Polisi Hong Kong Tangkapi Geng Triad Biang Serangan Brutal

Rabu, 24 Juli 2019 - 05:06 WIB
Polisi Hong Kong Tangkapi Geng Triad Biang Serangan Brutal
Polisi Hong Kong Tangkapi Geng Triad Biang Serangan Brutal
A A A
HONG KONG - Polisi Hong Kong telah menangkap enam orang yang terlibat serangan mengerikan terhadap para warga sipil yang pulang usai demo pro-demokrasi hari Minggu malam. Dari enam orang yang ditangkap, beberapa di antaranya diyakini sebagai anggota geng Triad.

Pada hari Minggu, puluhan pria bertopeng menyerang para demonstran di kawasan Yuen Long. Salah satu serangan mengerikan terjadi di sebuah komuter di stasiun kereta bawah tanah. Video serangan mengerikan tersebut telah beredar secara online.

Serangan itu menyebabkan puluhan orang terluka. Pejabat senior polisi Chan Tin-chu mengatakan orang-orang yang ditangkap berusia 24-54 tahun. Mereka diselidiki karena mengambil bagian dalam serangan pada Minggu malam.

Menurut Chan, beberapa dari mereka yang ditangkap merupakan penduduk desa dengan beragam profesi, mulai dari sopir, pedagang asongan hingga pekerja renovasi.

"Beberapa dari mereka memiliki latar belakang (geng) Triad," katanya. "Saya percaya bahwa banyak lagi yang akan segera ditahan. Polisi tidak akan memaafkan segala bentuk kekerasan," ujarnya, seperti dikutip Fox News, Rabu (24/7/2019).

Triad adalah jaringan kriminal terorganisir yang beroperasi di Hong Kong, yang juga dikenal sebagai Mafia China.

Pada Minggu malam, sekelompok pria berpakaian putih yang dipersenjatai dengan batang logam dan tongkat menyerang demonstran pro-demokrasi dan warga sipil lainnya di dalam stasiun kereta bawah tanah di lingkungan Yuen Long, Hong Kong. Sekitar 45 orang terluka, termasuk seorang pria yang masih dalam kondisi kritis.

Ketika para pengunjuk rasa pulang, orang-orang berpakaian putih menyerbu masuk ke dalam kereta. Rekaman video menunjukkan adegan kekerasan ketika warga sipil berusaha membela diri dengan payung.

Polisi mendapat kecaman karena tanggapan mereka yang lambat terhadap kekerasan terhadap para pengunjuk rasa. Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam membantah tuduhan bahwa pemerintah dan pihak kepolisian berkolusi dengan para penyerang.

Serangan itu meningkatkan krisis di bekas koloni Inggris, di mana ribuan orang memprotes RUU ekstradisi. RUU itu, jika disahkan, akan memungkinkan tersangka kriminal dikirim ke China untuk diadili.

Para kritikus memandang RUU tersebut sebagai bentuk pengaruh Beijing yang semakin besar dan khawatir akan mengurangi kebebasan Hong Kong yang dijanjikan di bawah formula "satu negara, dua sistem" sejak penyerahannya kembali ke China oleh Inggris pada tahun 1997.

Peristiwa itu telah menarik perhatian global ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengomentari konflik tersebut. Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa kerusuhan di Hong Kong sangat menyedihkan.

"Mereka mencari demokrasi dan saya pikir sebagian besar orang menginginkan demokrasi," katanya. "Sayangnya, beberapa pemerintah tidak menginginkan demokrasi."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5882 seconds (0.1#10.140)