Menteri Pendidikan Israel Dukung Terapi Konversi Gay

Minggu, 14 Juli 2019 - 04:24 WIB
Menteri Pendidikan Israel...
Menteri Pendidikan Israel Dukung Terapi Konversi Gay
A A A
YERUSALEM - Menteri Pendidikan Israel Rafael Peretz menyuarakan dukungan untuk apa yang ia sebut sebagai "terapi konversi" gay. Sikap menteri tersebut memicu kemarahan dari kelompok-kelompok pro lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di dalam dan luar negeri yang menyerukan agar Peretz dipecat.

Terapi konversi yang dimaksud menteri tersebut adalah upaya untuk mengubah orientasi seksual atau identitas gender melalui psikologis, spiritual dan, dalam kasus-kasus ekstrem melalui sarana fisik. Metode itu dikecam oleh asosiasi kesehatan profesional seperti American Medical Association karena berpotensi berbahaya.

Selain menjabat menteri pendidikan, Rafael Peretz dikenal sebagai seorang rabi Ortodoks dan Ketua Partai Serikat Kanan yang ultranasionalis. Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Channel 12, Peretz yakin terapi konversi dapat bekerja.

"Saya memiliki keakraban yang sangat mendalam dengan masalah pendidikan, dan saya juga telah melakukan ini," katanya, yang dikutip Reuters, Minggu (14/7/2019).

Dia memberi contoh tentang seorang pria gay yang dia tangani. "Pertama-tama, saya memeluknya. Saya mengatakan hal-hal yang sangat hangat kepadanya. Saya mengatakan kepadanya; 'Mari kita berpikir. Mari kita belajar. Dan mari kita renungkan'. Tujuannya adalah pertama-tama baginya untuk mengenal dirinya dengan baik...dan kemudian dia akan memutuskan," paparnya.

Pernyataan itu memicu kehebohan di dalam negeri. Gara-gara sikap menteri tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dituding pemerintahannya telah memungkinkan indoktrinasi Ortodoks. Padahal, pemerintah Netanyahu selama ini mengidentifikasi diri sebagai pemerintah sekuler.

Israel LGBT Task Force, sebuah kelompok advokasi hak-hak LGBT, menuntut Peretz dipecat. Menurut kelompok tersebut, pandangan menteri itu sempit.

Tak lama setelah wawancara menteri tersebut ditayangkan pada akhir Sabat Yahudi, Netanyahu mengaku telah berbicara dengan Peretz untuk klarifikasi.

"Pernyataan menteri pendidikan mengenai komunitas kebanggaan itu tidak dapat saya terima dan tidak mencerminkan posisi pemerintah yang saya pimpin," kata PM Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

Ini adalah kontroversi kedua yang dibuat Peretz dalam waktu kurang dari seminggu. Sebelumnya, dia memberi tahu sesama anggota Kabinet Israel bahwa perkawinan campuran antara Yahudi dan non-Yahudi di kalangan diaspora sama halnya dengan "Holocaust kedua".

Komparasi itu memicu kemarahan di kalangan orang-orang Yahudi Amerika Serikat (AS) yang sebagian besar non-Ortodoks. Komentar Peretz ini juga dikecam Anti-Defamation League, kelompok Yahudi anti-Holocaust.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5251 seconds (0.1#10.140)