Zarif: Pembatasan Perjalanan Diplomat Iran Tidak Manusiawi

Kamis, 18 Juli 2019 - 02:29 WIB
Zarif: Pembatasan Perjalanan...
Zarif: Pembatasan Perjalanan Diplomat Iran Tidak Manusiawi
A A A
NEW YORK - Pembatasan perjalanan Amerika Serikat (AS) yang ketat pada diplomat Iran dan keluarganya yang tinggal di New York tidak manusiawi. Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.

Para diplomat Iran tunduk pada aturan yang sama yang diberlakukan oleh AS pada Zarif, yang tiba pada hari Minggu di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara.

Mereka hanya dapat melakukan perjalanan antara PBB, misi Iran di PBB, kediaman duta besar Iran dan bandara John F. Kennedy. Ada juga carve-out untuk enam blok yang mengelilingi Queensboro Plaza di Long Island City di wilayah Queens, meskipun tidak segera jelas mengapa.

Baca Juga: AS Batasi Pergerakan Menlu Iran di New York

“Ini tentu bukan tindakan ramah. Itu menempatkan para anggota misi diplomatik dan keluarga mereka pada dasarnya dalam kondisi yang tidak manusiawi. Tapi bagi saya itu baik-baik saja karena saya tidak punya pekerjaan di mana pun selain tiga bangunan," kata Zarif kepada wartawan di PBB seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/7/2019).

Sebelum aturan baru itu, para diplomat Iran - seperti utusan Korea Utara (Korut), Suriah dan Kuba - sudah terkurung dalam radius 40 km dari Columbus Circle di Midtown Manhattan. Menurut Buku Biru PBB, yang berisi daftar diplomat dari setiap misi ke badan dunia, ada 13 diplomat Iran di New York.

Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Senin mengatakan telah mengatakan kepada Amerika Serikat bahwa mereka khawatir dengan pembatasan perjalanan ketat yang baru. Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan Amerika Serikat telah bertindak dengan cara yang sepenuhnya konsisten dengan kewajibannya berdasarkan perjanjian 1947 dengan PBB.

Ketegangan AS-Iran telah memburuk sejak Presiden AS Donald Trump tahun lalu menarik diri dari perjanjian nuklir internasional 2015 untuk mengekang program nuklir Iran dengan imbalan bantuan sanksi. Trump telah menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Iran.

Sebagai tanggapan, Teheran telah memotong beberapa komitmen nuklirnya berdasarkan kesepakatan.

"Amerika Serikat terlibat dalam perang ekonomi melawan Iran," kata Zarif kepada wartawan, sesaat sebelum ia berbicara pada pertemuan PBB tentang tujuan global untuk mengatasi masalah termasuk konflik, kelaparan, kesetaraan dan perubahan iklim pada tahun 2030.

"Ia menargetkan warga sipil biasa, jumlahnya untuk terorisme," imbuhnya.

Ketika ditanya langkah apa yang perlu diambil untuk mengurangi ketegangan antara Washington dan Teheran, Zarif mengatakan: “Itu harus dihentikan. Setelah berhenti, maka hal-hal lain dapat mengikuti."

Zarif mengatakan bahwa dia tidak memiliki kontak dengan siapa pun di pemerintahan Amerika Serikat selama berada di New York.

Dia juga mempertanyakan upaya Prancis, Inggris dan Jerman - pihak-pihak dalam pakta nuklir 2015 - untuk mencoba menyelamatkan kesepakatan itu.

"Sayangnya mereka tidak siap membayar apa pun. Mereka tidak siap untuk berinvestasi demi keamanan mereka dan pada akhirnya mereka mengizinkan Amerika Serikat untuk mengatur agenda," ucap Zarif.

"Saya tidak tahu apakah itu untuk kepentingan orang Eropa," tambahnya.

Ketakutan akan konflik langsung AS-Iran telah meningkat sejak Mei dengan beberapa serangan terhadap tanker minyak di Teluk, Iran menembak jatuh drone pengawas AS, dan rencana serangan udara AS ke Iran bulan lalu yang dibatalkan Presiden Donald Trump pada menit terakhir .

“Ini adalah situasi yang sangat berbahaya. Ada banyak kapal laut di Teluk Persia di mana mereka seharusnya tidak,” kata Zarif.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1185 seconds (0.1#10.140)