7 Bom Nuklir Mengerikan di Dunia yang Pernah Diledakkan
A
A
A
JAKARTA - DUNIA mengingat Amerika Serikat (AS) sebagai pembuat malapetaka ketika menjatuhkan dua bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada akhir-akhir Perang Dunia II. Bom Little Boy dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 menewaskan sekitar 146.000 jiwa. Kemudian bom Fat Man dijatuhkan di Nagasaki pada 9 Agustus 1945 dengan korban jiwa sekitar 80.000 jiwa.
Bom atom Little Boy berkekuatan 13 kiloton TNT. Sedangkan bom Fat Man berkekuatan 21 kiloton. Meski memakan korban jiwa sebanyak itu, kedua bom atom Amerika itu bukanlah satu-satunya senjata nuklir terkuat yang pernah diledakkan di dunia. Ada bom nuklir yang lebih mengerikan yang pernah diledakkan, namun dalam misi uji coba.
Dalam menyambut ulang tahun ke-7, SINDOnews.com menyuguhkan ulasan tujuh bom nuklir mengerikan di dunia yang pernah diledakkan. Berikut rinciannya;
1. Tsar Bomba
Foto/Army_technology
Nama lain: Bom hidrogen RDS-220
Kekuatan: 50 Megaton
Bom hidrogen RDS-220 tercatat sebagai bom termo nuklir terbesar dan paling kuat yang pernah dibuat. Bom ini diledakkan oleh Uni Soviet pada 30 Oktober 1961 di Pulau Novaya Zemlya di Laut Arktik Rusia.
Bom hidrogen tersebut dijatuhkan oleh pesawat pengebom Tu-95 menggunakan parasut retardasi jatuh berukuran besar. Ledakan terjadi 4km di atas tanah dengan kekuatan 50 Megaton (Mt), yang diyakini setara dengan daya ledak dari 3.800 ledakan simultan bom Hiroshima.
Tsar Bomba meledak dalam tiga tahap, tidak seperti senjata termonuklir normal yang meledak hanya dalam dua tahap. Penambahan tahap ketiga meningkatkan daya ledak termonuklir.
2. Bom B-41
Foto/National Museum of the United States Air Force
Nama lain: Bom Mark-41 (Mk-41)
Kekuatan: 25 Megaton
B41 atau Mk-41 adalah senjata termonuklir paling kuat yang pernah dikirimkan oleh Amerika Serikat. Ada sekitar 500 bom jenis ini yang diproduksi antara tahun 1960 hingga 1962, dan tetap beroperasi hingga Juli 1976.
Pengembangan Mk-41 dimulai pada tahun 1955 guna memenuhi persyaratan Angkatan Udara AS untuk Kelas B (10.000lb atau pound), senjata termonuklir hasil tinggi. Prototipe-nya diuji coba selama Operasi Hardtack Tahap I pada tahun 1958.
Senjata termonuklir ini juga merupakan bom nuklir tiga tahap dengan pendukung utama deuterium-tritium dan diyakini menggunakan bahan bakar deuterida Lithium-6 (pengayaan 95%) untuk tahap fusi. Dua versi telah diproduksi, yakni versi "bersih" (timbal terbungkus pada tahap ketiga) dan versi "kotor" (terbungkus uranium). Kedua versi ini dijatuhkan dengan melampirkan dua parasut untuk meledakkannnya.
3. TX-21 "Shrimp"
Foto/Hyperactive
Nama lain: Castle Bravo
Kekuatan: 14,8 Megaton
Senjata termonuklir TX-21 "Shrimp" diledakkan oleh AS pada 1 Maret 1954 selama uji coba senjata nuklir di Bikini Atoll di Kepulauan Marshall. Bom ini menghasilkan kekuatan ledakan 14,8 Megaton.
TX-21 juga merupakan varian skala kecil dari senjata termonuklir TX-17 yang pertama kali diuji coba selama latihan Castle Romeo pada tahun 1954, dan menggunakan bahan bakar fusi lithium deuteride. Bahan bakar untuk bom hidrogen dua tahap ini terdiri dari 37 persen hingga 40 persen deuterida diperkaya Lithium-6 yang terkurung dalam tamper uranium alami.
