Korban Tewas Bom Kembar Pangkalan Militer Filipina Jadi 8
A
A
A
MANILA - Korban tewas dalam ledakan kembar hari Jumat di sebuah kamp militer di provinsi Sulu, Filipina selatan, telah mencapai delapan orang. Hal itu dikatakan oleh pejabat militer Filipina.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina-Mindanao Barat, Mayor Arvin Encinas mengatakan kepada radio setempat bahwa di antara delapan yang tewas, tiga adalah tentara, tiga adalah warga sipil, dan dua adalah pelaku pemboman. Dua belas lainnya terluka dalam ledakan itu.
Encinas mengatakan, pembom pertama berusaha meledakkan bahan peledak yang ditempel di tubuhnya di dekat gerbang, menewaskan tiga tentara yang menjaga gerbang. Pembom lainnya berusaha masuk ke dalam gerbang dan meledakkan dirinya, melukai 12 tentara lainnya.
Letnan Kolonel Angkatan Darat Ramon Zagala menyalahkan serangan itu kepada kelompok bersenjata Abu Sayyaf yang terkenal karena melakukan penculikan demi tebusan, pemboman, penyergapan personel keamanan di Mindanao, Filipina selatan.
"Serangan ini dimaksudkan untuk mengganggu tempo operasi keamanan yang intensif setelah serangkaian keuntungan operasional baru-baru ini di daerah itu," kata Zagala.
"Kami berjanji untuk menanggapi dengan tekad yang kuat," imbuhnya seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (29/6/2019).
Kelompok Abu Sayyaf, diperkirakan memiliki 400 anggota. Kelompok ini beroperasi di perairan lepas pantai barat Pulau Mindanao di Filipina selatan, terutama di provinsi Kepulauan Sulu.
Negara Islam mengaku bertanggung jawab atas serangan itu tetapi klaim itu tidak dapat diverifikasi dan penyelidikan masih berlangsung.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina-Mindanao Barat, Mayor Arvin Encinas mengatakan kepada radio setempat bahwa di antara delapan yang tewas, tiga adalah tentara, tiga adalah warga sipil, dan dua adalah pelaku pemboman. Dua belas lainnya terluka dalam ledakan itu.
Encinas mengatakan, pembom pertama berusaha meledakkan bahan peledak yang ditempel di tubuhnya di dekat gerbang, menewaskan tiga tentara yang menjaga gerbang. Pembom lainnya berusaha masuk ke dalam gerbang dan meledakkan dirinya, melukai 12 tentara lainnya.
Letnan Kolonel Angkatan Darat Ramon Zagala menyalahkan serangan itu kepada kelompok bersenjata Abu Sayyaf yang terkenal karena melakukan penculikan demi tebusan, pemboman, penyergapan personel keamanan di Mindanao, Filipina selatan.
"Serangan ini dimaksudkan untuk mengganggu tempo operasi keamanan yang intensif setelah serangkaian keuntungan operasional baru-baru ini di daerah itu," kata Zagala.
"Kami berjanji untuk menanggapi dengan tekad yang kuat," imbuhnya seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (29/6/2019).
Kelompok Abu Sayyaf, diperkirakan memiliki 400 anggota. Kelompok ini beroperasi di perairan lepas pantai barat Pulau Mindanao di Filipina selatan, terutama di provinsi Kepulauan Sulu.
Negara Islam mengaku bertanggung jawab atas serangan itu tetapi klaim itu tidak dapat diverifikasi dan penyelidikan masih berlangsung.
(ian)