Kurdi Suriah: Bakal Perang Besar jika AS Gagal Cegah Serangan Turki
A
A
A
DAMASKUS - Otoritas Kurdi Suriah menyatakan akan terjadi perang besar jika Amerika Serikat (AS) gagal mencegah militer Turki menyerang pasukan aliansi Kurdi di Suriah timur laut.
Washington saat ini sedang berunding dengan Ankara setelah militer Turki berencana meluncurkan serangan terbaru di wilayah Suriah timur laut. Peringatan otoritas Kurdi Suriah itu disampaikan seorang pejabat seniornya, Badran Jia Kurd, kepada Reuters.
Jia Kurd mengatakan, sebagian besar pasukannya harus dikerahkan ke perbatasan Suriah-Turki jika terjadi serangan. Bahkan, jika militer Ankara nekat menjalankan rencananya tersebut, maka pasukan Kurdi tidak bisa lagi memburu sel-sel tidur kelompok ISIS atau menjaga ribuan tahanan kelompok ekstremis tersebut.
Ankara dan Washington, yang merupakan sekutu di NATO, telah menemui jalan buntu selama beberapa bulan terkait rencana penerapan "zona aman" di Suriah timur laut. Mereka sepakat pada hari Rabu untuk mendirikan pusat operasi bersama di Turki untuk mengelola zona tersebut. Namun, tidak ada pejabat kedua negara yang menjawab dua poin utama terkait penerapan zona itu, yakni seberapa jauh zona harus diperluas dan siapa yang akan memimpin pasukan untuk patroli.
Jia Kurd dan politisi Kurdi lainnya mengatakan hasil pembicaraan AS-Turki masih belum jelas.
"Kami menginginkan solusi dan dialog politik," kata Jia Kurd, yang merupakan penasihat pemerintahan Kurdi, yang dilansir Kamis (8/8/2019). Pasukan Kurdi berkuasa di sebagian besar wilayah Suriah utara dan timur setelah delapan tahun perang saudara pecah di Suriah.
"Tetapi, jika upaya-upaya regional dan internasional ini habis, maka kita akan berada dalam konfrontasi militer total yang serius," ujarnya.
Ankara memandang milisi Kurdi YPG, yang memelopori Pasukan Demokrat Suriah (SDF), sebagai teroris yang mengancam di sepanjang perbatasannya. Ankara telah mengirim pasukan ke Suriah utara dua kali dalam beberapa tahun terakhir yang menargetkan para milisi Kurdi.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Minggu bahwa operasi militer akan segera terjadi di Suriah, di sebelah timur sungai Eufrat. Wilayah itu dikontrol SDF dan merupakan lokasi penempatan pasukan AS.
Washington, yang mempersenjatai SDF dalam perang melawan ISIS, telah menentang tuntutan Turki untuk menguasai penuh sebidang tanah yang memanjang 32 km (20 mil) di Suriah.
Washington saat ini sedang berunding dengan Ankara setelah militer Turki berencana meluncurkan serangan terbaru di wilayah Suriah timur laut. Peringatan otoritas Kurdi Suriah itu disampaikan seorang pejabat seniornya, Badran Jia Kurd, kepada Reuters.
Jia Kurd mengatakan, sebagian besar pasukannya harus dikerahkan ke perbatasan Suriah-Turki jika terjadi serangan. Bahkan, jika militer Ankara nekat menjalankan rencananya tersebut, maka pasukan Kurdi tidak bisa lagi memburu sel-sel tidur kelompok ISIS atau menjaga ribuan tahanan kelompok ekstremis tersebut.
Ankara dan Washington, yang merupakan sekutu di NATO, telah menemui jalan buntu selama beberapa bulan terkait rencana penerapan "zona aman" di Suriah timur laut. Mereka sepakat pada hari Rabu untuk mendirikan pusat operasi bersama di Turki untuk mengelola zona tersebut. Namun, tidak ada pejabat kedua negara yang menjawab dua poin utama terkait penerapan zona itu, yakni seberapa jauh zona harus diperluas dan siapa yang akan memimpin pasukan untuk patroli.
Jia Kurd dan politisi Kurdi lainnya mengatakan hasil pembicaraan AS-Turki masih belum jelas.
"Kami menginginkan solusi dan dialog politik," kata Jia Kurd, yang merupakan penasihat pemerintahan Kurdi, yang dilansir Kamis (8/8/2019). Pasukan Kurdi berkuasa di sebagian besar wilayah Suriah utara dan timur setelah delapan tahun perang saudara pecah di Suriah.
"Tetapi, jika upaya-upaya regional dan internasional ini habis, maka kita akan berada dalam konfrontasi militer total yang serius," ujarnya.
Ankara memandang milisi Kurdi YPG, yang memelopori Pasukan Demokrat Suriah (SDF), sebagai teroris yang mengancam di sepanjang perbatasannya. Ankara telah mengirim pasukan ke Suriah utara dua kali dalam beberapa tahun terakhir yang menargetkan para milisi Kurdi.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Minggu bahwa operasi militer akan segera terjadi di Suriah, di sebelah timur sungai Eufrat. Wilayah itu dikontrol SDF dan merupakan lokasi penempatan pasukan AS.
Washington, yang mempersenjatai SDF dalam perang melawan ISIS, telah menentang tuntutan Turki untuk menguasai penuh sebidang tanah yang memanjang 32 km (20 mil) di Suriah.
(mas)