Pemuda Ethiopia Ingin Ciptakan Jenis Tanaman Baru dengan Indonesia
A
A
A
ADDIS ABABA - Ethiopia dan Indonesia akan melakukan kerja sama di bidang pertanian yaitu mencipatakan jenis tanaman dan buah baru yang memiliki khas tersendiri dengan mengawinkan tanaman sejenis yaitu kopi, mangga, pisang dan alpokat yang tumbuh di kedua negara. Selain itu, akan diselenggarakan pula forum-forum tukar pengalaman di bidang pemajuan ekonomi, mengingat Indonesia adalah negara dengan perkembangan ekonomi yang pesat dan kuat serta anggota G-20. Ethiopia sendiri adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan sub-sahara.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika, Al Busyra Basnur, dengan sembilan orang inovator muda Ethiopia di Kedutaan Besar RI Addis Ababa, Kamis (18/7/2019).
Inovator muda Ethiopia itu adalah Bethlehem, Dagem dan Muluken dari organisai pemuda Trash to Cash; Essayas dan Eskander dari Food Secured School Africa (FSSA); serta Dawit, Samuel, Sebile dan Frezer dari HENON Agri Tech. Hadir pula Ikram Zakir, pimpinan ENPOV, sebuah organisasi pemuda Ethiopia yang mempunyai jaringan internasional yang luas.
Inovator muda tersebut adalah para pemenang kompetisi “Ignite Africa Challenges” yang diselenggarakan oleh ENPOV di KBRI Addis Ababa, pada 29 Juni 2019 lalu. Ignite Africa Challenges yang didukung oleh KBRI Addis Ababa itu adalah ajang perlombaan para pemikir dan innovator muda Ethiopia. Mereka mempertandingkan ide, gagasan dan temuan-temuan baru untuk mengatasi berbagai masalah ekonomi, sosial dan pendidikan yang dihadapi masyarakat Ethiopia dan masyarakat di berbagai kawasan lain di Afrika.
“Kami sengaja mengundang para pemikir dan inovator muda Ethiopia tersebut untuk berdialog, mendengarkan pemikiran dan mendapatkan masukan mengenai hal-hal terbaik menurut mereka untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama di berbagai bidang dengan Indonesia. Mereka adalah anak-anak muda pintar, aktif, kreatif dan berpikir tidak seperti kebanyakan orang," jelas Basnur dalam rilis yang diterima Sindonews, Jumat (19/7/2019).
Eskander, seorang peneliti muda dan ahli di bidang pertanian dari FSSA mengatakan bahwa Ethiopia dan Indonesia adalah dua negara yang maju dibidang pertanian. Namun dalam beberapa hal kedua negara memiliki masing-masing kelebihan dengan karakteristik yang berbeda.
“Perbedaan itu merupakan peluang yang sangat baik bagi Ethiopia dan Indonesia untuk mengembangkan kerja sama, terutama dibidang teknologi, riset dan penelitian pertanian," kata Eskander kepada Basnur.
“Kerja sama riset dan penelitian untuk menciptakan jenis tanaman ekonomi baru seperti mengawinkan tanaman sejenis seperti kopi, mangga, pisang dan alpokat oleh Indonesia dan Ethiopia, akan memberi nilai tambah dibidang ekonomi yang tentu bermanfaat bagi bangsa kedua negara," jelas Eskander.
Pimpinan ENPOV, Ikram mengatakan, Indonesia dan Ethiopia perlu meningkatkan business cross border lebih baik lagi. Namun sebelum itu, kedua negara juga perlu melakukan saling tukar pengalaman dalam melakukan bisnis melalui berbagai forum dan kegiatan bersama. Indonesia dan Ethiopia juga harus melakukan promosi ekonomi di masing-masing negara lebih sering lagi dengan melibatkan lebih banyak stakeholders.
“Kami siap mendukung dan bekerja sama dengan pemerintah Ethiopia dan Indonesia untuk melakukan promosi ekonomi tersebut," ujar Ikram.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika, Al Busyra Basnur, dengan sembilan orang inovator muda Ethiopia di Kedutaan Besar RI Addis Ababa, Kamis (18/7/2019).
Inovator muda Ethiopia itu adalah Bethlehem, Dagem dan Muluken dari organisai pemuda Trash to Cash; Essayas dan Eskander dari Food Secured School Africa (FSSA); serta Dawit, Samuel, Sebile dan Frezer dari HENON Agri Tech. Hadir pula Ikram Zakir, pimpinan ENPOV, sebuah organisasi pemuda Ethiopia yang mempunyai jaringan internasional yang luas.
Inovator muda tersebut adalah para pemenang kompetisi “Ignite Africa Challenges” yang diselenggarakan oleh ENPOV di KBRI Addis Ababa, pada 29 Juni 2019 lalu. Ignite Africa Challenges yang didukung oleh KBRI Addis Ababa itu adalah ajang perlombaan para pemikir dan innovator muda Ethiopia. Mereka mempertandingkan ide, gagasan dan temuan-temuan baru untuk mengatasi berbagai masalah ekonomi, sosial dan pendidikan yang dihadapi masyarakat Ethiopia dan masyarakat di berbagai kawasan lain di Afrika.
“Kami sengaja mengundang para pemikir dan inovator muda Ethiopia tersebut untuk berdialog, mendengarkan pemikiran dan mendapatkan masukan mengenai hal-hal terbaik menurut mereka untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama di berbagai bidang dengan Indonesia. Mereka adalah anak-anak muda pintar, aktif, kreatif dan berpikir tidak seperti kebanyakan orang," jelas Basnur dalam rilis yang diterima Sindonews, Jumat (19/7/2019).
Eskander, seorang peneliti muda dan ahli di bidang pertanian dari FSSA mengatakan bahwa Ethiopia dan Indonesia adalah dua negara yang maju dibidang pertanian. Namun dalam beberapa hal kedua negara memiliki masing-masing kelebihan dengan karakteristik yang berbeda.
“Perbedaan itu merupakan peluang yang sangat baik bagi Ethiopia dan Indonesia untuk mengembangkan kerja sama, terutama dibidang teknologi, riset dan penelitian pertanian," kata Eskander kepada Basnur.
“Kerja sama riset dan penelitian untuk menciptakan jenis tanaman ekonomi baru seperti mengawinkan tanaman sejenis seperti kopi, mangga, pisang dan alpokat oleh Indonesia dan Ethiopia, akan memberi nilai tambah dibidang ekonomi yang tentu bermanfaat bagi bangsa kedua negara," jelas Eskander.
Pimpinan ENPOV, Ikram mengatakan, Indonesia dan Ethiopia perlu meningkatkan business cross border lebih baik lagi. Namun sebelum itu, kedua negara juga perlu melakukan saling tukar pengalaman dalam melakukan bisnis melalui berbagai forum dan kegiatan bersama. Indonesia dan Ethiopia juga harus melakukan promosi ekonomi di masing-masing negara lebih sering lagi dengan melibatkan lebih banyak stakeholders.
“Kami siap mendukung dan bekerja sama dengan pemerintah Ethiopia dan Indonesia untuk melakukan promosi ekonomi tersebut," ujar Ikram.
(ian)