TX-21 meledak 7 kaki di atas permukaan tanah dan kejatuhan radioaktif tersebar di lebih dari 11.000 km persegi. Ledakan itu menyebarkan zat radioaktif di beberapa bagian Asia, Australia, AS, dan Eropa.
4. Mk-17
Foto/National Museum of Nuclear Science and History
Nama lain: EC-17
Kekuatan: 10 Megaton hingga 15 Megaton
Mk-17, yang beratnya di atas 18 ton, adalah senjata termonuklir terberat yang pernah dibuat oleh AS. Itu juga bom hidrogen operasional pertama Angkatan Udara AS. Mk-17 memiliki kekuatan ledakan yang diperkiraan antara 10 Megaton hingga 15 Megaton.
Sekitar 200 unit bom Mk-17 diproduksi pada 1955 dan bom itu dipensiunkan dari layanan Angkatan Udara AS (USAF) pada 1957. Bom besar dan berat itu memiliki bobot 41.400 pound.
Bom itu dijatuhkan dari udara oleh pesawat pengebom B-36 menggunakan parasut 64 kaki untuk menunda jatuhnnya sehingga pesawat memiliki waktu tambahan untuk melarikan diri dari dampak ledakan.
5. Mk-24
Foto/Wikimedia.org
Nama lain: B-24
Kekuatan: 10 Megaton hingga 15 Megaton
Bom termonuklir Mk-24, yang merupakan salah satu senjata nuklir paling kuat yang dibangun oleh AS, dirancang berdasarkan perangkat uji Yankee. Mk-24 diproduksi dalam sejumlah konfigurasi dengan kekuatan eksplosif mulai dari 10 Megaton hingga 15 Megaton.
MK-24 memiliki penampilan yang mirip dengan bom termonuklir Mk-17. AS memproduksi 105 unit Mk-24 antara tahun 1954 hingga 1955. Senjata itu akhirnya pensiun dari layanan USAF pada tahun 1956.
Prototipe yang dikerahkan dari Mk-24—dikenal sebagai EC-24—diuji pada 5 Mei 1954 selama uji Yankee menghasilkan ledakan 13,5 megaton.
6. Ivy Mike
Foto/Nuclear Weapon Archieve
Kekuatan: 10,4 Megaton
Bom hidrogen Ivy Mike didasarkan pada perangkat termonuklir yang didemonstrasikan selama Uji George yang dilakukan oleh AS pada tanggal 9 Mei 1951 sebagai bagian dari seri Operation Greenhouse dari empat uji peledakan perangkat nuklir. Uji Ivy Mike menghasilkan ledakan 10,4 Megaton, 700 kali dari kekuatan ledakan senjata nuklir yang dijatuhkan AS di Hiroshima.
Perangkat ini memiliki panjang 6 meter dan diameter 2 meter dan beratnya 82 ton. Itu bukan senjata yang bisa dikirim dan hanya digunakan untuk memvalidasi konsep senjata nuklir. Varian yang disederhanakan dan lebih ringan, yang dikenal sebagai EC-16, dikembangkan kemudian.
Senjata nuklir tersebut menggunakan perangkat ledakan yang mirip dengan bom "Fat Man", yang meledak di Nagasaki, untuk mengaktifkan deuterium cair yang didinginkan.
7. Mk-36
Foto/Wikipedia
Kekuatan Ledakan: 10 Megaton
Mk-36 adalah bom termonuklir dua tahap yang menggunakan fusi multi-tahap untuk menghasilkan kekuatan ledakan hingga 10 Megaton. Dua versinya, Y1 dan Y2, telah diproduksi.
Mk-36 adalah varian dari Mark 21 yang di-upgrade, yang merupakan turunan persenjataan dari perangkat "Shrimp". AS memproduksi 940 unit bom Mk-36 selama 1956-1958 dan mengubah 275 bom menjadi Mk-21.
