Kembali Turun ke Jalan, Demonstran Hong Kong Bersiap Bentrok dengan Triad

Sabtu, 27 Juli 2019 - 11:52 WIB
Kembali Turun ke Jalan, Demonstran Hong Kong Bersiap Bentrok dengan Triad
Kembali Turun ke Jalan, Demonstran Hong Kong Bersiap Bentrok dengan Triad
A A A
HONG KONG - Penduduk Hong Kong bersiap untuk kembali menghadapi bentrok massal setelah pengunjuk rasa bersumpah untuk menentang perintah polisi. Mereka akan tetap turun ke jalan dan siap terlibat bentrokan dengan triad.

Para demonstran terlihat sedang bersiap untuk berbaris pada Sabtu (27/7/2019) sore di Yuen Long, wilayah pedesaan baru Hong Kong di utara. Pada minggu lalu, triad menyerang komuter dan pengunjuk rasa dengan tiang dan tongkat di wilayah ini, menyebabkan 45 orang dirawat di rumah sakit.

Dikutip dari The Guardian, toko-toko mulai tutup di Yuen Long dan staf di pusat perbelanjaan mengambil tempat sampah. Barikade air raksasa telah didirikan di sekitar kantor polisi Yuen Long. Warga di desa menempelkan batu bata ke tanah, sehingga tidak bisa digunakan oleh pengunjuk rasa.

Sebelumnya, polisi telah menolak permohonan pengunjuk rasa untuk mengadakan rapat umum di Yuen Long dengan alasan potensi bentrokan dengan penduduk desa di Yuen Long di mana kelompok triad sangat aktif.

Pemerintah Hong Kong pada halaman Facebook-nya mengatakan kepada warga untuk menahan diri dan tidak pergi ke aksi protes di Yuen Long. Pemerintah Hong Kong memperingatkan mereka terhadap "menentang hukum".

Serangan di Yuen Long dan tanggapan oleh pihak berwenang telah menjerumuskan Hong Kong lebih jauh ke dalam krisis politik terburuk dalam beberapa dekade. Warga, aktivis, dan anggota parlemen oposisi menuduh pemerintah dan polisi berkolusi dengan triad dalam upaya untuk menekan gerakan protes yang telah mengambil alih kota selama dua bulan terakhir.

Demonstrasi awalnya dipicu oleh undang-undang yang akan memungkinkan ekstradisi ke daratan Cina. Namun kini aksi telah berubah menjadi referendum tentang pemerintah Hong Kong dan mengikis kebebasan kota di bawah kendali Beijing. Beijing telah mencap kerusuhan aksi protes dan mengutuk kekerasan ilegal ekstrem.

Selama sepekan terakhir, lusinan kelompok termasuk pegawai negeri, guru, dan pekerja penerbangan telah bergabung dengan gerakan protes dengan mengeluarkan surat-surat kecaman dan mengancam “aksi industri” jika pemerintah tidak menanggapi tuntutan publik.

Polisi juga telah menolak permohonan para demonstran untuk mengadakan protes di Hong Kong pusat, di Sheung Wan, sebuah distrik di mana polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet kepada para demonstran pekan lalu.

Penolakan izin merupakan larangan protes, sebuah langkah yang belum diambil polisi selama tujuh minggu terakhir selama aksi demonstrasi. Para pengunjuk rasa berjanji untuk keluar ke jalan-jalan meskipun ada larangan, meningkatkan kemungkinan bentrokan dengan polisi.

Untuk mengatasi larangan itu, pengunjuk rasa telah meminta warga Hong Kong agar datang pada "hari belanja perlengkapan lengkap" di Yuen Long, di mana pengunjuk rasa akan mengenakan perlengkapan pelindung mereka untuk berbelanja.

Pengunjuk rasa lainnya menyerukan putaran massal Pokemon Go. Beberapa orang dengan sarkastis mengatakan mereka akan mengadakan peringatan, yang tidak memerlukan izin polisi, untuk mendiang perdana menteri China Li Peng, yang dikenal sebagai "tukang jagal Beijing" karena perannya dalam penumpasan Tiananmen 1989, yang meninggal minggu ini.

Pada hari Jumat, ribuan pemrotes melakukan aksi duduk selama 11 jam di bandara Hong Kong. Seorang pilot untuk Cathay Pacific, sebuah maskapai induk Hong Kong, memberi tahu para penumpang saat mendarat bahwa ada "demonstrasi yang sangat damai dan tertib" yang terjadi di aula kedatangan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5535 seconds (0.1#10.140)