pro-demokrasi, yang sebagian didorong oleh kemarahan meluas terhadap erosi kebebasan di Hong Kong, telah menjadi ancaman terbesar bagi pemerintahan Beijing di kota semi-otonom itu sejak penyerahannya dari Inggris pada tahun 1997.
Pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab menelepon pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam. Menurut Kementerian Luar Negeri Inggris, dalam pembicaraan itu, Raab menekankan perlunya penyelidikan independen sepenuhnya terhadap peristiwa yang terjadi baru-baru. Tindakan ini memicu kemarahan China.
"China dengan serius menuntut agar pihak Inggris segera menghentikan semua tindakan yang mencampuri urusan Hong Kong dan mencampuri urusan dalam negeri China," kata juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying seperti dikutip dari AFP, Minggu (11/8/2019).
Mengecam keputusan Raab untuk menelepon Carrie Lam sebagai sebuah kesalahan, Hua mendesak Inggris untuk berhenti meningkatkan masalah di Hong Kong dalam sebuah pernyataan.
Beijing menuding aksi protes anti pemerintah di Hong Kong didanai oleh Barat. Namun Beijing tidak dapat memberikan bukti di luar pernyataan dukungan dari beberapa politisi Barat.
Pekan lalu, pemerintah China mengecam Washington setelah muncul laporan bahwa beberapa diplomat AS yang berbasis di Hong Kong telah bertemu dengan para aktivis pro-demokrasi.
Kementerian luar negeri China mendesak AS untuk segera membuat terobosan bersih dengan berbagai perusuh anti-China dan segera berhenti mencampuri urusan Hong Kong.
Ketegangan tinggi di pusat keuangan Asia selama dua bulan terakhir dipicu oleh sikap oposisi para aktivis pro demokrasi terhadap rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi. Aksi protes ini berkembang dengan cepat menjadi gerakan yang lebih luas untuk reformasi demokrasi.
Pekan lalu, kota ini menyaksikan pemogokan umum yang jarang terjadi dan kerusuhan paling luas dalam dua bulan aksi demonstrasi. Polisi menembakkan 800 butir gas air mata dalam satu hari di belasan lokasi.
Pada awal Agustus, polisi Hong Kong mengatakan sebanyak 420 orang telah ditangkap sejak aksi demonstrasi yang dimulai 9 Juni lalu.
(ian)