Mk-36 dirancang untuk dijatuhkan dari udara menggunakan dua parasut. Semua bom nuklir Mk-36 dipensiunkan pada tahun 1962 dan digantikan oleh bom nuklir B-41.
Sumber: Diolah dari laporan laman army-technology.
Bom atom Little Boy berkekuatan 13 kiloton TNT. Sedangkan bom Fat Man berkekuatan 21 kiloton. Meski memakan korban jiwa sebanyak itu, kedua bom atom Amerika itu bukanlah satu-satunya senjata nuklir terkuat yang pernah diledakkan di dunia. Ada bom nuklir yang lebih mengerikan yang pernah diledakkan, namun dalam misi uji coba.
Dalam menyambut ulang tahun ke-7, SINDOnews.com menyuguhkan ulasan tujuh bom nuklir mengerikan di dunia yang pernah diledakkan. Berikut rinciannya;
1. Tsar Bomba
Foto/Army_technology
Nama lain: Bom hidrogen RDS-220
Kekuatan: 50 Megaton
Bom hidrogen RDS-220 tercatat sebagai bom termo nuklir terbesar dan paling kuat yang pernah dibuat. Bom ini diledakkan oleh Uni Soviet pada 30 Oktober 1961 di Pulau Novaya Zemlya di Laut Arktik Rusia.
Bom hidrogen tersebut dijatuhkan oleh pesawat pengebom Tu-95 menggunakan parasut retardasi jatuh berukuran besar. Ledakan terjadi 4km di atas tanah dengan kekuatan 50 Megaton (Mt), yang diyakini setara dengan daya ledak dari 3.800 ledakan simultan bom Hiroshima.
Tsar Bomba meledak dalam tiga tahap, tidak seperti senjata termonuklir normal yang meledak hanya dalam dua tahap. Penambahan tahap ketiga meningkatkan daya ledak termonuklir.
2. Bom B-41
Foto/National Museum of the United States Air Force
Nama lain: Bom Mark-41 (Mk-41)
Kekuatan: 25 Megaton
B41 atau Mk-41 adalah senjata termonuklir paling kuat yang pernah dikirimkan oleh Amerika Serikat. Ada sekitar 500 bom jenis ini yang diproduksi antara tahun 1960 hingga 1962, dan tetap beroperasi hingga Juli 1976.
Pengembangan Mk-41 dimulai pada tahun 1955 guna memenuhi persyaratan Angkatan Udara AS untuk Kelas B (10.000lb atau pound), senjata termonuklir hasil tinggi. Prototipe-nya diuji coba selama Operasi Hardtack Tahap I pada tahun 1958.
Senjata termonuklir ini juga merupakan bom nuklir tiga tahap dengan pendukung utama deuterium-tritium dan diyakini menggunakan bahan bakar deuterida Lithium-6 (pengayaan 95%) untuk tahap fusi. Dua versi telah diproduksi, yakni versi "bersih" (timbal terbungkus pada tahap ketiga) dan versi "kotor" (terbungkus uranium). Kedua versi ini dijatuhkan dengan melampirkan dua parasut untuk meledakkannnya.
3. TX-21 "Shrimp"
Foto/Hyperactive
Nama lain: Castle Bravo
Kekuatan: 14,8 Megaton
Senjata termonuklir TX-21 "Shrimp" diledakkan oleh AS pada 1 Maret 1954 selama uji coba senjata nuklir di Bikini Atoll di Kepulauan Marshall. Bom ini menghasilkan kekuatan ledakan 14,8 Megaton.
TX-21 juga merupakan varian skala kecil dari senjata termonuklir TX-17 yang pertama kali diuji coba selama latihan Castle Romeo pada tahun 1954, dan menggunakan bahan bakar fusi lithium deuteride. Bahan bakar untuk bom hidrogen dua tahap ini terdiri dari 37 persen hingga 40 persen deuterida diperkaya Lithium-6 yang terkurung dalam tamper uranium alami.
