Iran-Inggris Bersitegang, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Keduanya
A
A
A
LONDON - Ketegangan antara Teheran dan London telah mencapai titik tertinggi baru setelah penyitaan kapal tanker minyak berbendera Inggris Stena Impero. Situasi ini membawa kedua negara selangkah lebih dekat dengan konflik bersenjata.
Situasi ini membuat para analis pun membandingkan kekuatan militer kedua negara. Global Fire Power, situs yang kerap memberikan peringkat terhadap kekuatan militer negara-negara di dunia, telah mengkaji kekuatan militer Teheran dan London. Berdasarkan hal itu, peringkat mereka masing-masing adalah kedelapan dan ke-14 dari 137 negara.
Situs ini menilai kekuatan militer negara-negara di dunia menggunakan formula yang dibuat sendiri, yang disebut skor PowerIndex (PwrIndx).
Seperti dikutip dari laman Daily Express, Sabtu (27/7/2019), perbandingan kekuatan militer Inggris dan Iran menunjukkan Negeri Tiga Singa tertinggal dalam hal kekuatan sumber daya manusia, darat dan laut serta sumber daya minyak bumi.
Iran diketahui memiliki populasi yang lebih besar, dengan total orang yang tinggal di negara itu berjumlah lebih dari 83 juta berbanding 65 juta warga Inggris. Dari jumlah tersebut, Iran memiliki hampir 40 juta orang yang layak untuk menjadi tentara, 48 persen dari seluruh populasi. Sementara di sisi, Inggris hanya 36,8 persen dari penduduknya yang dianggap siap untuk memasuki konflik, total hampir 24 juta orang. Total personil militer masing-masing negara adalah 873.000 untuk Iran dan 233.000 untuk Inggris.
Kekuatan darat Iran di atas kertas terlihat lebih unggul daripada Inggris, karena Teheran memiliki 1.634 tank tempur melawan 331 Inggris. Teheran juga memiliki lebih banyak artileri self-propelled, artileri derek dan proyektor roket, sementara Inggris memiliki lebih banyak kendaraan tempur lapis baja.
Untuk laut, total aset angkatan laut Teheran, yang mencakup semua kapal yang tersedia termasuk tambahan, berjumlah 398. Sebaliknya, Inggris hanya memiliki 76 kapal militer, termasuk 22 kapal patroli, 13 fregat dan 6 kapal perusak.
Namun, Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan pada pertengahan 2020-an akan tersedia frigat Tipe 26 baru. Kapal tersebut saat ini sedang diproduksi di galangan kapal milik pemerintah, BAE Systems, yang akan membuat aset angkatan laut Inggris lebih baik.
Inggris tampaknya menang atas Iran dengan kekuatan udaranya. Masing-masing negara memiliki 811 dan 509 pesawat - termasuk sistem sayap tetap dan putar dari semua cabang kedinasan.
Namun kekuatan sesungguhnya dari Iran berasal dari sumber daya minyaknya, yang dicap oleh Global Fire Power sebagai "darah perang." Para ahli perang menyebut Iran menghasilkan 4.469.000 barel minyak per hari berbanding 910.500 barel minyak per hari London.
Hubungan Iran dan Inggris memburuk setelah pasukan Marinir Kerajaan menyita kapal tanker Teheran, Grace 1, di Gibraltar. Kapal tanker itu disebut mengirimkan minyak ke Suriah yang dianggap telah melanggar sanksi Uni Eropa.
Sebelumnya tidak ada negara Uni Eropa yang menyita kapal menggunakan kekuatan di lautan atas pelanggaran sanksi dan Teheran menuduh London bertindak atas instruksi AS.
Situasi ini membuat para analis pun membandingkan kekuatan militer kedua negara. Global Fire Power, situs yang kerap memberikan peringkat terhadap kekuatan militer negara-negara di dunia, telah mengkaji kekuatan militer Teheran dan London. Berdasarkan hal itu, peringkat mereka masing-masing adalah kedelapan dan ke-14 dari 137 negara.
Situs ini menilai kekuatan militer negara-negara di dunia menggunakan formula yang dibuat sendiri, yang disebut skor PowerIndex (PwrIndx).
Seperti dikutip dari laman Daily Express, Sabtu (27/7/2019), perbandingan kekuatan militer Inggris dan Iran menunjukkan Negeri Tiga Singa tertinggal dalam hal kekuatan sumber daya manusia, darat dan laut serta sumber daya minyak bumi.
Iran diketahui memiliki populasi yang lebih besar, dengan total orang yang tinggal di negara itu berjumlah lebih dari 83 juta berbanding 65 juta warga Inggris. Dari jumlah tersebut, Iran memiliki hampir 40 juta orang yang layak untuk menjadi tentara, 48 persen dari seluruh populasi. Sementara di sisi, Inggris hanya 36,8 persen dari penduduknya yang dianggap siap untuk memasuki konflik, total hampir 24 juta orang. Total personil militer masing-masing negara adalah 873.000 untuk Iran dan 233.000 untuk Inggris.
Kekuatan darat Iran di atas kertas terlihat lebih unggul daripada Inggris, karena Teheran memiliki 1.634 tank tempur melawan 331 Inggris. Teheran juga memiliki lebih banyak artileri self-propelled, artileri derek dan proyektor roket, sementara Inggris memiliki lebih banyak kendaraan tempur lapis baja.
Untuk laut, total aset angkatan laut Teheran, yang mencakup semua kapal yang tersedia termasuk tambahan, berjumlah 398. Sebaliknya, Inggris hanya memiliki 76 kapal militer, termasuk 22 kapal patroli, 13 fregat dan 6 kapal perusak.
Namun, Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan pada pertengahan 2020-an akan tersedia frigat Tipe 26 baru. Kapal tersebut saat ini sedang diproduksi di galangan kapal milik pemerintah, BAE Systems, yang akan membuat aset angkatan laut Inggris lebih baik.
Inggris tampaknya menang atas Iran dengan kekuatan udaranya. Masing-masing negara memiliki 811 dan 509 pesawat - termasuk sistem sayap tetap dan putar dari semua cabang kedinasan.
Namun kekuatan sesungguhnya dari Iran berasal dari sumber daya minyaknya, yang dicap oleh Global Fire Power sebagai "darah perang." Para ahli perang menyebut Iran menghasilkan 4.469.000 barel minyak per hari berbanding 910.500 barel minyak per hari London.
Hubungan Iran dan Inggris memburuk setelah pasukan Marinir Kerajaan menyita kapal tanker Teheran, Grace 1, di Gibraltar. Kapal tanker itu disebut mengirimkan minyak ke Suriah yang dianggap telah melanggar sanksi Uni Eropa.
Sebelumnya tidak ada negara Uni Eropa yang menyita kapal menggunakan kekuatan di lautan atas pelanggaran sanksi dan Teheran menuduh London bertindak atas instruksi AS.
(ian)