TX-21 meledak 7 kaki di atas permukaan tanah dan kejatuhan radioaktif tersebar di lebih dari 11.000 km persegi. Ledakan itu menyebarkan zat radioaktif di beberapa bagian Asia, Australia, AS, dan Eropa.
4. Mk-17
Foto/National Museum of Nuclear Science and History
Nama lain: EC-17
Kekuatan: 10 Megaton hingga 15 Megaton
Mk-17, yang beratnya di atas 18 ton, adalah senjata termonuklir terberat yang pernah dibuat oleh AS. Itu juga bom hidrogen operasional pertama Angkatan Udara AS. Mk-17 memiliki kekuatan ledakan yang diperkiraan antara 10 Megaton hingga 15 Megaton.
Sekitar 200 unit bom Mk-17 diproduksi pada 1955 dan bom itu dipensiunkan dari layanan Angkatan Udara AS (USAF) pada 1957. Bom besar dan berat itu memiliki bobot 41.400 pound.
Bom itu dijatuhkan dari udara oleh pesawat pengebom B-36 menggunakan parasut 64 kaki untuk menunda jatuhnnya sehingga pesawat memiliki waktu tambahan untuk melarikan diri dari dampak ledakan.
5. Mk-24
Foto/Wikimedia.org
Nama lain: B-24
Kekuatan: 10 Megaton hingga 15 Megaton
Bom termonuklir Mk-24, yang merupakan salah satu senjata nuklir paling kuat yang dibangun oleh AS, dirancang berdasarkan perangkat uji Yankee. Mk-24 diproduksi dalam sejumlah konfigurasi dengan kekuatan eksplosif mulai dari 10 Megaton hingga 15 Megaton.
MK-24 memiliki penampilan yang mirip dengan bom termonuklir Mk-17. AS memproduksi 105 unit Mk-24 antara tahun 1954 hingga 1955. Senjata itu akhirnya pensiun dari layanan USAF pada tahun 1956.
Prototipe yang dikerahkan dari Mk-24—dikenal sebagai EC-24—diuji pada 5 Mei 1954 selama uji Yankee menghasilkan ledakan 13,5 megaton.
6. Ivy Mike
Foto/Nuclear Weapon Archieve
Kekuatan: 10,4 Megaton
Bom hidrogen Ivy Mike didasarkan pada perangkat termonuklir yang didemonstrasikan selama Uji George yang dilakukan oleh AS pada tanggal 9 Mei 1951 sebagai bagian dari seri Operation Greenhouse dari empat uji peledakan perangkat nuklir. Uji Ivy Mike menghasilkan ledakan 10,4 Megaton, 700 kali dari kekuatan ledakan senjata nuklir yang dijatuhkan AS di Hiroshima.
Perangkat ini memiliki panjang 6 meter dan diameter 2 meter dan beratnya 82 ton. Itu bukan senjata yang bisa dikirim dan hanya digunakan untuk memvalidasi konsep senjata nuklir. Varian yang disederhanakan dan lebih ringan, yang dikenal sebagai EC-16, dikembangkan kemudian.
Senjata nuklir tersebut menggunakan perangkat ledakan yang mirip dengan bom "Fat Man", yang meledak di Nagasaki, untuk mengaktifkan deuterium cair yang didinginkan.
7. Mk-36
Foto/Wikipedia
Kekuatan Ledakan: 10 Megaton
Mk-36 adalah bom termonuklir dua tahap yang menggunakan fusi multi-tahap untuk menghasilkan kekuatan ledakan hingga 10 Megaton. Dua versinya, Y1 dan Y2, telah diproduksi.
Mk-36 adalah varian dari Mark 21 yang di-upgrade, yang merupakan turunan persenjataan dari perangkat "Shrimp". AS memproduksi 940 unit bom Mk-36 selama 1956-1958 dan mengubah 275 bom menjadi Mk-21.
Mk-36 dirancang untuk dijatuhkan dari udara menggunakan dua parasut. Semua bom nuklir Mk-36 dipensiunkan pada tahun 1962 dan digantikan oleh bom nuklir B-41.
Sumber: Diolah dari laporan laman army-technology.
(mas)